Traumatic brain injury (TBI) continues to be a major contributor to morbidity, disability, and mortality in all age groups. Initial brain damage is accompanied by acute and irreversible primary damage to the parenchyma, while subsequent secondary brain damage often progresses slowly over months to years, thus providing a window for therapeutic intervention. The most frequent case which happened is excessive oxidative stress and calcium release after brain injury. Although some traditional antioxidants have been clinically approved, the efficacy is far from satisfactory due to their low ROS-scavenging efficiency, instability, toxicity, or inadequate penetration of the blood-brain barrier. Moreover, the combination of Nanozyme based-bandage with Pt/CeO2 atom catalysis with electrospinning nanofibers N-type voltage-gated calcium channel blocker (SNX-185) is predicted to be as promising as a potential novel to reduce secondary injury of TBI. Therefore, the duo could cut down morbidity and mortality rates because of TBI in the future, noninvasively.
WHO (World Health Organization) telah menetapkan wabah COVID-19 sebagai pandemi tingkat global karena tingkat penyebaran COVID-19 yang sangat cepat hampir ke seluruh dunia. Protokol kesehatan seperti menjaga jarak, mencuci tangan, dan rutin menggunakan masker menjadi langkah untuk meminimalkan penyebaran virus COVID-19. Penggunaan masker menjadi kebiasaan baru yang erat dengan keseharian setiap orang saat ini. Masker yang dipakai dalam jangka waktu yang lama ternyata dapat menimbulkan beberapa permasalahan pada kulit seperti jerawat, dermatitis, kemerahan dan pigmentasi pada wajah. Keluhan kulit yang paling banyak terjadi pada tenaga kesehatan yang menggunakan masker adalah akne. Oleh sebab itu, kami memilih topik tersebut dengan tujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai cara menjaga kesehatan kulit di masa pandemi dan bagaimana pencegahan serta penatalaksanaan mask-acne. Dalam masa pandemi, upaya untuk melakukan edukasi kepada masyarakat dilakukan dengan memanfaatkan fitur Instagram Live yang dapat mempermudah masyarakat untuk menjangkau informasi dan menjadi media platform yang banyak digunakan oleh masyarakat. Metode edukasi ini dilakukan secara daring dengan menggunakan platform sosial media Instagram yang dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali intervensi. Intervensi pertama kami melakukan kuis fakta dan mitos seputar kesehatan kulit dan mask-acne dengan total 868 responden, serta melakukan pre-test yang diisi oleh 50 responden. Intervensi kedua adalah melakukan Instagram Live berupa talkshow atau QnA bersama dermatovenereologist FK UNAIR/RSUD Dr. Soetomo Surabaya, dengan penonton sejumlah 267 pengguna dan telah ditonton ulang sebanyak 263 pengguna. Pada intervensi akhir, terdapat sesi post-test yang diisi oleh 50 responden yang didapatkan peningkatan hasil nilai terhadap pemahaman topik. Evaluasi kegiatan ini didapatkan dari kuesioner yang dibagikan kepada para peserta dan menunjukkan mayoritas responden memberikan umpan balik yang sangat baik terhadap materi yang dibawakan (58-68%), kesesuaian materi terhadap kondisi pandemi (60-70%), serta kebermanfaatan acara (68-74%).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.