Human-driven translocations of species have diverse evolutionary consequences such as promoting hybridization between previously geographically isolated taxa. This is well-illustrated by the solitary tunicate, Ciona robusta, native to the North East Pacific and introduced in the North East Atlantic. It is now co-occurring with its congener C. intestinalis in the English Channel, and C. roulei in the Mediterranean Sea. Despite their long allopatric divergence, first and second generation crosses showed a high hybridization success between the introduced and native taxa in the laboratory. However, previous genetic studies failed to provide evidence of recent hybridization between C. robusta and C. intestinalis in the wild. Using SNPs obtained from ddRAD-sequencing of 397 individuals from 26 populations, we further explored the genome-wide population structure of the native Ciona taxa. We first confirmed results documented in previous studies, notably i) a chaotic genetic structure at regional scale, and ii) a high genetic similarity between C. roulei and C. intestinalis, which is calling for further taxonomic investigation. More importantly, and unexpectedly, we also observed a genomic hotspot of long introgressed C. robusta tracts into C. intestinalis genomes at several locations of their contact zone. Both the genomic architecture of introgression, restricted to a 1.5 Mb region of chromosome 5, and its absence in allopatric populations suggest introgression is recent and occurred after the introduction of the non-indigenous species. Overall, our study shows that anthropogenic hybridization can be effective in promoting introgression breakthroughs between species at a late stage of the speciation continuum.
Penelitian ini dilatar belakangi banyaknya limbah ampas tahu yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat hannya sebagai limbah yang terbuang, dengan adanya penelitian ini mencoba menggunakan bioaktivator mikroorganisme nasi basi sebagai bahan fermentasi. Tujuan penelitian ini adalah: 1).Mengamati sifat fisik pembuatan pupuk organik padat (Kompos). 2).Menganalisa kandungan unsur hara pupuk organik padat N, P, K, C-organik, C/N Rasio dan pH. 3).Membandingkan hasil unsur hara Standar Mutu Pupuk Organik padat Peraturan Menteri Pertanian syarat kompos nomor 261/Permentan/SR.310/4/2019SNI 2019. 4).Penghitungan lama waktu jadinya pupuk organik padat dari limbah ampas tahu. Dari hasil penelitian ini Sifat fisik pupuk organik padat setelah matang adalah: suhu mencapai 26◦C, terjadi perubahan warna yang awalnya putih berubah menjadi coklat tua serta tidak beraroma menyerupai warna tanah. Hasil analisis kandungan unsur hara makro untuk perlakuan T1 adalah sebesar N 2.123 %, C-Organik 41.768, C/N rasio 19.675 % pH.5.69 dan Unsur hara perlakuan T2 yaitu C-Organik 44.304, C/N rasio 23.344% dan pH.5.78, sudah memenuhi Standar Mutu Pupuk Organik padat Peraturan Menteri Pertanian syarat kompos nomor 261/Permentan/SR.310/4/2019, sedangkan unsur hara perlakuan T1 yaitu P 0.034 %, K 0.033 %, dan unsur hara perlakuan T2 yaitu N 1.898 %, P 0.029 %, K 0.019 % belum memenuhi standar Permentan pupuk kompos padat nomor 261/Permentan/SR.310/4/2019. Lama waktu proses pembuatan pupuk organik padat limbah ampas tahu T2 matang di hari ke-15 lebih cepat dari T1 yang matang di hari ke-18.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum maksimalnya penerapan penggunaan Alat Pelindung Diri di perusahaan kelapa sawit khususnya bagi karyawan pemupukan. Dari proses kegiatan pemupukan tersebut, terdapat potensi bahaya yang dapat terjadi pada karyawan pemupukan pada saat bekerja dengan tingkat pengetahuan karyawan pemupukan terhadap APD akan sangat berpengaruh dalam penerapan penggunaan APD pada saat bekerja dan perlu adanya pengendalian memberikan kesadaran dan juga pelatihan K3 bagi pekerja. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi dan mendeskripsikan karakteristik karyawan seperti usia, pendidikan, jenis kelamin dan pengalaman bekerja. Kemudian mengetahui tingkat kategori pengetahuan karyawan pupuk dalam penerapan APD dan mengetahui tingkat penerapan APD karyawan dalam bekerja. Pengumpulan data yang digunakan yaitu metode observasi, wawancara, kuesioner, dokumen perusahaan dan berupa jurnal terkait penelitian. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian tentang karakteristik yaitu karakteristik responden usia pekerja yang terbanyak pada usia 32-<46 tahun. Karakteristik tingkat pendidikan dengan persentase tertinggi sebesar 57% pada tingkat SD, dan karakteristik jenis kelamin karyawan pemupukan 100% perempuan dan karakteristik lama bekerja dengan persentase tertinggi sebesar 79% berkisar antara 10-<14 tahun. Hasil tabulasi pengetahuan APD tenaga kerja pemupukan termasuk dalam kategori cukup tahu dengan skor 537, jadi dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tenaga kerja pemupukan termasuk dalam pengetahuan cukup tahu atau cukup baik. Dan hasil tingkat penerapan penggunaan APD yang tertinggi yaitu sepatu boot 100%, celemek/apron 100%, sarung tangan karet 86%, sarung tangan kain 71%, masker 64% untuk kacamata dengan persentase 0%. Kasus kecelakaan kerja terjadi pada bulan September sampai dengan bulan November pada tahun 2021 sejumlah 10 kali kejadian. Pemenuhan APD dengan kebutuhan 14 tersedia 26 dan lebih 12.
Panel discussion on vaccination, acute anaplasmosis, bovine leukemia, and F-1 longhorn cross heifer.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.