ABSTRAKBerfikir kemudian bertindak merupakan cerminan kedewasaan yang ditunjukkan oleh seorang pemimpin. Semakin kompleks permasalahan dalam sebuah instansi tentu akan menempa jiwa kepemimpinan seseorang. Kematangan berfikir akan tumbuh berkembang seiring dengan keilmuan dan pengalaman. Namun, sebuah kompetensi bagi seorang kepala sekolah dapat dilatih dan diasah. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sosial-emosional bagi kepala sekolah penggerak di Kabupaten Asahan. Adapun metode yang digunakan untuk mencapai tujuan pengabdian ini adalah dengan melalui lokakarya. Pada tahapan pelaksanaannya tim peneliti menyampaikan materi dengan metode andragogy atau pembelajaran bagi orang dewasa. Tahapan pelaksanaan kegiatan dimulai dengan konsep mulai dari diri, ekplorasi konsep, ruang kolaborasi, refleksi terbimbing, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman dan koneksi antar materi. Melalui tahapan tersebut para kepala sekolah penggerak dapat memahami kompetensi sosial-emosional yang meliputi kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan relasi dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab. Kata kunci: kompetensi; sosial-emosional; sekolah penggerak; lokakarya. ABSTRACTThinking then acting is a reflection of the maturity shown by a leader. The more complex the problems in an agency will certainly forge a person's leadership spirit. Maturity of thinking will grow along with knowledge and experience. However, a competency for a school principal can be trained and honed. This service aims to improve the socio-emotional competence of principals of movement schools in Asahan District. The method used to achieve this service goal is through workshops. At the implementation stage, the research team delivered material using the andragogy method or learning for adults. The stages of implementing the activity begin with concepts ranging from self, concept exploration, collaboration space, guided reflection, contextual demonstration, elaboration of understanding and connections between materials. Through these stages, the principals of driving schools can understand social-emotional competencies which include self-awareness, self-management, social awareness, relationship skills and responsible decision-making. Keywords: competence; socio-emotional; movement of school; workshop.
ABSTRAKPerubahan dalam melakukan pembelajaran seringkali diawali dengan evaluasi dari kegiatan yang sudah dilakukan. Hasil evaluasi memberikan sumbangan dalam proses membuat strategi baru pada metode pembelajaran. Seorang guru dapat membuat sebuah konsep dan metode yang akan diterapkan berdasarkan hasil refleksi pada kelas tertentu. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pelatihan metode refleksi bagi guru-guru atau komite pembelajaran pada sekolah penggerak di Kabupaten Asahan. Adapun metode yang digunakan untuk mencapai tujuan pengabdian ini adalah dalam bentuk lokakarya. Pada tahapan pelaksanaannya penyampaian materi dilakukan secara andragogy atau pembelajaran bagi orang dewasa dengan melalui tiga tahapan. (1) Pada awal kegiatan peserta diajak untuk melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang sudah dilakukan, yaitu dengan cara mengisi lembar kerja pertama. (2) Pada lembar kerja kedua, peserta diminta untuk melakukan refleksi sesuai dengan materi tentang refleksi dengan menggunakan metode refleksi. (3) Kemudian, pada lembar kerja ketiga, peserta menyusun rencana moderasi untuk pelaksanaan refleksi yang ideal dalam proses pembelajaran atau fasilitasi. Berdasarkan tiga tahapan tersebut, peserta pelatihan mempunyai paradigma baru bahwa kegiatan refleksi dapat melahirkan sebuah konsep yang lebih efektif dalam kegiatan yang sama. Selain itu, peserta juga telah mampu melakukan refleksi terhadap kegiatan yang dilakukannya sebagai fasilitator pembelajaran dan lainnya. Kata kunci: evaluasi; refleksi; sekolah penggerak; paradigma baru. ABSTRACTChanges in learning often begin with an evaluation of the activities that have been carried out. The results of the evaluation contribute to the process of making new strategies for learning methods. A teacher can create a concept and method that will be applied based on the results of reflection in a particular class. This service activity aims to provide training on reflection methods for teachers or learning committees at driving schools in Asahan Regency. The method used to achieve this service goal is in the form of a workshop. At the implementation stage, the delivery of material is carried out in andragogy or learning for adults through three stages. (1) At the beginning of the activity, participants are invited to reflect on the learning process that has been carried out, namely by filling out the first worksheet. (2) In the second worksheet, participants are asked to reflect according to the material on reflection using the reflection method. (3) Then, on the third worksheet, participants prepare a moderation plan for the ideal implementation of reflection in the learning or facilitation process. Based on these three stages, the training participants have a new paradigm that reflection activities can give birth to a more effective concept in the same activity. In addition, participants have also been able to reflect on their activities as learning facilitators and others. Keywords: evaluation; reflection; driving school; new paradigm.
Kegiatan pembelajaran yang berkesan dan bermanfaat untuk peserta didik dapat diulang berkali-kali. Namun, untuk membuat pembelajaran yang berkesan sejumlah hambatan sering dihadapi oleh para pendidik. Padahal seyogianya, pengalaman seorang guru yang berhasil dengan metodenya dapat ditularkan kepada guru yang lain, sehingga metode dan trik mengajarnya bisa diadopsi oleh yang lain. Hambatan tersebut dapat muncul karena kurangnya kreativitas seorang guru untuk mendokumentasikan pengalamannya dalam melakukan praktek baik yang sudah dilakukannya. Jadi, pengabdian ini bertujuan untuk melakukan pendampingan guru sekolah penggerak untuk melakukan pendokumentasian sumber belajar. Oleh karena itu, metode yang dilakukan dalam pengabdian ini adalah pembelajaran orang dewasa dengan konsep tahapan mulai dari diri, ekplorasi konsep, ruang kolaborasi dan demonstrasi kontekstual dan evaluasi. Adapun hasil pengabdian menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan telah mengubah persepsi para guru sekolah penggerak tentang urgensi dokumentasi sumber belajar. Selain itu, melalui pengabdian ini, para guru sekolah penggerak juga telah mampu mendokumentasikan sejumlah sumber belajar yang berasal dari contoh praktek baik, pelatihan, video kegiatan, alat peraga dan dokumen belajar lainnya.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.