Tunggang air pasang surut dan muka laut rata-rata merupakan variabel penting pada oseanografi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan tunggang pasang surut dan muka laut rata-rata di perairan sekitar kota Bitung. Kisaran pasang surut dihitung dari perbedaan ketinggian tingkat pasang tinggi hingga surut terendah. Berarti permukaan laut diperoleh dengan menerapkan rumus Doodson filter dan metode admiralti. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata kisaran pasang surut di air perbani adalah 63,4 cm dan 155,2 cm pada pasang purnama. Permukaan laut rata-rata tahunan adalah 154,5 cm. Kata kunci: Bitung, pasang surut, muka laut rata-rata. Tidal range and mean sea level are important oceanographic variables. This research was carried out with the aim of describing tidal range and mean sea level in the waters around Bitung city. Tidal range was calculated from the differences in height of successive high and low tide levels. Mean sea level was obtained by applying filter Doodson formula and admiralty method. The results show that the average tidal range at neap tide was 63,4 cm and 155,2 cm at spring tide. The annual mean sea level was 154,5 cm. Keywords: Bitung, tidal range, mean sea level.
The purpose of this study was (1) to describe macrozoobenthos and calculate and analyze bio-indexes including density, diversity, domination, and proprietary macrozoobenthos genus found on the beach of Malalayang. (2) inform the condition of habitat sediment granulometry and related to various macrozoobenthos bio-indexes found on the Malalayang Beach. The results of the identification of macrozoobenthos types obtained from the entire research station have obtained macrozoobenthos taxa covering 3 classes, namely: Gastropoda classes include 5 genera, namely Melanella, Margarites, Frigidoalvania, Oenopot, and Cylichna, Crustacean class (2 genera: Pagurus and Hemigrapsus) and Polychaeta classes ( 1 genus: nais). Macrozoobenthos density at Station 1 and Station 3. Overall, station 1 has the highest average density of 29.33 ind./m2; Furthermore, Station 3 has an average density of 23 indv. /m2; And finally Station 2 with a density of 17.67 Ind. /m2. Based on the results of the test, it was concluded that none of the values of the macrozoobenthos diversity index at the research site showed that the H1 acceptance or can be said that the results of the t-test stated that all the recatient research tests were not significantly different meaning the diversity of the entire station tested had the same diversity. The dominance index also obtains values that indicate the condition of the lack of dominance from certain macrozoobenthos genera at the research location.The volume index is obtained that the community is in a stable condition only found at Station 3, namely the rear graduation area in the Malalayang River estuary. Communities that are in depressed conditions are found in the graduation land of station 1 and station 3, as well as the rearstal land of station 2. Other areas obtained by the community are in unstable conditionsThe sediment composition that looks for files to stations at the research site displays diverse conditions. In general, through the graph of the sediment composition produced, at station 1 can be said to have decreased grain size towards land. Physical at Station 2, on the contrary, experienced an increase in a more rough (gravel) sediment on the middle and rear land, and at station 3, the center of the center looks composed of sediments that have a rough size.Keywords: intertidal; macrobenthos; sediment AbstrakTujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan makrozoobenthos serta menghitung dan menganalisis bioindeks meliputi kepadatan, keanekaragaman, dominasi, dan kemerataan genus makrozoobenthos yang terdapat di Pantai Malalayang. (2) Menginformasikan kondisi granulometri sedimen habitat dan kaitannya dengan berbagai bioindeks makrozoobenthos yang terdapat di pantai Malalayang. Hasil identifikasi jenis-jenis makrozoobenthos yang diperoleh dari keseluruhan stasiun penelitian telah diperoleh taksa makrozoobenthos meliputi 3 kelas yaitu: Kelas Gastropoda meliputi 5 Genera yakni Melanella, Margarites, Frigidoalvania, Oenopotadan Cylichna, Kelas Crustacea (2 Genus: Pagurus dan Hemigrapsus) dan Kelas Polychaeta (1 Genus: Nais).Kepadatan makrozoobenthos pada Stasiun 1 dan Stasiun 3, Secara keseluruhan, Stasiun 1 memiliki rata-rata kepadatan tertinggi yaitu sebesar 29,33 ind./m2; selanjutnya Stasiun 3 memiliki kepadatan rata-rata 23 ind./m2; dan terakhir Stasiun 2 dengan kepadatan 17,67 ind./m2.Berdasarkan hasil uji_t diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada satupun dari nilai indeks keanekaragaman makrozoobenthos pada lokasi penelitian menunjukkan terima H1 atau dapat dikatakan hasil uji-t menyatakan bawha semua satisun penelitian yang di uji tidak berbeda nyata artinya keanekaragaman seluruh stasiun yang diuji mempunyai keanekaragaman sama. Indeks Dominansi juga memperoleh nilai-nilai yang menunjukkan kondisi tidak adanya dominasi dari genus makrozoobenthos tertentu pada lokasi penelitian.Indeks kemerataan diperoleh bahwa komunitas berada dalam kondisi stabil hanya terdapat pada Stasiun 3, yaitu area lahan gisik bagian belakang di muara Sungai Malalayang. Komunitas yang berada dalam kondisi tertekan, terdapat pada lahan gisik bagian depan Stasiun 1 dan Stasiun 3, serta lahan gisik bagian belakang Stasiun 2. Area lainnya diperoleh komunitas berada dalam kondisi yang labilKomposisi sedimen yang menghampari gisik pada stasiun-stasiun di lokasi penelitian menampilkan kondisi yang beragam. Secara umum, melalui grafik komposisi sedimen yang dihasilkan, pada Stasiun 1 dapat dikatakan terjadi penurunan ukuran butir ke arah darat. Gisik pada Stasiun 2, sebaliknya mengalami peningkatan sedimen berukuran lebih kasar (kerikil) pada lahan bagian tengah dan belakang, dan pada Stasiun 3, gisik bagian tengah tampak tersusun oleh sedimen yang memiliki ukuran kasar. Kata Kunci: intertidal; makrobenthos; sedimen
Arus merupakan proses pergerakan massa air menuju kesetimbangan yang menyebabkan perpindahan massa air secara horizontal dan vertikal. Penelitian ini diarahkan untuk mendeskripsikan arah dan kecepatan arus permukaan di perairan sekitar Pulau Bunaken serta menganalisis data kecepatan dan arah arus permukaan secara spasial dan temporal (saat pasang dan saat surut) di perairan sekitar Pulau Bunaken. Resultan kecepatan arus saat air bergerak pasang terukur berada pada kisaran 0,05 sampai 2,50 knot, sedangkan saat air bergerak surut berada pada kisaran 0,02 sampai 1,53 knot. Saat air bergerak pasang hampir 50% frekuensi kejadian resultan arusnya berkecepatan < 0,50 knot, saat air bergerak surut sekitar 50% frekuensi kejadiannya berada pada resultan kecepatan antara 0,50 sampai 1,00 knot. Frekuensi kejadian resultan arah arus saat air bergerak pasang terbanyak mengarah ke Timur, yaitu sebesar 27,27%. Saat air bergerak surut, resultan arah pergerakan arus terbanyak mengarah ke Tenggara, yaitu sebanyak 22,73%. Secara spasial, fluktuasi kecepatan dan arah arus perairan sekitar Pulau Bunaken yang terukur pada skala temporal yang singkat (30 detik) memperlihatkan kondisi relatif konstan. Hanya pada beberapa tempat tertentu memperlihatkan kejadian perubahan baik kecepatan dan arah arusnya.
Mangrove forest are typical forest growing on along coasts, river mouth saffected by tides. This study was conducted on April to September 2018 in Mantehage Island, Bunaken National Park, North Sulawesi. It was aimed to evaluate vegetation cover change during the period from 1995 to 2017 and to deskrip condition of mangrove vegetation at locations where the vegetation covers were identified to have been change. Image interpretation method and ground checks were applied in the study. RGB composite results of 473 1995 Landsat-5 images, RGB 453 of Landsat-7 images in 2005 and RGB 564 of Landsat-8 images in 2017 showed the area of mangrove vegetation cover in 1995, 2005 and 2017 respectively were 1333.95 ha, 1371.53 and 1383.21 ha. There was an increase in the area of mangrove vegetation cover in 1995-2005 covering an area of 37.58 ha and in the years 2005-2017 covering an area of 11.68 ha. In total there was an additional vegetation cover change of 49,26 ha for 22 years. Result from ground check indicated that the change in vegetation covers occurred at locations subjected to sedimentation, natural recovery at previous clear-cutting areas and area of artificial plantation. The phenomenan of mangrove diebach was found in the middle part between the two mainlands of Mantehage Island.Hutan mangrove merupakan tipe hutan yang khas dan tumbuh di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Penelitian ini dilakukan dari bulan April-September 2018 di Pulau Mantehage, Taman Nasional Bunaken, Sulawesi Utara dengan tujuan untuk mengevaluasi perubahan tutupan vegetasi mangrove di Pulau Mantehage dengan selang waktu 1995, 2005 dan 2017sertaMendeskripsikan kondisi vegetasi mangrove yang teridentifikasi mengalami perubahan tutupan. Penelitian dilakukan dengan metode interpretasi citra dan survei lapangan (Ground check). Hasil komposit RGB 473 citra Landsat-5 tahun 1995, RGB 453 citra Landsat-7 tahun 2005 dan RGB 564 citra Landsat-8 tahun 2017 menunjukkan luas tutupan vegetasi mangrove pada tahun 1995, 2005 dan 2017 secara berturut-turut adalah 1333,95 ha, 1371,53 dan 1383,21 ha. Terjadi penambahan luas tutupan vegetasi mangrove pada tahun 1995-2005 seluas 37,58 ha dan pada tahun 2005-2017 seluas 11,68 ha, jika dijumlahkan dalam kurun waktu 22 tahun terjadi penambahan luas tutupan vegetasi mangrove sebesar 49,26 ha. Hasil Ground Check di lapangan menunjukkan penambahan luas tutupan vegetasi mangrove terjadi pada lahan yang mengalami sedimentasi, lahan terbuka bekas penebangan yang mengalami pemulihan kembali dan pada lokasi tertentu yang ditanami secara artifisial. Fenomena mangrove dieback ditemukan di lokasi bagian tengah antara dua daratan Pulau Mantehage.
Gisik adalah salah satu bentuklahan yang dicirikan oleh material sedimen berupa pasir atau kerikil, gisik juga dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai tempat penambatan perahu para nelayan, industri perikanan, pariwisata, dan bangunan pemukiman di sekitar lahan gisik. Penelitian ini, dilakukan di pantai Tumpaan Kecamatan Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara, kawasannya tepat di teluk Amurang. Serangkaian penelitian ini dengan tujuan mengobservasi perubahan kemiringan lereng gisik terhadap sebaran kemiringan lereng serta deposisi dan erosi. Data diperoleh dengan menggunakan data primer atau diamati secara langsung, selanjutnya untuk mendapatkan data hasil penelitian dilakukan pengukuran kemiringan lereng gisik dengan menggunakan alat rakitan maupun alat portabel yang berupa water pas, tali, meteran. Sehubungan dengan pengukuran tersebut metode yang digunakan dalam kegiatan penelitian yaitu menerapkan metode deskriptif yang dilakukan berdasarkan tujuan, untuk menelaah perubahan morfometri lereng gisik pantai Tumpaan dalam dua waktu yang berbeda yaitu 19 Februari 2015 dan 12 September 2015. Data hasil pengukuran morfometri gisik, selanjutnya data diolah menggunakan komputer dengan perangkat lunak surfer 8 serta perangkat lunak Arc-Gis. Dengan Arc-Gis dapat dibaca nilai-nilai sebaran kemiringan lereng serta sebaran deposisi dan erosi pada lahan gisik yang di telaah. Berdasarkan data hasil pengolahan sebaran kemiringan lereng pada 19 Februari 2015 terkriteria lereng landai yaitu 26,96 % dan pada 12 September 2015 terkriteria lereng sangat miring yaitu 30,18 %. Sedangkan sebaran erosi 9053553,11 m3 dan deposisi 13440584,39 m3.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.