This study designed to determine the motivation components that most motivated students in learning torque and static equilibrium and the relationship of the motivation with students’ critical thinking skills on Torque and Static Equilibrium subject. The research was conduct in Senior High Scholl Laboratory State University of Malang. This study used correlational research design and using the Physics Motivation Questionnaire II (PMQ II) and Torque and Static Equilibrium Critical Thinking test as Instrument. The analysis showed that students have a weak motivation level in learning torque and statistic equilibrium. Grade motivation found to be the most motivating for students. The least motivated for students is Career Motivation. Researcher found that critical thinking skills correlate significantly with intrinsic motivation, grade motivation, and self-efficacy, but the relationship between critical thinking skills with self-determination and career motivation were not significant. However, the overall motivation has a significant correlation with students’ critical thinking skills.
AbstrakPada era 4.0 dan abad ke-21 kegiatan pembelajaran membutuhkan keterampilan berpikir kritis dan penyelesaian masalah untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir siswa dalam menyelesaikan soal dengan informasi yang kontradiksi. Partisipan pada penelitian ini adalah siswa kelas XII MA Unggulan Mamba’ul Huda. Instrumen pada penelitian ini menggunakan soal non rutin dengan informasi yang kontradiksi dan pedoman wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan proses berpikir siswa yang dapat menyelesaiakan soal dengan informasi yang kontradiksi yaitu dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: (1) understanding the problem (2) devising the plan (3) carrying the plan, dan (4) looking back. Dan proses berpikir siswa yang tidak dapat menyelesaikan soal dengan informasi yang kontradiksi melakukan langkah (1) understanding the problem dan (2) devising the plan. Pada langkah (3) carrying the plan dilaksanakan tetapi tidak sempurna dan untuk langkah (4) looking back tidak dilakukan.Kata kunci: proses berpikir; penyelesaian masalah; soal dengan informasi yang kontradiksi
Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan berpikir secara beralasan dan reflektif yang dapat mempengaruhi belajar siswa. Pada pembelajaran problem posing siswa dapat termotivasi untuk berpikir ktitis. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran problem posing. Penelitian ini dilakukan di MA Unggulan Mamba'ul Huda kelas XI MIA. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu soal tes dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan interpretasi, inferensi dan evaluasi memiliki nilai 80,05; 79,75; dan 78,17 dengan kriteria baik. Sedangkan kemampuan analisis memiliki nilai 68,18 dengan kriteria cukup. Kemampuan berpikir kritis siswa secara keseluruhan, pada kategori tinggi mencapai persentase 33,3 %, kategori sedang dengan persentase 44,5 % dan kategori rendah mencapai 22,2 %. PENDAHULUANPendidikan memiliki peranan penting dalam memajukan sebuah bangsa (Permanawati, Agoestanto, & Kurniasih 2018). Dengan pendidikan dapat memberikan bekal untuk bersaing dalam menghadapi perkembangan dunia (Hao & Gyöngyvér, 2018). Selain itu, pendidikan juga memberikan wawasan dan pengalaman kepada seseorang (Jauhara dkk., 2017). Pendidikan erat kaitannya dengan pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu proses mempelajari sesuatu untuk memperoleh pengetahuan baru (Kodelja, 2019). Sedangkan menurut Snopkowski dkk, (2019) pembelajaran adalah pemahaman yang diperoleh melalui pengalaman. Pembelajaran yang diberikan di sekolah terdiri dari berbagai ilmu yang memiliki peranan penting dalam mengembangkan potensi siswa salah satunya berpikir kritis.Menurut Ennis (1985) kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan berpikir secara beralasan dan reflektif. Kemampuan berpikir kritis memiliki enam kriteria sebagai berikut: (1) interpretation (interpretasi), (2) analysis (analisis), (3) inference (kesimpulan), ( 4) evaluation (evaluasi), (5) explanation (penjelasan), dan (6) self-regulation (pengaturan diri) (Facione, 2000). Dengan berpikir kritis Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/ index.php/briliant
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.