Abstrak. Tujuan pada penelitian ini ialah menganalisis strategi kesantunan yang digunakan pemandu acara talkshow di Metro TV. Pendekatan teoretis yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan pragmatis, sedangkan pendekatan metodologis yang digunakan ialah pendekatan deskriptif analitis secara kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak. Selanjutnya, analisis data dilakukan dengan metode padan pragmatis dengan teknik dasar pilah unsur penentu dan teknik lanjutan berupa teknik hubung banding memperbedakan. Berdasarkan hasil penelitian ini, pemandu acara talkshow di Metro TV menggunakan berbagai strategi kesantunan dengan intensitas yang berbeda-beda. Strategi kesantunan yang paling banyak digunakan pemandu acara Kick Andy ialah strategi kesantunan positif. Hal ini dikarenakan sebagai pemandu acara Andy berupaya memuaskan muka positif mitra tutur sehingga komunikasi di antara mereka menjadi lebih santun dan komunikatif. Sementara itu, strategi kesantunan yang banyak digunakan pemandu acara talkshow Mata Najwa ialah strategi langsung dan strategi kesantunan positif. Banyaknya tuturan Najwa yang menunjukkan penggunaan strategi langsung itu tidak terlepas dari ciri khas Najwa sebagai seorang wartawan yang tegas dan berani dalam berbicara. Adapun penggunaan strategi kesantunan positif sering dilakukan Najwa agar saat menggali informasi yang sedalam-dalamnya dari narasumber ia tetap tegas dan santun.Kata kunci: pragmatik, strategi kesantunan, pemandu acara talkshow I. PENDAHULUAN Sukses atau tidaknya suatu talkshow sangat dipengaruhi oleh peran pemandu acara. Pemandu acara berperan penting dalam keberhasilan suatu acara yang dipandunya. Seorang pemandu acara harus mampu mengendalikan acara dari awal sampai akhir sehingga seorang pemandu acara dituntut memiliki keterampilan dan kreativitas untuk membangun komunikasi yang lancar dan harmonis. Agar komunikasi antara pemandu acara dengan narasumber dalam talkshow berjalan dengan lancar dan harmonis, pemandu acara perlu memperhatikan kesantunan berbahasa. Hal ini selaras dengan pernyataan Santoso (2016) bahwa kesantunan berbahasa merupakan salah satu aspek penting dalam kelancaran berkomunikasi dan tercapainya maksud yang ingin disampaikan penutur kepada mitra tuturnya.Kesantunan berbahasa merupakan kunci sukses bagi pemandu acara dalam memelihara kenyamanan berkomunikasi untuk menjaga "muka" narasumber atau bintang tamu sebagai lawan tutur. Brown dan Levinson (1987:61) mengungkapkan bahwa konsep "face" atau "muka" sebagai citra diri yang dimiliki oleh semua orang tidak dapat dilepaskan dari prinsip kesantunan. Dalam hal ini, kesantunan merupakan strategi yang dapat menjembatani dalam memperhatikan muka atau wajah dari lawan tutur. Seperti halnya yang dinyatakan oleh Mey (2001:75) bahwa bersikap kooperatif dengan memenuhi keinginan muka positif dan muka negatif merupakan hal yang penting dalam interaksi linguistik karena setiap peristiwa tutur memiliki kemungkinan untuk mengancam muka para lawan tuturnya. Namun permasalahannya, banyak ditemukan pela...
The objective of this research was to analyse the types of ecolexicon expression in conservation news texts in mass media. The conservation news texts contained language expressions of events or conservation written in accordance with the idea of the vision of conservation-based university (UNNES). There were language expressions in the conservation texts related to the environment and the ideology. Theoretically, reciprocal relationship between environment and language was studied in ecolinguistics. Within the scope of ecolinguistics, the relationship between language and environment laid at the level of lexicon. The data of this research was fragments of conservation news texts presumed as ecolexicon from the mass media: page www.unnes.ac.id, Suara Merdeka, and Kompas since March 2010 until March 2017. The data collection techniques were scrutinizing, documentation, and interview. The data analysis used distributional method and identity method of ecolinguistics and interactive analysis. Based on the data analysis, the types of ecolexicon in conservation news texts in mass media were: (1) metaphor, (2) personification (3) euphemism, (4) dysphism, (5) synecdoche, (6) hyperbole, (7) metonymy, (8) association, (9) pleonasm, (10) antithesis. Therefore, the recommendations were: (1) conservation ecolexicon needed to be used in the mass media texts in order to give knowledge and comprehension to the society concerning environmental condition and (2) the types of ecolexicon expression in the conservation news texts could be utilized as teaching materials by teacher or lecturer in language learning or other learning at school or in college to enrich the text genre and foster the value of love to the environment.
Eco-linguistic studies are influenced by one of the other interdisciplinary sciences, namely critical discourse analysis. The combination of these two sciences is called critical eco-linguistic studies. Critical eco-linguistic examines the discourse about the environment and various forms of discourse and their ideology which concerns people and the environment. The environmental discourse with all its manifestations (oral text, written text) is called green discourse. To that end, critical eco-linguistic dictates the linguistic aspects contained in the green discourse. Utilization of lingual units in green discourse will affect the sense and logic of people involved in the discourse, ie the writers and readers or the speakers and the speakers. What is recorded in their cognition, will affect their attitudes and actions to the environment. If green discourse is constructive, then their attitude and actions to the environment are constructive. Conversely, if green discourse is more destructive and exploitative, then their attitudes and actions towards the environment will also be affected towards destruction and exploitation. For this reason, critical eco-linguistic studies in green discourse deserve to be given space as a form of prospective eco-linguistic analysis.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jenis dan fungsi tindak tutur ilokusi dalam wacana pidato kampanye pada Pemilu 2019. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan teoretis dan metodologis. Pendekatan teoretis yang digunakan adalah pendekatan pragmatik, sedangkan pendekatan metodologis yang digunakan adalah pendekatan deskriptif dan kualitatif. Data penelitian ini berupa penggalan pidato dalam kampanye Prabowo Subianto dan sumber data penelitian ini adalah wacana pidato pada video kampanye Prabowo Subianto pada Pemilu 2019. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dengan teknik sadap, teknik rekam, teknik transkripsi, dan teknik catat. Analisis data menggunakan menggunakan metode padan dengan teknik dasar pilah unsur penentu dan teknik lanjutan hubung banding menyamakan, teknik hubung banding memperbedakan, dan teknik hubung banding menyamakan hal pokok. Penyajian hasil analisis data menggunakan metode informal. Berdasarkan hasil analisis, jenis tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam wacana pidato kampanye Prabowo Subianto pada Pemilu 2019 adalah tindak tutur representaif, tindak tutur direktif, tindak tutur ekspresif, tindak tutur komisif, dan tindak tutur isbati. Fungsi tindak tutur ilokusi yang ditemukan dalam wacana pidato kampanye Prabowo Subianto adalah fungsi menyatakan, melaporkan, menyebutkan, mengakui, meminta, menyuruh, memohon, mengajak, mengucapkan terima kasih, menyalahkan, mengkritik, mengeluh, berjanji, bersumpah, dan melarang. This study aims to identify the types and functions of illocutionary speech acts in campaign speech discourse in the 2019 elections. The research approach used in this study is a theoretical and methodological approach. The theoretical approach used is the pragmatic approach, while the methodological approach used is a descriptive and qualitative approach. This research data in the form of fragments of speeches in the Prabowo Subianto campaign and the source of this research data is a speech, discourse on the Prabowo Subianto campaign video in the 2019 election. Data collection was carried out by referring to the tapping method, recording, technique, transcription technique, and note taking technique. Data analysis using the method of matching with the basic technique of determining the determinants and advanced techniques of equalization, equalization techniques distinguish, and the technique of appeal relations equalizes the main thing. Presentation of the results of data analysis using informal methods. Based on the results of the analysis, the types of illocutionary speech acts contained in Prabowo Subianto's campaign speech, discourse in the 2019 election were representative speech acts, directive speech acts, expressive speech acts, commissive speech acts, and verbal speech acts. The function of illocutionary speech acts found in Prabowo Subianto's campaign speech, discourse is the function of stating, reporting, mentioning, acknowledging, asking, asking, asking, inviting, thanking, blaming, criticizing, complaining, promising, swearing, and forbidding.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.