IntisariSebelum terjadi gempabumi utama, biasanya akan didahului oleh suatu pola atau siklus kegempaan. Siklus ini meliputi periode normal, periode anomali yang ditandai dengan peningkatan aktivitas, periode precursory gap yang ditandai dengan penurunan aktivitas seismik, dan periode terjadinya gempabumi utama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat siklus kegempaan serta model (persamaan) perkiraan terjadinya gempabumi di wilayah Bengkulu untuk kegunaan mengestimasi besarnya magnitudo gempabumi yang akan terjadi berdasarkan model yang dibuat. Data yang digunakan adalah katalog data kegempaan M > 4,5 di daerah Bengkulu pada rentang tahun 1971-2013 yang diambil melalui website USGS. Metode yang digunakan untuk perhitungan model perkiraan magnitudo gempabumi menggunakan metode Predictive Regressions dengan perhitungan regresi linier berbobot. Berdasarkan hasil analisis, model yang sudah dibuat menunjukkan bahwa diperkirakan saat ini daerah Bengkulu memilki potensi gempabumi dengan kekuatan M > 7,5 dengan siklus kegempaan daerah Bengkulu memasuki periode precursory gap yang ditandai dengan penurunan aktivitas kegempaan. ABSTRACTBefore a major earthquake occurs, it will usually be preceded by a pattern or cycle of seismicity . This cycle includes a period of normal , anomalous period marked by increased activity , precursory gap period is characterized by a decrease in seismic activity , and the period of occurrence of major earthquakes . The purpose of this study is to look at seismic cycle and the model ( equation ) estimates the occurrence of earthquakes in the region for the purposes of estimating the Bengkulu earthquake magnitude that will occur based on the model created . The datas used is a catalog of seismic data for M > 4.5 in the Bengkulu area in the range of 1971 to 2013 were taken through the USGS catalog. The method used to estimate the magnitude of an earthquake model calculations using the predictive regressions with weighted linear regression calculation. Based on the analysis, a model that has been made indicates that the current estimated Bengkulu area have the potential earthquake with the strength of M > 7.5 seismicity cycle Bengkulu area entered a period of precursory gap is characterized by a decrease in seismic activity .KATA KUNCI: Earthquake cycle, precursors, earthquake forecast models I. PENDAHULUANBeberapa prekursor gempabumi seperti deformasi kerak bumi, perubahan level muka air laut, regangan, tegangan kerak bumi, gempabumi pendahuluan, anomali aktivitas kegempaan, gempabumi swarm, b value, perubahan kecepatan gelombang seismik, perubahan air tanah, dan gas radon merupakan fenomena yang terjadi sebagai pendahuluan sebelum terjadinya gempabumi besar [1,2]. Fenomena prekursor gempabumi bisa berbeda antara satu daerah dengan daerah lain [3], hal ini terjadi karena adanya perbedaan struktur geologi tiap daerah. Beberapa penelitian menunjukkan, fluktuasi perubahan aktivitas seismisitas berhubungan erat se- * E-MAIL: sabar.ardiansyah@bmkg.go.id bagai indikator prekursor gempabumi. A...
Sebelum terjadi gempabumi utama, biasanya akan didahului oleh suatu pola atau siklus kegempaan. Siklus ini meliputi periode normal, periode anomali yang ditandai dengan peningkatan aktivitas, periode precursory gap yang ditandai dengan penurunan aktivitas seismik, dan periode terjadinya gempabumi utama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat siklus kegempaan serta membuat model (persamaan) perkiraan terjadinya gempabumi di wilayah Bengkulu untuk kegunaan mengestimasi besarnya magnitudo gempabumi yang akan terjadi berdasarkan model yang dibuat. Data yang digunakan adalah katalog data kegempaan M ≥ 4,5 di daerah Bengkulu pada rentang tahun 1971-2013 yang diambil melalui website USGS. Metode yang digunakan untuk perhitungan model perkiraan magnitudo gempabumi menggunakan metode predictive regressions dengan perhitungan regresi linier berbobot. Berdasarkan hasil analisis model yang sudah dibuat menunjukkan bahwa siklus kegempaan daerah Bengkulu memasuki periode precursory gap yang ditandai dengan penurunan aktivitas kegempaan dan diperkirakan saat ini daerah Bengkulu memilki potensi gempabumi dengan kekuatan M>7,5. Kata kunci : Siklus gempabumi, prekursor, model prakiraan kejadian gempabumi.
The West Sumatra region is one of the areas prone to earthquake disasters caused by 3 factors. First, namely the Subduction Zone, which is the meeting of two large tectonic plates of the Indian Ocean Plate subducting below the L200 plate of the Eurasian Continent. Second, the existence of the Mentawai Fault which is a horizontal fault due to the sloping subduction process around the Mentawai Islands. Third, the existence of the Sumatran Fault that occurs due to the existence of the Indo-Australian plate which crashes into the western part of the island of Sumatra tilted, resulting in pressure. This study aims to analyze the coulomb displacement of stress and trigger interactions on seismic activity in the West Sumatra region from January 2000 to June 2018 using earthquake data from the United States Geological Survey (USGS) catalog sourced from Global Centroid Tensor Moment Catalog (CMT) earthquake data, United States Geological Survey Catalog (USGS), International Seismological Center Catalog (ISC), ISC-EHB and Meteorology and Geophysics Agency (BMKG), covering the boundaries of -4° SL- 1°NL and 96° - 104°EL. With earthquake magnitude (Mw) ≥7 SR and depth of 1 to 500 km for calculation of Coulomb Stress. Whereas for seismicity later with magnitude Mw ≥ 3.0 up to 9.0 depths of 1 to 500 km Based on analysis of the earthquake on September 12th, 2007 Mw = 8.5 is a trigger earthquake that triggered all significant earthquakes Mw ≥7 SR, earthquake on September 13th, 2007 Mw = 7.9 is a trigger earthquake that triggered the earthquake that occurred on September 13th, 2007 Mw = 7.0 and February 25th, 2008 Mw = 7.2, the earthquake of February 25th, 2008 and September 30, 2009 was a category of non-trigger earthquakes while the earthquake was significant October 25th, 2010, distribution of stress changes Positive Coulomb is more dominant compared to the negative Coulomb voltage change distribution. This means that after a large earthquake occurred on October 25th, 2010, the Mentawai segment area still has a high accumulation of stress.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.