ENGLISHThe hilltop is located at van Dering Hill commonly named van Dering Fortress by the nearest communities in Serukam Hamlet, Pasti Jaya Village, Samalatan Sub-district, Bengkayang District. This research aimed to describe the revitalization process of van Dering Fortress. This study used a qualitative approach. It carried on in the van Dering Serukam tourism area. Primary data were collected through interviews with community elders, village leader, and sub-district head. Next, the data were analyzed qualitatively. This study resulted that van Dering Fortress was broken about 90%. It happened for a long time since the Dutch have not left Serukam yet. Both local and central government have not yet to pay attention to van Dering Hilltop as a cultural heritage. The landowner of the location of Dutch Hilltop finally built a house on the foothill. This cultural heritage abandonment caused the loss of historical asset during Dutch colonization. Van Dering revitalization was assumed to bring positive impacts for tourism development in Bengkayang District. Then, it could increase the local government income, so that it can support economic growth and local development. INDONESIAPos intai Belanda yang terletak di Bukit Van Dering biasa disebut Benteng van Dering oleh masyarakat Dusun Se-rukam merupakan salah satu peninggalan sejarah yang terletak di Desa Pasti Jaya, Kecamatan Samalatan, Kabupaten Bengkayang. Tujuan penelitian adalah menggambarkan upaya revitalisasi Benteng van Dering. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan dilakukan di kawasan wisata van Dering Serukam. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan para tetua adat, kepala desa, dan camat. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cagar budaya Benteng van Dering berada pada kondisi rusak. Kondisi tersebut terjadi sudah sejak lama, dimana 90% Benteng van Dering sudah hancur, bahkan sebelum Belanda meninggalkan Dusun Serukam. Pemerintah, baik pusat maupun daerah belum memberikan perhatian terhadap revi-talisasi Benteng van Dering sebagai kawasan cagar budaya sejarah. Pemilik lahan tempat berlokasinya pos intai Bel-anda pada akhirnya membangun rumah di bawah kaki bukit. Apabila kondisi tersebut terus terjadi, dapat berdampak hilangnya jejak keberadaan aset bersejarah periode penjajahan Belanda. Revitalisasi Benteng van Dering di Bukit van Dering diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan pariwisata di Kabupaten Bengkayang. Se-lanjutnya, hal tersebut dapat meningkatkan pendapatan asli daerah sehingga mendukung pembangunan dan pertum-buhan ekonomi.
Penelitian dilakukan di Dusun Serukam, Desa Pasti Jaya, Kecamatan Samalantan, Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat, yaitu di lokasi Pos Intai Belanda Bukit Van Dering. Keberadaan pos intai tersebut masih belum diketahui secara luas oleh masyarakat baik yang berada di sekitar Kabupaten Bengkayang maupun di luar daerah Kabupaten Bengkayang. Saat ini, kondisi bangunan pos intai cukup memprihatinkan dan terkesan dilupakan keberadaannya baik oleh masyarakat mapun pemerintah setempat. Tujuan penelitian untuk memahami rencana pemugaran kawasan Pos Intai Belanda Bukit Van Dering di Serukam sebagai kawasan pariwisata peninggalan sejarah kolonial Belanda di Bumi Sebalo Bengkayang. Metode penelitian bersifat kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam terkait Pos Intai Belanda terhadap narasumber yang dapat dipercaya serta ditunjang dengan data dari dinas terkait. Hasil penelitian menunjukkan belum adanya perhatian pemerintah dalam menginventarisasi dan merevitalisasi peninggalan sejarah Pos Intai Belanda di Bukit Van Dering Serukam serta belum ada upaya untuk memperkenalkan kawasan pariwisata sejarah Pos Intai Bukit Van Dering. Lokasi Pos Intai tersebut berada pada kawasan Bukit Van Dering dengan keindahan alam sangat alami dan lestari yang cukup potensial untuk dikembangkan menjadi sebuah kawasan pariwisata khas Kabupaten Bengkayang tetapi belum tersentuh oleh pembangunan pariwisata. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa harus ada kerjasama dengan pelibatan setiap unsur pemangku kepentingan dalam upaya merevitalisasi situs Pos Intai Van Dering, serta dapat memanfaatkannya sebagai sumberdaya pariwisata dan materi pembelajaran muatan lokal di Kabupaten Bengkayang.The research was conducted in Dusun Serukam, Desa Pasti Jaya, Kecamatan Samalantan, Kabupaten Bengkayang in the Province of West Kalimantan, which was at the location of the Dutch Lookout Post of Bukit Van Dering. Not many people, either in or outside Bengkayang, know about the existence of this lookout post. Presently, the condition of the construction of the lookout post is devastating and seems to have been forgotten by the community and the local government. The objective of this study was to determine the plan to restore the area of the Dutch Lookout Post of Bukit Van Dering in Serukam as a tourism area of the Dutch colonial history and heritage of Bumi Sebalo in Bengkayang. This research used a qualitative method and carried out by in-depth interviews related to the Dutch Lookout Post and supported by data obtained from relevant agencies. The results suggest that the government has not conducted inventory and revitalization of the Dutch Lookout Post of Bukit Van Dering in Serukam. There has not been attempt also to introduce this historical tourism area. The lookout post was built on Bukit Van Dering surrounded by natural beauty and potential for the development of a tourism area.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.