Fasilitas pendidikan dapat berfungsi dengan sangat efektif apabila ruang dengan penggunanya dapat berinteraksi melalui pendekatan indera visual, yaitu dengan menciptakan ruang pada bangunan yang didukung oleh susunan elemen yang dapat memberikan pengalaman pada penggunanya, terutama pada anak autis. Anak dengan gangguan autis dapat dibedakan dalam 2 klasifikasi, yaitu anak dengan gangguan hipersensori dan hiposensori. Perbedaan keduanya tentu sangat signifikan dan memiliki daya tangkap yang berbeda terhadap warna yang bersifat menstimulus dan memengaruhi emosi. Anak dengan gangguan autis juga merupakan anak yang sangat sensitif dengan lingkungannya. Oleh karena itu penting memerhatikan bentuk pada elemen-elemen bangungan dan ruangan agar tetap ramah terhadap anak autis. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif berdasarkan teori Mukhtar dan didukung oleh teori yang relevan lainnya seperti teori oleh Magda Mostafa, Ching, Milne dan Coulter. Penelitian ini memfokuskan terhadap aplikasi elemen warna dan bentuk yang terdapat pada bangunan fasilitas pendidikan bagi anak-anak autis. Hal ini yang menjadi dasar analisis dengan mengacu kepada kebutuhan terhadap anak autis berdasarkan klasifikasinya. Dalam penelitian ini banyak ditemukan elemen warna dan bentuk yang bersifat netral. Bahkan program ruang yang tersedia juga belum memenuhi kebutuhan bagi anak-anak autis. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah aplikasi warna dan bentuk sangat penting mengingat bahwa anak dengan gangguan autis memiliki masalah interaktinya masing-masing. Pesan yang tersampaikan terutama secara visual dapat berbeda-beda ketika diterima oleh masing-masing anak. Maka dari itu hal ini dapat dibantu dengan menciptakan kebutuhan ruang yang didukung dengan aplikasi elemen warna dan bentuk yang sesuai agar dapat membentuk suatu lingkungan belajar bagi anak autis. Dengan begitu ruang-ruang yang tercipta akan membentuk pengalaman tersendiri yang sesuai dengan bebutuhan bagi tiap anak.
The increasing needs of daily life is certainly involve the market. The market is one of place for business opportunities for traders, the majority of which have small businesses. As the number of consumer demand increases for the necessities of life, then formed a market known as the 'shocking market'. It named “shocking” market because the market is temporary with traders who are always moving locations to find a crowded point of buyers. The activity is only for some time and lasts only a few hours. Usually this shocking market stands at a place that has other functions, such as a sidewalk or open field that has a potential point of bustling buyers in the surrounding environment. The shocking market presence can be assessed through its movement patterns, in which the movement patterns of traders by means of groups and at certain times are the background of this study. The presence of the shock market was reviewed in order to uncover the pattern of movement of traders in the shock market in the Marunda Rusunawa area. The method used is a qualitative rationalistic method, with interview and observation techniques in the field. The results of this study shows the movement pattern of the shocking market traders in Marunda Rusunawa and the reasons behind them moving in groups.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.