Periode pranatal sampai dengan masa balita disebut sebagai masa keemasan karena terjadinya pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak. Rangsangan atau stimulasi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi melalui berbagai jalur. Salah satu cara stimulasi dini adalah melalui sentuhan lembut seperti pijat bayi (baby massage) dan baby gym. Sebuah studi menunjukan sepertiga dari anak-anak di negara berkembang tidak mencapai pertumbuhan dan perkembangan optimal. Berdasarkan data kemenkes 2016, 27,7% balita mengalami stunting. Kondisi ini dapat mempengaruhi perkembangan kognitif serta sosioemosional anak. Penelitian yang dilakukan di wilayah Jakarta menunjukan prevalensi terjadinya keterlambatan perkembangan pada anak usia 3-60 bulan sekitar 10%. Stimulasi yang diterima bayi secara langsung mempengaruhi pekembangan otak serta peningkatan berat badan bayi. Stimulasi secara dini dapat dilakukan melalui sentuhan seperti pijat bayi. Diego dkk pada tahun 2005 menunjukan bahwa pijat bayi yang dilakukan pada bayi premature terdapat peningkatan rata-rata 31-49% berat badan dan diikuti peningkatan lingkar kepala serta tinggi badan. EBCR ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pijat bayi pada usia bayi 3-6 bulan. Metode yang digunakan adalah Evidence Based Case Report. Sumber pencarian menggunakan 3 database yaitu: Google Sholar, Portal Garuda dan Pubmed dengan tahun terbit 2019. Kriteria inklusi yang digunakan yaitu artikel yang full text, Bahasa inggris/Bahasa Indonesia, terdapat empat jurnal yang dapat digunakan sesuai dengan tujuan dari Evidance Based Case Report. Hasil dari EBCR ini menunjukan stimulasi berupa pijat bayi dan baby gym dapat meningkatkan kualitas serta kuantitas tidur bayi serta membangun ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi. Kata kunci: Pijat Bayi, Bayi usia 3-6 bulan, dan kualitas tidur
Depresi postpartum dapat terjadi pada sekitar 10-15% wanita dan mempengaruhi interaksi antara ibu dan bayi serta mempengaruhi hubungan ibu dengan suami dan keluarganya. Prevalensi PPD di Asia berkisar antara 3,5% hingga 63,3% dan prevalensi terjadinya depresi postpartum di Indonesia sekitar 15-22%. Terapi untuk depresi postpartum dapat dikatakan sama dengan kasus depresi berat, dan dapat memberikan respon baik dengan pemberian antidepresan yang sama, namun beberapa hal perlu dipertimbangkan dalam memberikan terapi antidepresan pada PPD yaitu perubahan metabolik pada periode postpartum, efek pada produksi ASI serta efek pengobatan terhadap kemampuan ibu dalam merawat bayi. Oleh karena, terapi non farmakologis untuk PPD lebih diutamakan. Berdasarkan hasil studi orang yang aktif secara fisik memiliki kondisi psikologis yang lebih baik. Kondisi ini dapat terjadi juga pada ibu hamil. Literatur review ini membahas mengenai dampak dari aktivitas fisik terhadap depresi postpartum.
Highlight:AKT or protein kinase B increase protein synthesis and control the degradation of proteins. Satellite cells was provided remarkable ability to regenerate skeletal muscle.Stimulation of protein synthesis is effective therapy to maintain muscle mass, prevent muscle wasting to reduce risk sarcopenia and improve quality of life in the elderly.Abstract:Muscles have an important role as a regulator of glucose and triglyceride metabolism. Some researches show the correlation between skeletal muscle mass and metabolic diseases, such as diabetes. Skeletal muscle mass decrease occurs due to chronic illness or physiological process of aging, thus increasing the risk of metabolic diseases as well as motion difficulty in the elderly. Skeletal muscle mass depends on balanced protein synthesis and degradation, controlled through a variety of signal transduction pathways including the AKT. AKT or protein kinase B increases protein synthesis through the mTOR and GSK3β and controls the degradation of proteins through FoxO transcription factors. Another factor that has an alleged role in the regulation of skeletal muscle is the satellite cells which provide remarkable ability to regenerate skeletal muscle. A comprehensive understanding of the biomolecular mechanism of muscle mass regulation is important to develop effective treatment or prevention of muscle atrophy in many cases, either caused by pathological conditions, such as chronic diseases, or the process of aging.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.