Abstract.Indonesia is one of the most cultured countries in the world and one of them is traditional culinary. On the other hand, Indonesian traditional culinary is now being displaced and replaced by fast food or culinary from other countries. And lately, traditional culinary is hard to find especially in big cities, it shows that interest of it decreases and only few who can cook the traditional culinary. This is the effect of the generation itself because each generation influences society. Now, millennial generation is the most influential generation, because most of them are in the productive age of 19-35 years old. Aside from being the next generation, millennial generation is also considered to be the generation that has the most influence on the emerging trends in society. Especially the use of gadgets and technology nowadays, causing them to be called instant generation, which is the opposite to people's perceptions of traditional culinary that is complicated to make and requires a long cooking time. By using qualitative research methods, it is expected to obtain data as accurately as possible with the facts and conditions. By observing and interviewing the target audience to gather information about the community's perspective on Indonesian culinary and the cooking process, also gathering theories to support the research process. Thus, the results of this study are expected to provide concept of culinary recipes traditional form of design that can be used in designing traditional recipe application that attracts millennials to cook traditional Indonesian culinary.Key words:millenial generation, recipe, traditional Indonesian culinary
Cooking can be done by all people including by kids. Parents can start to teach and give a trust to their children when they are in the school-age. Also, it's good to introduce children how to cook in the early age because cooking have many positive impacts for children. A kid who learns to cook will have healthier eating habit rather than other kids. To make them interest to learn to cook, its better if parents know what their kid wants about what kind of food they want to cook. Usually, kids feel interested to something they used to see everyday, in this case is traditional snacks. Besides, presenting traditional snack recipes as content, parents can teach them about the cultures of the origin of those snacks. Therefore, I as a designer will design an application for children with local culture as content, an interactive recipe application how to cook traditional snacks. After do many kinds of designing methods, from spreading questionnaires until observation to a sample of target audiences, hope the results can fit in the needs and solve the problems. Also this application can teach children how to cook their own food and make them proud of their own Indonesian local culture.
Perwakos merupakan salah satu lembaga swadaya masyarakat di Indonesia yang mewadahi kaum waria yang berlokasi di Kota Surabaya. Waria seringkali menjadi korban stigmatisasi negatif di masyarakat, karenanya Perwakos mengarahkan para anggotanya untuk dapat meningkatkan keterampilan sebagai penunjang keahlian waria. Salah satu keterampilan yang dibutuhkan yaitu mengoperasikan dan membuat konten di media sosial sebagai upaya meningkatkan relevansi dan eksistensi identitas diri. Hal ini juga berfungsi sebagai kepentingan positif komunitas itu sendiri dalam menjalin hubungan dengan khalayak luas. Oleh sebab itu, pada kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan pelatihan yang bertajuk “Pelatihan Perancangan Komunikasi Visual di Media sosial untuk Perwakos”. Metode yang dilakukan sebelum melakukan pelatihan adalah dengan observasi dan wawancara terkait kebutuhan staf Perwakos, kemudian melakukan sosialisasi kegiatan dan kesepakatan teknis pelaksanaan pelatihan. Adapun indikator keberhasilan dari pelatihan ini yaitu menambah wawasan terkait pembuatan konten yang menarik, motivasi penggunaan aplikasi canva, dan meningkatkan daya kreativitas para staf Perwakos. Hasil dari kegiatan ini adalah evaluasi pelatihan dalam penggunaan aplikasi desain Canva, yang disebar melalui kuesioner kepada para peserta pelatihan. Hasil kesimpulan kuesioner menyebutkan bahwa pelatihan ini dapat menambah wawasan baru dan meningkatkan keterampilan atau kreativitas dalam mengembangkan konten media sosial. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan para peserta terkait pemanfaatan aplikasi desain online.
Perkembangan desain di Indonesia saat ini cukup signifikan, dibuktikan dengan banyaknya perguruan tinggi yang meluncurkan fakultas desain. Seringkali mayoritas fakultas-fakultas desain ini memiliki program studi, mata kuliah dan bahan ajar yang hampir serupa. Peran logo fakultas sebagai suatu identitas visual menjadi sangat penting, terlebih karena visual menjadi fokus utama dalam suatu bidang desain. Tujuan dari studi ini adalah untuk memahami makna dan dinamika di balik identitas visual suatu institusi desain. Studi ini menganalisa empat simbol visual dari fakultas-fakultas desain ternama di Indonesia yang kemudian dianalisis dan dibandingkan satu sama lain melalui metode analisis komparatif secara kualitatif. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan adanya beberapa rekomendasi konsep desain yang dapat dijadikan acuan dalam perancangan desain logo untuk institusi desain di Indonesia agar dapat membangun citra yang lebih baik. Strategi identitas visual fakultas desain dapat direpresentasikan dalam bentuk lettermark dan wordmark, dan juga dengan visual yang digital friendly. Selain itu, juga dengan menambahkan elemen visual sederhana yang dapat mewakili visi, misi, dan tujuan fakultas. Dengan mengaplikasikan ketiga rekomendasi konsep desain tersebut, sebuah logo fakultas desain telah memenuhi indikator dan atribut dalam perancangan identitas visual yang sesuai. Kata kunci: Pendidikan Tinggi, Institusi Desain, Identitas Visual, Logo Fakultas
Strategi city branding merupakan salah satu strategi yang banyak digunakan oleh banyak kota untuk mengembangkan dan meningkatkan persepsi masyarakat terhadap suatu kota, selain itu strategi ini dapat membantu mempromosikan potensi yang ada. Salah satunya adalah Kota Ponorogo yang menggunakan seni tradisionalnya untuk menjadi citra kota, namun citra ini sering dianggap mistis dan menakutkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang desain maskot, sebagai alat untuk strategi city branding. Metode yang digunakan adalah Design Research Methodology, dengan tahapan design menggali pesan yang ingin disampaikan, memberi nama, mendesain secara visual dan mengimplementasikannya. Hasil analisis mendapatkan karakter maskot dengan kesan humble, fun dan friendly. Maskot tersebut diberi nama Si Bar yang diambil dari representasi tokoh utama dalam kesenian tradisional Kota Ponorogo. Tujuan pembuatan maskot ini adalah untuk mengurangi persepsi masyarakat tentang kesenian Reog Ponorogo sebagai citra kota.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.