This study aimed to reveal an overview of muscle strength and joint flexibility of the upper and lower limbs of the students of SMKN 3 Manado. This was a simple descriptive study with a cross-sectional design. In this study, muscle strength of the right and left hands was measured by using a grip strength dynamometer and of the limb muscles by using a leg dynamometer. Respondents who met the inclusion criteria were 53 people composed of 22 males and 31 females. The results showed that the upper and lower limb muscle strength were lower than normal, and none were categorized as good muscle strength. Flexibility of lower limb joints generally had a normal range of motion (ROM) value. Conclusion: Most students of SMKN 3 Manado had very low upper and lower limb muscle strength. The evaluation of lower limb joint flexibility showed normal ROM value. Keywords: muscle strength,joints flexibility. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kekuatan otot dan fleksibilitas sendi ekstremitas atas dan bawah pada pelajar SMKN 3 Manado. Penelitian menggunakan model survey deskriptif potong lintang dengan mengukur kekuatan otot ektremitas kiri dan kanan menggunakan alat pengukur khusus pada tangan dan kaki. Responden yang memenuhi kriteria inklusi terdiri dari 53 orang yang terbagi 22 orang pria dan 31 orang perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan otot ekstremitas atas (kekuatan otot genggam tangan kanan dan kiri) dan kekuatan otot ekstremitas bawah (kekuatan otot tungkai) umumnya mempunyai kekuatan otot yang kurang sekali dan tidak ada yang masuk kategori baik Fleksibilitas sendi ekstremitas bawah umumnya mempunyai nilai range of motion (ROM) normal. Simpulan: Sebagian besar siswa/i SMKN 3 Manado mempunyai kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah tergolong kategori kurang sekali. Penilaian fleksibilitas sendi-sendi ekstremitas bawah umumnya memperlihatkan ROM yang normal. Kata kunci: kekuatan otot, fleksibilitas sendi.
Background: High altitude has an impact on the levels of hemoglobin in an individual. Altitude will cause hypoxia due to the partial pressure of oxygen decreases and body will respond to the process of acclimatization. With the process of acclimatization will occur an increase in levels of haemoglobin to adapt to low oxygen State. This research aims to know the levels of haemoglobin in adults who live in high altitude with different heights. Methods: The subject of the research blood was taken as much as 3cc and processed in a lab using ABX Pentra XL 80 to get an overview of hemoglobin levels. The technique used was Random sampling. This research is a descriptive study. Levels of Hemoglobin is processed using SPSS 17 program. Test of normality indicates significance levels of hemoglobin value of 0.113. Comparison of the Hemoglobin Levels in tested using mann-whitney test. Result: Results of significance levels of hemoglobin is 0,005, means there are differences in the hemoglobin levels significantly in groups 1 and 2. The average haemoglobin levels for Group 1 is 15.53 g/dl and the average haemoglobin levels in the Group 2 was 14.84 g/dl. Conclusion: There are differences in the levels of hemoglobin on high altitude in the population with different heights. Keywords: Haemolgobin, High Altitude Abstrak: Latar Belakang: Dataran tinggi memiliki pengaruh terhadap kadar hemoglobin pada suatu individu. Berada di Ketinggian akan menyebabkan hipoksia oleh karena tekanan parsial oksigen yang berkurang dan tubuh akan merespon dengan proses aklimatisasi. Dengan adanya proses aklimatisasi maka akan terjadi peningkatan pada kadar hemoglobin untuk beradaptasi dengan keadaan rendah oksigen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar hemoglobin pada orang dewasa yang tinggal di dataran tinggi dengan ketinggian yang berbeda. Metode: Subjek penelitian diambil darahnya sebanyak 3cc dan diproses di laboratorium dengan menggunakan alat ABX Pentra XL 80 untuk mendapatkan gambaran kadar hemoglobin. Teknik yang digunakan adalah Random sampling. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan studi potong lintang. Kadar Hemoglobin di proses menggunakan program SPSS 17. Uji normalitas menunjukan nilai signifikansi Kadar hemoglobin sebesar 0.113. Perbandingan Kadar Hemoglobin di uji menggunakan metode mann-whitney test. Hasil: Hasil signifikansi kadar hemoglobin adalah 0.005, berarti terdapat perbedaan kadar hemoglobin secara signifikan pada kelompok 1 dan 2. Rata-rata kadar hemoglobin untuk kelompok 1 adalah 15.53 g/dl dan Rata-rata kadar hemoglobin pada kelompok 2 adalah 14.84 g/dl. Simpulan: Terdapat perbedaan kadar hemoglobin pada pada penduduk dataran tinggi dengan ketinggian yang berbeda. Kata Kunci: Hemoglobin, Dataran Tinggi.
Lipid is classified into several types, which include High Density Lipoprotein (HDL), Low Density Lipoprotein (LDL), Very Low Density Lipoprotein (VLDL) and triglycerides. Triglyceride is a compound consists of three fatty acid molecules esterified into glycerol. Triglycerides are neutral fats synthesized from carbohydrate that are stored in lipid cells. Normal triglyceride levels of human is < 150 mg/dL. High levels of triglyceride have negative impacts on health as it can lead to diseases such as atherosclerosis. High level of triglyceride can be prevented and lowered by exercises such as Zumba exercise. The aim of this study is to know the effect of Zumba exercise on the level of blood triglyceride. This was an experimental study with one group pre-post test design, with criteria that include ages within 16-20 years old, normal Body Mass Index, not a Zumba gymnast, and in healthy condition during research. Samples were 19 female medical faculty students of Sam Ratulangi University class of 2014. They were subjected to do Zumba exercise every day for a week. Triglyceride levels are measured before the first Zumba exercise session and after the final session of Zumba exercise. The data were analyzed using paired-t test with SPSS programme. The results showed that there was a significant change between the mean level of triglyceride before first Zumba exercise 68,11 mg/dL and after Zumba final exercise 48 mg/dL. Conclusion: There was a decrease in triglyceride blood levels of the research subjects after doing Zumba exercises everyday for a week.Keywords: triglyceride, zumba exerciseAbstrak: Lemak terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu lemak HDL, lemak LDL, lemak VLDL, serta kadar trigliserida. Trigliserida adalah senyawa yang terdiri dari tiga molekul asam lemak teresterifikasi menjadi gliserol. Trigliserida merupakan lemak netral yang disintesis dari karbohidrat untuk disimpan dalam sel lemak. Kadar trigliserida normal dalam tubuh manusia yaitu <150 mg/dL. Namun kadar trigliserida yang berlebihan juga tidak baik untuk kesehatan. Tingginya kadar trigliserida dalam darah dapat menyebabkan terjadinya penyakit, misalnya aterosklerosis. Kadar trigliserida yang tinggi dapat dicegah dan diturunkan dengan melakukan olahraga seperti senam Zumba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam Zumba tehadap kadar trigliserida darah. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan pre-post one group test dengan sampel penelitian yang memenuhi kriteria-kriteria, yaitu usia 16-20 tahun, IMT normal, bukan merupakan seorang atlit atau pesenam Zumba, dan sehat saat dilakukan penelitian. Sampel penelitian adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi angkatan 2014 berjumlah 19 orang. Subjek penelitian melakukan latihan setiap hari dalam seminggu. Kadar trigliserida diukur sebelum latihan Zumba pertama dan sesudah latihan Zumba terakhir. Hasil data dianalisis dengan uji t berpasangan menggunakan program SPSS. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil yang menunjukkan perubahan yang signifikan dengan rerata kadar triglierida sebelum senam Zumba 68,11 mg/dL dan rerata sesudah senam Zumba 48,00 mg/dL.Simpulan: Terjadi penurunan kadar tigliserida darah dari subjek penelitian setelah melakukan senam Zumba setiap hari selama seminggu.Kata kunci: trigliserida, senam zumba
Low-density lipoproteins (LDL) are lipoproteins that carry cholesterol to maintain the functions of cells. One factor that can raise the levels of LDL is obesity. In general, obese people have higher triglycerides stored under the skin (subcutaneous). Triglycerides are the main ingredient for the formation of VLDL in the liver. This study aimed to get an overview of the levels of LDL in overweight and obese students at the Pax Christie and Don Bosco junior high schools in Manado. This was a cross sectional analytic study. Samples involved 30 students meeting the inclusion criteria: age 10-15 years, Body Mass Index (BMI) ≥23.0, and willing to be respondents with signed parental informed consents. Results: Samples of obese students were 26 (86.7%) and of overweight students four (13.3%). There were six students (20%) who had LDL higher than normal levels (≥130 mg/dL). Conclusion: InManado, there were more obese students than overweight students. Some of the students showed LDL higher than normal levels. Keywords: students, overweight, obesity, LDL. Abstrak: Lipoprotein densitas rendah merupakan lipoprotein yang mengangkut kolesterol ke sel-sel tubuh yang memerlukannya, dimana bila kadarnya berlebih tentu akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan kadar LDL adalah obesitas. Orang gemuk umumnya memiliki kadar trigliserida yang tinggi dan disimpan dibawah kulit. Trigliserida ialah komponen utama yang membentuk lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL) di organ hati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar LDL pada pelajar tingkat dasar Pax Christie dan Don Bosco Manado yang berat badannya berlebih (overweight) dan yang obesitas. Metode penelitian berupa analisis cross-sectional. Sampel sebanyak 30 pelajar dengan kriteria inklusi: umur 10-15 tahun, Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥23,0, dan bersedia mengikuti penilitan. Hasil penelitian memperlihatkan jumlah sampel yang obes sebanyak 26 pelajar (86,7%) dan yang overwight empat pelajar (13,3%). Terdapat enam pelajar (20%) dengan LDL melebihi nilai normal (≥130 mg/dL). Simpulan: Di Kota Manado, jumlah pelajar yang obes melebihi yang overweight. Beberapa di antaranya memperlihatkan kadar LDL melebihi nilai normal. Kata kunci: pelajar, berat badan berlebih, obesitas, LDL.
Hemoglobin is the component of red blood cells that serve the distribute of oxygen throughout the body. The decreasing of hemoglobin can cause anemic. In pregnant women usually experience hemodelusi. In Indonesia, the prevalence of anemic in pregnancy is relatively high at 38% - 71.5% with an average of 63.5%. This study aims to determine the level of hemoglobin in pregnant women in Public Health Center Bahu Subdistrict Malalayang Manado City. This was a descriptive study with a cross-sectional design. The inclusion criteria were second and third trimester pregnant mothers. The study was conducted at the Public Health Center Bahu subdistrict Malalayang Manadoin from November to December 2014. The number of samples that met the criteria were 30 patients. The results showed that of the 30 pregnant women of second and third trimesters, 25 had normal hemoglobin level. The average age of the women who underwent antenatal care examination was 26 years old. Most of the pregnant women were in the second trimester with nulliparity. Conclusion: In this study, most of the pregnant women of the second and the third trimesters had normal hemoglobin level and in healthy reproductive ages (20-35 years old).Keywords: Hemoglobin levels, pregnant womenAbstrak: Hemoglobin merupakan komponen sel darah merah yang berfungsi menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Berkurangnya hemoglobin menyebabkan anemia. Pada ibu hamil biasanya mengalami hemodelusi. Di Indonesia prevalensi anemia kehamilan relatif tinggi, yaitu 38%-71,5% dengan rerata 63,5%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar hemoglobin pada ibu hamil di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang, Manado. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain potong lintang. Kriteria inklusi ialah ibu hamil trimester II dan trimester III. Penelitian ini berlangsung di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado dalam periode November – Desember 2014. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria sebanyak 30 pasien. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ibu hamil trimester II dan III yang memiliki kadar hemoglobin normal 25 dari 30 orang. Rerata umur ibu yang melakukan pemeriksaan antenatal care 26 tahun. Umumnya ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal care ialah ibu hamil trimester II dengan paritas nulipara. Simpulan: Sebagian besar ibu hamil trimester II dan trimester III mempunyai kadar hemoglobin normal dan berada dalam usia reproduksi sehat yaitu usia 20-35 tahun.Kata kunci: hemoglobin, ibu hamil
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.