Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh jumlah nasabah kredit pada profitabilitas, pengaruh kredit yang disalurkan pada profitabilitas, pengaruh jumlah nasabah kredit pada profitabilitas dengan Non Performing Loan sebagai pemoderasi dan pengaruh kredit yang disalurkan pada profitabilitas dengan Non Performing Loan sebagai pemoderasi di LPD yang terdapat di Kabupaten Tabanan. Teknik penentuan sampel menggunakan metode probability sampling khususnya proportionate stratified random sampling diperoleh sebanyak 471 sampel dengan lama pengamatan tiga tahun dari tahun 2014-2016. Teknik analisis data menggunakan Moderated Regression Analysis. Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah nasabah kredit tidak berpengaruh pada profitabilitas. Kredit yang disalurkan berpengaruh positif pada profitabilitas. Non Performing Loan tidak memoderasi pengaruh jumlah nasabah kredit pada profitabilitas. Non Performing Loan memperlemah pengaruh kredit yang disalurkan pada profitabilitas. Untuk meningkatkan profitabilitas LPD maka nasabah dituntut dalam kelancaran pengembalian dana agar NPL tidak terlalu tinggi. Banyaknya jumlah kredit yang disalurkan kepada nasabah harus tetap dipertimbangkan sebab bunga dari kredit tersebut merupakan pendapatan. Kata kunci : Loan to Deposit Ratio, nasabah, Non Performing Loan, profitabilitas.
Serai wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) merupakan tanaman berkhasiat obat dengan kandungan senyawa yang dimilikinya. Geraniol, sitronelal, dan sitronelol dalam minyak atsiri sereh wangi memiliki daya antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi kandungan dari minyak atsiri serai wangi dan mengevaluasi efektivitasnya sebagai antibakteri terhadap penyebab jerawat Propionibacterium acnes. Penelitian ini bersifat eksperimental, dengan tahap pengujian meliputi identifikasi minyak atsiri dengan kromatografi Gas Chromatography Mass Spectrometry (GC-MS) dan uji difusi mikrobiologi dengan metode sumuran pada berbagai variasi konsentrasi minyak, yaitu 10, 25, 50, 75, dan 100%. Hasil GC-MS menunjukkan adanya tiga komponen utama dalam minyak atsiri serai wangi, sitronelal (25,21%), geraniol (3,11%), dan cyclohexane, 1-ethenyl-1-methyl-2,4-bis(1-methylethenyl)- (1,18%). Hasil uji mikrobiologi minyak serai wangi terhadap bakteri P. acnes menunjukkan bahwa diameter daya hambat yang dihasilkan oleh masing-masing konsentrasi berbeda. Daya hambat terbesar diperoleh dari konsentrasi 100% dengan diameter penghambatan sebesar 17±2,64 mm, sedangkan daya hambat terendah dihasilkan oleh konsentrasi 10% (11,7±0,57 mm). Dapat disimpulkan bahwa minyak atsiri serai wangi yang digunakan memiliki aktivitas antibakteri terhadap P. acnes.
Virus SARS coronavirus-2 dapat menyebabkan penyakit infeksi COVID-19. Ketika jumlah kasus COVID-19 melonjak, penularan virus corona harus dikendalikan dengan mengikuti berbagai program pemerintah salah satunya vaksin. Adanya pengembangan vaksin COVID-19 ini menimbulkan banyak permasalahan penolakan vaksinasi dikarenakan banyaknya isu hoax mengenai vaksin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kesediaan vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Kutai Kartanegara karena kurangnya pengetahuan dapat mempengaruhi berbagai prilaku masyarakat. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan data kuesioner yang berisi 20 pertanyaan, 10 pertanyaan variabel pengetahuan dan 10 pertanyaan variabel kesediaan yang di sebar secara offline di 4 puskesmas Kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara dengan cara random sampling. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 117 responden yang kemudian dicari hubungan kedua variabel dengan korelasi spearman’s rho. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden mengetahui mengenai vaksinasi COVID-19 (90%) dan tidak mengetahui (10%) sedangkan responden menyatakan bersedia di vaksinasi (92%) dan tidak bersedia (8%). Dari hasil uji korelasi spearman’s rho penelitian ini didapatkan nilai signifikan 0,000 <0,05 dengan nilai koefisien korelasi 0,436. Kesimpulannya terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kesediaan vaksinasi COVID-19 pada masyarakat di Kabupaten Kutai Kartanegara, oleh karena itu semakin tinggi ilmu pengetahuan semakin besar pula ketersediaan untuk di vaksinasi.
Outbreak is corona virus disease or what is often called COVID-19 is a problem in the world and also in Indonesia. In addition to the implementation of a good understanding and knowledge of all elements including society, in addition, one of the factors that influence a person's behavior is the level of knowledge. This study aims to determine the relationship between the level of knowledge and covid-19 vaccination behavior in the people of Samarinda City. This study used quantitative research with a cross-sectional design where the number of samples in this study was 130 samples obtained from direct interviews and filling out questionnaires. The data analysis in this study was to use the Pearson correlation test. Based on the results obtained, it shows that out of a total of 130 respondents, a sig value (2-tailed) of 0.000 <0.05 is known so that it can be said that there is a significant relationship between 2 variables, namely knowledge and perception, besides that, a correlation coefficient of 0.346 is obtained, which means that the level of strength or correlation of the relationship between 2 variables is weak. Knowledge is one of the factors that influence a person's behavior, so the higher the knowledge about vaccines, the higher the public's desire to vaccinate against COVID-19.
Changes will occur in the human body with increasing age. Body changes arise from early life to old age in all organs and tissues. This condition can also be seen in the joint system associated with arthritis. The introduction of disease and arthritis treatment through extension methods needs to be done to the public to raise awareness of maintaining joint health. People who participate in this awareness-raising program are given pre and posttest related to the cause of arthritis, arthritis treatment, and how to take them appropriately to reduce the side effects of the drugs that can occur. Based on the analysis of the scores from the test, it was found that there was a significant increase in public knowledge before and after the program. The community also checks uric acid levels as an initial screening for gout signs, which is one of the most common arthritis in the community. Thus, the public has a better understanding of arthritis and joint health conditions based on examining uric acid levels.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.