The pattern of Bali cattle farming in Indonesia is dominated by traditional livestock systems which are identical to local feeding (without taking into account the needs of cattle. This study aims to determine the effect of conventional feeding on the productivity of Bali cattle in Lempake Village, North Samarinda Sub-district, Samarinda City. The study targeted male Bali cattle and measured chest circumference for body weight gain (BWG), Average Daily Gain (ADG), and feed weighing to obtain Dry Matter Intake (DMI) and feed efficiency. The data were analyzed using a multiple linear analysis with the help of a computer program SPSS to assess the correlation between productivity and the independent variables, namely X1 = DMI; X2 = BWG; X3 = ADG; and X4 = feed efficiency. The results showed that the samples had an average DMI, BWG, ADG, and feed efficiency of 16.54, 0.43, 0.43 kg/head/day, and 2.58%, respectively. The regression equation obtained was Y = -1,974+0,005X1-0,0559X2+ 11,685X3+ 1,1287X4 and the coefficient of determination revealed that all the variables had a 90.6% effect on Bali cattle productivity. Bali cattle had a productivity value of 1.85, which shows that the fattening business was profitable or economically feasible.
Diberikan suatu ruang topologi X. Selanjutnya didefinisikan suatu objek aljabar H∗ (X) yang disebut dengan homologi dari X dan (H˜∗ (X)) yang disebut dengan homologi yang tereduksi dari X. Himpunan grup homologi ke-k dari X dinotasikan dengan Hk(X) dan (H˜k(X)) merupakan himpunan grup homologi ke-k yangtereduksi dari X. H0(X) merupakan grup homologi berdimensi nol yang menyatakanbanyaknya connected component pada himpunan kubik tersebut, dimana himpunantitik-titik pada {Pi|i = 1, · · · ,n} pada X terdiri atas satu titik dari masing-masingconnected component pada X. Pada skripsi ini, dikaji bahwa Hk(X) isomorfik dengan(H˜k(X)) dimana k 6= 0. Koleksi dari rantai dasar [Pˆ i − Pˆ 0] ∼ yang bersesuaian denganPi ({[Pi − P0] ∼ ∈ H˜ 0(X) | i = 1,...,n}) membentuk suatu basis untuk (H˜ 0(X)).
Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor terdiri dari 6 Kelurahan yang masing – masing dipimpin oleh seorang Lurah. Kepemimpinan lurah dalam meminpin wilayah nya yang semakin maju dan berkembang perlu adanya apresiasi atas jasa Lurah . Oleh karena itu diperlukan proses Pemilihan Lurah berprestasi agar Lurah dapat lebih termotivasi dalam menjalankan tugas. Untuk lebih optimal dalam proses penentuan Lurah Berprestasi diperlukan metode yang tepat, oleh karena metode Simple Additive Weighting (SAW) dapat lebih mengoptimalkan proses perhitungan karena proses perhitungan dilakukan dengan penjumlahan berbobot. Perhitungan dimulai dari menentukan kriteria, menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria, membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria, kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R. Kemudian hasil akhir diperoleh dari matriks ternormalisasi R dengan vector bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik sebagai solusi. Kriteria dan bobot penilaian didapat dari hasil wawancara dari bagian Kepegawaian Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor. Setelah dilakukan proses perhitungan dengan metode Simple Additive Weighting (SAW) diperoleh hasil yaitu Lurah Katulampa dengan nilai 0,95, dilanjutkan dengan Lurah Sindangrasa dengan nilai 0,93, Lurah Tajur dengan nilai 0,91, Lurah Baranangsiang dengan nilai 0,87, Lurah Sindangsari dengan nilai 0,86 dan yang terakhir Lurah Sukasari dengan nilai 0,80. Dengan demikian Metode Simple Additive Weighting (SAW) dapat digunakan untuk optimalisasi dalam menentukan Lurah Berprestasi se-Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor dengan tingkat akurasi sebesar 0,83 %
Penelitian ini tentang perspektif Imam Malik tentang pengawasanharga (studi terhadap harga sembako oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Palangka Raya. Fokus penelitian ini tentang: fenomena harga sembako di pasar Palangka Raya. Peran Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam melakukan pengawasan harga sembako di pasar Palangka Raya, Perspektif Imam Malik terhadap pengawasan harga sembako yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Palangka Raya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif dan pendekatan fiqh. Objek penelitian adalah harga sembako sedangkan subjeknya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Palangka Raya. Teknik pengumpulan data terdiri dari observasi, wawancara, dan dokumentasi, dilanjutkan dengan pengabsahan data dan analisis data. Hasil penelitian dan analisis menunjukan bahwa fenomena harga sembako di pasar Palangka Raya, fluktuatif yaitu turun-naik, manakala harga naik disebabkan beberapa faktor; sembako dipasok berasal dari Jawa, gagal panen, biaya sewa lapak mahal, menjelang bulan ramadhan hingga menjelang idul fitri dan hari natal. Peran Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Palangka Raya dalam melakukan pengawasan harga sembako di pasar Palangka Raya, petugas dari dinas tersebut melaksanakan tugasnya dengan cara memantau ke pasar, melakukan dialog dengan para pedagang sembako, mengadakan operasi pasar dan pasar murah/pasar penyeimbang dan pembinaan kepada para pedagang. Perspektif Imam Malik terhadap pengawasan harga sembako yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Palangka Raya, yaitu terdapat sedikit perbedaan. Menurut Imam Malik pemerintah boleh menentukan harga sedangkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Palangka Raya bukan sebagai penentu harga melainkan hanya mengawasi dan mengadakan pasar penyeimbang untuk menstabilkan harga pasar.
The potential advantage of the Trading Village can be seen from the abundant vegetable harvest. The majority of the villagers work as vegetable farmers. This is certainly a distinctive feature for a village. However, in living life, there are often old problems, namely the loss of local farmers due to harvests that are not always sold perfectly. Vegetables that do not last long and rot end up dumping organic waste into rivers. The existence of this activity in addition to harming the farmers also causes environmental problems that are polluted due to organic waste. Seeing this problem, the researcher took the initiative to find a solution in the form of cultivating Maggot Black Soldier Fly, which has the opportunity to create a new business worth rupiah and is useful in creating a healthy environment and avoiding disease. Meanwhile, the research method starts from the preparation stage where researchers conduct site surveys, interviews, and observations. Then it was continued at the implementation stage, namely the Maggot Black Soldier Fly cultivation process and ended in the mentoring stage, where the researchers held a workshop on Maggot cultivation tips as an effort to change the mindset of the Merchant Village community. In addition, the researchers also cooperated with the youth of the trading village to participate and care to deal with the problem of village organic waste
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.