Konsep agribisnis sebagai satu kesatuan system dari segala subsistem yang ada serta berbagai sector dalam pertanian sudah seharusnya untuk dapat memberikan kemanfaatan anatar satu dengan yang lain. Sebagai contoh tanaman mengkudu yang dapat dijadikan bahan suplementasi bagi itik yang merupakan ternak yang banyak dikembangbiakkan di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan itik merupakan ternak unggas yang memiliki banyak manfaat. Penelitian ini menjadi penting dikarenakan saat ini ketersediaan ransum atau sumber makanan itik yang tersedia di alam semakin sedikit. Sehingga penelitian ini mencoba melakukan analisis terhadap tanaman mengkudu yang masih jarang digunakan untuk ternak. Ketersediaan mengkudu juga cukup banyak tersedia di pekarangan atau di berbagai wilayah seperti Sulawesi Barat. Hasil dari penelitian ini adalah bagaiamana menemukan komposisi ransum yang sesuai untuk itik dari tanaman mengkudu yang nantinya akan dapat menambah berat badan itik. Berdasarkan hasil yang diperoleh disimpulkan bahwa presentasi suplementasi tepung buah mengkudu sebesar 10% pada ransum menunujukkan bahwa terjadi peningkatan pada konsumsi serta pertumbuhan bobot badan pada ternak itik yang memberikan efek postif terhadap performa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetuahui korelasi antara ukuran bagian-bagian tubuh dengan berat badan pada kambing lokal. Metode pada penelitian ini yaitu pengambilan sampel dilakukan dalam bentuk survei yang perpedoman pada pengukuran statistik secara vital serta penimbangan berat badan ternak yang dilakukan secara langsung di Lapangan. Adapun dalam penentuan lokasi penelitian menggunakan metode Purposive sampling yang dalam pengambilan data sebagai obyek didasarkan pada kriteria khusus. Jumlah ternak yang digunakan sebanyak 45 ekor kambing lokal jantan yang terdapat di Kec. Sendana. Data di analisis menggunakan analisis regresi linear sederhana serta menggunakan analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran tubuh meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Hal ini ditunjukkan pada ternak tersebut terjadi pertumbuhan atau proses bertambahnya ukuran yang dapat dihitung secara kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan ukuran pada bagian-bagian tubuh ternak dengan berat badan kambing lokal yang lebih tua. Pada umur 12-24 bulan memiliki rataan yang paling tinggi dari pada kelompok umur lainnya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa berat badan dan ukuran bagian-bagian tubuh ternak kambing lokal meningkat seiring bertambahnya umur dan masing-masing bagian ukuran tubuh ternak yaitu lingkar dada, panjang badan dan tinggi badan memiliki hubungan dengan berat badan ternak.
Ketersediaan bahan pakan umumnya berfluktuasi sepanjang tahun, yaitu melimpah pada saat musim penghujan dan terbatas pada saat musim kemarau. Kondisi seperti itu adalah merupakan permasalahan pelit yang dihadapi petani dari masa ke masa untuk tetap eksis dalam mencukupi kebutuhan pakannya. Untuk mengatasi kondisi ini maka petani selalu berusaha mencari sumber-sumber pakan yang bisa jadi alternatif untuk mencukupi kebutuhan ternaknya, termasuk mengeksplorasi sumber pakan yang berasal dari limbah tanaman pangan. Jerami padi adalah adalah salah satu jenis limbah tanaman pangan yang potensil dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak ruminansia. Satu hal yang mendasar bahwa Jerami padi mempunyai keterbatasan karena mengandung serat kasar yang tinggi, protein kasar yang rendah, dan ketersediaannya dipengaruhi oleh musim panen yang berlangsung hampir bersamaan di suatu daerah. Untuk meningkatkan nilai gizi jerami maka cara yang tepat dilakukan yaitu dengan cara fermentasi. Pembuatan pakan komplit berbahan dasar jerami fermentasi dapat menjadi solusi untuk mengatasi kesulitan pakan ternak pada musim-musim tertentu. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan inovasi teknologi pengolahan pakan yang bernilai gizi tinggi dan tersedia sepanjang waktu. Bahan pakan berbentuk wafer pakan komplit merupakan solusi untuk mengatasi karena disamping zat-zat gizinya terpenuhi juga dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu perlu disosialisasikan kepada masyarakat, sehingga penerapan teknologi pakan menjadi suatu gerakan masyarakat untuk dapat mencukupi kebutuhan pakan sapi potong secara memadai sepanjangtahun. Ketersediaan pakan yang memadai. Tujuan penelitian adalah untuk menerapkan inovasi teknologi pengolahan limbah jerami padi fermentasi menjadi bahan pakan yang ketersediaannya berkesinambungan sepanjang tahun.Tahapan metode penelitian : 1. Waktu dan tempat penelitian : Laboratorium Fakultas Peternakan Universitas Hasanudddin dari Bulan November-Desember 2022. 2. Koleksi jerami padi yang merupakan limbah tanaman pangan yang ada di wilayah Kabupaten Majene. 3. Fermentasi jerami padi sebagai bahan dasar pembuatan wafer. 4. Pembuatan ransum komplit bentuk wafer.5. Rancangan perlakuan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan ransum dan tiga ulangan. P0= 0% jerami padi fermentasi + 10% dedak halus + 10% molasses + 10% urea, P1= 025% jerami padi fermentasi + 10% dedak halus + 10% molasses + 10% urea, P2= 50% jerami padi fermentasi + 10% dedak halus + 10% molasses + 10% urea, P3= 75% jerami padi fermentasi + 10% dedak halus + 10% molasses + 10% urea, P4= 100% jerami padi fermentasi + 10% dedak halus + 10% molasses + 10% urea Parameter yang diukur adalah Kadar Air dan kerapatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan fermentasi jerami dalam pembuatan kukis pakan komplit berpengaruh terhadap kandungan bahan kering dan kerapatan. Bahan kering tertinggi dan tingkat kerapatan wafer yang paling kompak terdapat pada P3 dengan penggunaan 75% jerami fermentasi.
Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan protein bungkil kedelai terproteksi tanin pada level yang berbeda dalam pakan komplit. Penelitian menggunakan domba ekor tipis jantan umur ± 8 bulan sebanyak 16 ekor dengan bobot badan 11,81±1,65 kg dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan, perlakuan meliputi P0: 15% bungkil kedelei tanpa proteksi tanin dalam pakan komplit, P1: 15% bungkil kedelei diproteksi 0,5% tanin dalam pakan komplit, P2: 15% bungkil kedelei diproteksi 1% tanin dalam pakan komplit dan P3: 15% bungkil kedelei diproteksi 1,5% tanin dalam pakan komplit. Pengolahan data menggunakan analisis ragam, apabila ada pengaruh perlakuan dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proteksi bungkil kedelai dalam pakan komplit tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap produksi gas metan, energi feses dan energi urin tetapi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap produksi glukosa darah. Kesimpulan bahwa bahwa 15% bungkil kedelai terproteksi tanin dalam pakan komplit pada domba ekor tipis tidak memberikan pengaruh terhadap pengurangan emisi gas metan, akan tetapi 15% bungkil kedelai terproteksi 1% tanin dalam pakan komplit berkonstribusi pada peningkatan glukosa darah.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.