Abstract, Distance Learning should be well prepared from planning, implementing, to evaluating learning. This encourages research to examine how the role of teachers in the learning process is seen from the learning process. The focus of this research is to describe the Role of Teachers in the Implementation of Distance Learning, from the planning, implementation, and evaluation of learning. This research uses a descriptive qualitative research model. This research was conducted at MI Mathlau'ul Huda with the subject of the research being the teachers, in this case the teachers were given questionnaires and interviews to find out some indicators of the teacher's role, (1) the teacher's role as a source of learning in distance learning the teacher provided the source of learning among them namely the theme books and programs that the government made through television namely on TVRI; (2) the teacher's role as a demonstrator in this distance learning where the teacher provides facilities such as media for example with video media to help students in the learning process; (3) the teacher's role as a motivator gives the teacher motivating students. The motivation provided by the teacher also varies, there are those who provide motivation with rewards and also those that go directly to students (4) the role of the teacher as a manager in distance learning here the teacher acts as a manager of learning so that learning can be directed according to the basic competencies and learning objectives that must be achieved; (5) the teacher's role as an evaluator here the teacher's role is to provide an evaluation in order to know the extent to which students master a learning material. Abstrak, Pembelajaran Jarak Jauh seyogianya harus dipersiapkan dengan baik dari mulai perencanaan, pelaksanaan, sampai kepada evaluasi pembelajaran. Hal ini mendorong penelitian untuk mengkaji bagaimana peran guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan dilihat dari proses pembelajaranya. Fokus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, dari mulai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Penelitian ini menggunakan model penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di MI Mathlau’ul Huda dengan subjek penelitianya adalah para guru, dalam hal ini para guru diberikan angket dan wawancara untuk mengetahui beberapa indikator dari peran guru, (1) peran guru sebagai sumber belajar, dalam pembelajaran jarak jauh guru memberikan sumber belajar, yaitu buku tema dan program yang pemerintah buat melalui televisi yaitu di TVRI; (2) peran guru sebagai demonstrator, pada pembelajaran jarak jauh ini dimana guru memberikan fasilitas seperti, media contohnya dengan media video untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran; (3) peran guru sebagai motivator, guru memberikan memotivasi kepada peserta didik. Motivasi yang diberikan guru juga beragam ada yang memberikan motivasi dengan reward dan juga ada yang melalui langsung kepada peserta didik (4) peran guru sebagai pengelola, dalam pembelajaran jarak jauh disini guru berperan sebagai pengelola pembelajaran, agar pembelajaran dapat terarah sesuai dengan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai; (5) peran guru sebagai evaluator disini guru berperan untuk memberikan evaluasi agar mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai suatu materi pembelajaran. Terakhir mengenai faktor pendukung dan penghambat peran guru dalam pelaksanan pembelajaran jarak jauh.
The welfare state is an ideal country whose development is focused on improving welfare. This is can doing through giving a more important role to the state in providing universal and comprehensive social services to its citizens. The choice of such a country is also the same as what is thought by a Muslim philosopher named Al-Farabi. Al-Farabi's thought in politics such as the main state resembles the ideal state concept of Plato. The leader is the first mover of society to get happiness, as is the position of the heart in the body, while the other body members are helpers to produce the happiness that they aspire to. This paper presents the thoughts of an Islamic philosopher named Al-Farabi about the Prosperous State of Prosperity. This paper analyzes analytically and explores critically Al-Farabi's view of a State and the conception of a Prosperous State in Islam. The study uses qualitative research methods with a literary approach. The data obtained comes from several books and other sources about the conception of a Prosperous State.Keywords: Conception, Prosperous Country, Al-FarabiAbstrak Negara kesejahteraan merupakan negara ideal yang pembangunannya difokuskan pada peningkatan kesejahteraan. Hal ini dilakukan melalui pemberian peran yang lebih penting kepada negara dalam memberikan pelayanan sosial secara universal dan komprehensif kepada warganya. . Pilihan Negara seperti itu juga sama dengan apa yang dipikirkan oleh seorang tokoh filosof Islam yaitu Al-Farabi. Pemikiran Al-Farabi dalam bidang politik seperti negara utama menyerupai konsep negara idealnya Plato. . Pemimpin adalah penggerak pertama masyarakat untuk mendapat kebahagiaan, sebagaimana kedudukan hati dalam jasad, sedangkan anggota tubuh lainnya adalah pembantu untuk menghasilkan kebahagiaan yang dicita-citakan. Tulisan ini menyajikan pemikiran seorang filosof Islam yaitu Al-Farabi tentang Konsepsi Negara Sejahtera. Tulisan ini mengupas secara analitis dan mengeksplorasi secara kritis pandangan Al-Farabi terhadap Sebuah Negara dan Konsepsi Negara Sejahtera di dalam Islam. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan literature. Data yang diperoleh berasal dari buku-buku dan sumber ilmiah lainnya yang terkait dengan Konsepsi Negara Sejahtera. Keywords: Konsepsi, Negara Sejahtera, Al-Farabi
Abstrak HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang system kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit.Perilaku pencegahan HIV AIDS pada remaja harus menjadi perhatian bagi pemerintah dan instasi instasi terkait guna untuk meninggkatakan mutu remaja di mata masyarakat. yang penuh gejolak, masa yang penuhdengan berbagai pengenalan dan pertualangan akan hal-hal yang baru termasuk pengalaman berinteraksi dengan lawan jenis sebagai bekal manusia untuk mengisi kehidupan mereka kelak.Sekitar 30% dari penderita HIV-AIDS ini adalah remaja. Diserangnya usia produktif ini merupakan suatu tantangan yang perlu segera diatasi mengingat usia produktif adalah asset pembangunan bangsa (BKKBN, 2009). Indonesia Negara berkembang di wilayah Asia yang telah digolongkan menjadi Negara dengan tingkat epidemi yang terkonsentrasi atau concentrated level epidemic (CLE) karena memiliki kantong-kantong epidemic dengan prevalensi lebihdari 5% pada sub populasi beresiko terinfeksi HIV seperti pekerja seks komersial. Tujuan penelitian Mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung serta besaran antara pengetahuan remaja, dukungan teman sebaya dan sumber informasi terhadap perilaku pencegahan HIV AIDS dikalangan pelajar SMKN Kalinyamatan Kabupaten Jepara khususnya tahun 2016. Desain penelitia ndengan metode cross sectional. Pengolahn data dengan Smart Partial Square (PLS).Jumlah sample 100 pelajar SMKN Kalinyamatan.Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengaruh pengetahuan terhadap perilaku sebesar 61.22%, pengaruh dukungan teman sebaya terhadap perilaku sebesar 17.06% dan sumber informasi terhadap pengetahuan sebesar 8,95%. Disarankan bagi tenaga kesehatan untuk selalu mengadakan romkes guna untuk meningkatkan pengetahaun remaja tentang HIV AIDS.
This article aims to identify and analyze the urgency and future of fiqh legislation for halal products in Indonesia. In addition, this article also aims to identify and analyze whether Law no. 33 of 2014 concerning the Guarantee of Halal Products is the result of authoritarianism in the name of Islamic law in Indonesia or is a constitutional guarantee for the majority of Muslims. The conclusion of this study shows that the effort to enact the jurisprudence of halal products through the Halal Product Guarantee Law is a constitutional necessity for Indonesian citizens who are predominantly Muslim. The regulation of halal certification in the Halal Product Guarantee Law is a form of legal certainty and constitutional protections for the majority of Muslims as consumers in Indonesia. In addition, the existence of the Halal Product Guarantee Law is also considered to provide benefits economically, socially, and healthily, which applies universally regardless of religion. Even the accusation that the Halal Product Guarantee Law is a product of authoritarianism that harms non-Muslims cannot be justified. Because the producers of food and medicine that are widely circulating in supermarkets and mini-markets in Indonesia are actually non-Muslim owners. Even with this halal certification, their products can enter the world market, especially in Muslim countries.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.