Mastering lexical collocation uses in learning English as a foreign language is absolutely essential to develop students’ communicative skills and linguistic abilities. Most students, however, have problems with putting words together in a characteristic of “natural” English native speaker-like manner during writing. Students tend to use strange lexical collocation expressions therefore students’ language production does not sound natural and carries imprecise meaning. With regard to this underlying issue, the main emphasis of the current study was lying on the investigation of the types and the causes of lexical collocation error committed by EFL students in their argumentative writing. Through a qualitative research approach applying a descriptive-analytic method, sixteen university students were chosen purposively. The data were collected from two principal sources i.e., students’ writing samples and semi-structured interviews. In terms of data analysis technique, this study employed an error analysis technique developed by Ellis (1994) to analyze the obtained lexical collocation errors and applied a content analysis technique provided by Kumar (2011) to analyze the interview results. The study revealed 54 erroneousness of lexical collocation production consisting of verb + noun/pronoun (PP), adjective + noun, adverb + adjective, noun + noun, and verb + adverb combination. These errors were caused by a lack of collocation competence, native language influence, the use of synonym, overgeneralization, and approximation.
Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk membantu memaksimalkan pembelajaran bahasa Inggris bagi anak-anak usia sekolah dasar di Rumah Belajar dan bermain, sekaligus mengenalkan bahasa Inggris bagi mereka yang belum pernah mempelajarinya. Kegiatan ini difokuskan pada pembelajaran dan pelatihan berbicara bahasa Inggris dengan menggunakan metode Role play. Target yang ingin dicapai adalah terciptanya kegiatan belajar bahasa Inggris yang menyenangkan dan meningkatnya kemampuan berbicara bahasa Inggris para peserta pelatihan. Hasil dari pelaksanaaan kegiatan pengabdian menunjukkan bahwa metode role play efektif dalam meningkatkan motivasi peserta pelatihan untuk belajar bahasa Inggris. Melalui kegiatan pengabdian ini juga mereka dapat mengenal banyak kosa kata bahasa Inggris dan menggunakannya dalam komunikasi lisan sederhana. Diharapkan kegiatan pelatihan bahasa Inggris seperti ini dapat terus berlanjut, sehingga anak-anak di Rumah belajar dan bermain dapat memiliki kesempatan belajar bahasa Inggris lebih lanjut, tidak hanya pada keterampilan berbicara tetapi juga keterampilan bahasa Inggris lainnya.
The purpose of this research is to elucidate students' perspectives on grammar teaching methods. It observed 5th-semester students from the 2019 academic year, in English Language Education Study Program. Five students were chosen at random from each class, so the total sample for this study was 25. The descriptive quantitative research method was applied to this study. The information was gathered using a questionnaire that represented two grammar teaching methods: explicit and implicit. Each one consists of six statements, with several options for students to choose from, including strongly agree, agree, neutral, disagree, and strongly disagree. The findings revealed that each student has a different perspective on what method is required. The questionnaire results showed that approximately 80% of students agreed with every statement in the explicit method, and the majority of them chose neutral to the statements in the implicit method, with an average percentage of 37%-70%. As a result, students can be taught using both implicit and explicit methods, as both have advantages, and it is determined by the needs of each student.
This study aims to reveal the production of consonant sounds in children aged 6-9 years old whose first language is Indonesian and/or Gorontalo language, as well as to reveal the facts about the consonant sounds that can and cannot be produced by the children. This study applied qualitative method by collecting the data using audio and video recording to record the consonant sounds produced by the participants, and transcribing the sounds using IPA (International Phonetic Alphabet). The data of this study were taken from School-Age Children from six until nine years old, that consisted of five students from Ronal Hutagalung Learning Center. The data analysis was carried out through the stages of data reduction, data display, and the drawing and verifying conclusion. Furthermore, the classification of NAE Consonant Phonemes by Parker (1986) was used as the main theory in data analysis. The findings show that from five participants, three participants can produce 23 consonant sounds, and two participants can produce 24 consonant sounds. In addition, the results also show that the participants were mostly unable to produce consonants Voiceless Dental Fricative /θ/, Voiced Palatal Fricative /ʒ/, Voiced Palatal Glide /y/, Voiceless Palatal Fricative /ʃ/, and Voiced Dental Fricative /ð/, which means that most of the sounds that they cannot produce are the consonants that do not exist in their first language. The findings of this study are expected to be a reference in teaching English pronunciation to children, as well as overcoming the problems related to the consonant production in children. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap produksi bunyi-bunyi konsonan pada anak usia 6-9 tahun yang bahasa pertamanya adalah bahasa Indonesia dan/atau bahasa Gorontalo, serta mengungkap fakta tentang bunyi konsonan yang dapat dan tidak dapat dihasilkan oleh anak pada usia tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data menggunakan rekaman audio dan video untuk merekam bunyi konsonan yang dihasilkan oleh partisipan, dan mentranskripsi bunyi-bunyi tersebut dengan menggunakan IPA (International Phonetic Alphabet). Data penelitian ini diambil dari Anak Usia Sekolah dari usia enam sampai sembilan tahun, yang terdiri dari lima siswa dari Ronal Hutagalung Learning Center. Analisis data dilaksanakan melalui tahapan reduksi data, penyajian data, serta penarikan dan verifikasi kesimpulan. Selanjutnya, klasifikasi Fonem Konsonan NAE oleh Parker (1986) digunakan sebagai teori utama dalam analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari lima partisipan, tiga partisipan dapat menghasilkan 23 bunyi konsonan, dan dua partisipan dapat menghasilkan 24 bunyi konsonan. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar partisipan tidak dapat memproduksi konsonan Voiceless Dental Fricative /θ/, Voiced Palatal Fricative /ʒ/, Voiced Palatal Glide /y/, Voiceless Palatal Fricative /ʃ/, and Voiced Dental Fricative /ð/, yang berarti bahwa sebagian besar bunyi yang tidak dapat mereka lafalkan adalah konsonan yang tidak ada dalam bahasa pertama mereka. Temuan penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam mengajarkan pronunciation bahasa Inggris pada anak, serta mengatasi permasalahan terkait produksi bunyi-bunyi konsonan pada anak.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan belajar bahasa Inggris pada mahasiswa di lima program studi yang ada di Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo, yaitu Prodi Elektro, Arsitektur, Sipil, Industri, dan Informatika. Pengumpulan data dilaksanakan melalui pemberian angket kepada mahasiswa Fakultas Teknik sebagai responden penelitian untuk mengidentifikasi apa saja kebutuhan dan harapan mahasiswa ketika belajar Bahasa Inggris di prodi mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa di fakultas teknik memiliki kebutuhan belajar Bahasa Inggris yang dititikberatkan pada peningkatan empat keterampilan bahasa, yaitu berbicara, menulis, mendengar, dan membaca. Hasil persentase dalam angket menunjukkan sebanyak 95% mahasiwa setuju bahwa keterampilan mendengar, berbicara, dan membaca sangat dibutuhkan dalam pembelajaran bahasa Inggris, sedangkan keterampilan menulis memperoleh persentase sebanyak 90%. Selain itu, mahasiswa juga memiliki harapan untuk dapat lebih banyak belajar kosakata bahasa Inggris yang berhubungan dengan program studi mereka, karena kosakata tersebut sangat membantu mereka dalam proses pembelajaran pada mata kuliah yang ada di prodi mereka. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi dosen pengajar dalam menyusun silabus dan bahan ajar mata kuliah bahasa Inggris di prodi yang ada di Fakultas Teknik UNG.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.