ABSTRAKPolialuminium khlorida (PAC) dan tawas merupakan koagulan yang umum digunakan pada proses pengolahan air limbah. Kedua jenis koagulan tersebut mempunyai sifat yang dapat menarik partikel-partikel lain dalam media air, sehingga berat, ukuran dan bentuknya menjadi semakin besar dan lebih mudah mengendap. PAC adalah garam khusus dari senyawa aluminium klorida yang mampu memberikan daya koagulasi dan flokulasi yang lebih kuat dibandingkan dengan garam-garam aluminium yang biasa seperti aluminium sulfat atau ferri klorida. Puslitbang tekMIRA telah berhasil membuat PAC dan tawas dengan spesifikasi yang memenuhi persyaratan pasar. Kemampuan daya koagulasi dari kedua jenis koagulan tersebut telah dibandingkan dengan koagulan yang biasa digunakan oleh PT Antam di IPAL pengolahan emas Pongkor dengan menggunakan metode jar test. Hasil jar test yang diperoleh menunjukkan bahwa PAC dan tawas hasil penelitian memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan koagulan yang digunakan di IPAL, PT Antam. Tawas 3 (produk skala laboratorium) dan PAC 11 (produk skala pilot) menunjukkan performa yang paling baik dibandingkan dengan koagulan lainnya termasuk koagulan yang digunakan di IPAL Pengolahan Emas Pongkor. Tawas 3 mampu menurunkan turbidity air limbah (masukan thickener) dari semula sekitar 2000 menjadi 151 NTU (efisiensi penurunan 92,45%). Hasil ini jauh lebih baik dibandingkan dengan tawas PT Antam yang hanya dapat menurunkan sampai 548 NTU (efisiensi penurunan 72,6%). Sedangkan untuk PAC hasil percobaan skala pilot yaitu PAC 11 mampu menurunkan turbidity air limbah (dari tailing dump) dari semula 130,74 menjadi 2,92 NTU (efisiensi penurunan 97,77%); total suspended solid turun dari 196,33 ppm menjadi 38,7 ppm, lebih baik dibandingkan dengan PAC yang digunakan oleh PT Antam yang hanya mampu menurunkan turbidity air limbah sampai 4,67 NTU (efisiensi penurunan 96,43%). Adapun total suspended solid turun dari 196,33 menjadi 30,67 ppm.
Sumberdaya bauksit yang ada di Tayan, Kalimantan Barat belum dimanfaatkan secara optimal dan perlu dilakukan peningkatan nilai tambah bauksit melalui proses pencucian dan pengolahan, sehingga perlu dilakukan pengkajian peningkatan mutu bijih bauksit. Percontoh bijih bauksit yang diambil dari daerah Tayan memiliki kadar SiO2 total 11,55%, Al2O3 43,64%, Fe2O3 9,63%. Proses peningkatan mutu (upgrading) bijih bauksit bertujuan untuk menaikkan kadar bauksit agar memenuhi persyaratan alumina di atas 51% Al2O3, maksimum 3% SiO2 dan maksimum 7 % Fe2O3 untuk bahan baku alumina. Tahapan proses scrubbing meliputi pemercontohan, scrubbing, pengayakan, pengeringan, penimbangan, penggerusan, pemisah magnetik dan analisis kimia. Parameter mutu yang digunakan untuk menilai keberhasilan adalah persen kumulatif ukuran butiran +2 mm (+10 mesh), perolehan Al2O3, kadar SiO2 total, Al2O3, dan Fe2O3. Uji coba proses pencucian-magnetik separator ini telah memberikan hasil yang baik ditinjau dari peningkatan kadar Al2O3 dan perolehan Al2O3. Kadar Al2O3 hasil uji coba berkisar antara 57,29-59,78% dengan perolehan berkisar 69,67-85,58%. Bauksit tercuci-magnetik separator yang dihasilkan telah meningkatkan mutu bijih bauksit sebagai bahan baku pembuatan alumina melalui proses Bayer.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.