Gambaran dislipidemia pada DM tipe 2 yang paling sering ditemukan adalah peningkatan kadar TG dan penurunan kadar HDL. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan indeks massa tubuh dengan rasio TG/HDL pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh rekam medis pasien diabetes melitus yang tercatat dalam rekam medis RS Royal Prima dari April sampai Mei 2021. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling. Jumlah sampel yang terlibat sebanyak 100 orang. Data diperoleh dari rekam medis pasien diabetes mellitus. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia paling banyak terkena diabetes melitus tipe II yang paling tinggi pada mortalitas usia 40-60 tahun berjumlah 51 orang. Sementara distribusi proporsi pasien diabetes melitus tipe II berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak adalah laki-laki yaitu 64 orang. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa usia tidak berhubungan dengan indeks massa tubuh (0,517). Demikian juga dengan hasil uji pada jenis kelamin, disimpulkan bahwa jenis kelamin juga tidak berhubungan dengan indeks massa tubuh (0,683). Sedangkan kadar rasio TG/HDL paling tinggi adalah 3,6-4,5 dengan jumlah total 44, sementara nilai rasio TG/HDL paling rendah adalah 1,1-2,5 dengan jumlah total 5.
Penyakit diabetes mellitus tipe 2 (DM tipe 2) berdampak negatif pada kualitas hidup sekaligus meningkatkan morbiditas dan mortalitas. HbA1 (hemoglobin terglikasi) digunakan untuk mendiagnosis diabetes mellitus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan antara nilai IMT dan HbA1c pada pasien DM tipe 2. Studi ini mengambil pendekatan cross-sectional dan bersifat observasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan IMT dengan Kadar HbA1c yang paling banyak mempengaruhi diabetes mellitus adalah 18,5-24,9 yaitu 53 orang, sedangkan yang paling rendah yaitu ≥25 dengan jumlah 22 orang. Terdapat korelasi yang tidak signifikan antara Hba1c dengan IMT (p=0,987).
Tuberkulosis paru (TB) merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan bakteri Mycobacteriumtuberculosis, Kuman tersebut merupakan genus Actinomycetales dan family dari Mycobacteriacea yang jugadikenal sebagai bakteri tahan asam. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Karakteristik Diagnosa danPenyakit Penyerta Pasien Tuberkulosis di RS Grandmed Lubuk Pakam Tahun 2019. Penelitian ini dibuat denganmetode design studi kasus yang bersifat deskriptif retrospektif, besar sampel 100 data rekam medis pasiendiambil secara purposive sampling, yaitu rekam medis yang paling datanya dan dianalisa dengan deskriptifstatistik. Berdasarkan hasil, ditemukan Umur termuda yaitu 17 tahun dan umur tertua 72 tahun, dengan jumlahlaki-laki sebanyak 66 orang dan perempuan sebanyak 34 orang. Keluhan batuk >2 minggu (100%) ditemukanpada semua pasien tuberkulosis paru, keluhan tambahan terbanyak adalah berkeringat malam hari (69%) danhasil pemeriksaan penunjang didapatkan pemeriksaan BTA terbanyak yaitu Positif 1 (33%) diikuti dengan hasilpemeriksaan rontgen thoraks terbanyak adalah lesi minimal (46%) serta penyakit penyerta mayoritas diabetes(17%). Kesimpulan yang bisa didapatkan ialah distribusi terjadinya tuberkulosis paru lebih tinggi pada laki-laki(66%) daripada perempuan (34%) dan keluhan batuk >2 minggu ditemukan pada semua pasien tuberkulosisparu, serta pada pemeriksaan penunjang BTA mayoritas adalah positif 1 (33%) dan pada pemeriksaan ronthenthoraks lesi minimal (46%) yang terbanyak serta Penyakit Penyerta Diabetes (17%) mayoritas dialami pasientuberkulosis paru.Kata Kunci : Tuberkulosis, Karakteristik, Diagnosis
AbstrakObesitas adalah faktor risiko utama pada berbagai penyakit kronis, seperti diabetes, kelainan muskuloskeletal,hipertensi, bahkan kanker. Setidaknya ada 2,8 juta orang meninggal per tahun sebagai akibat overweight atauobesitas. Terdapat sekitar 63.309.620 orang mengalami hipertensi di Indonesia pada tahun 2018, dimana427.218 diantaranya meninggal karena hipertensi. Aktivasi sistem saraf simpatis, jumlah total lemak dalamtubuh, peningkatan reabsorpsi natrium dan aktivitas sistem renin-angiotensin di ginjal akibat retensi dari ion inimenjadi penyebab yang mendasari dari hipertensi yang disebabkan obesitas. Sehingga, tujuan dari penelitianini untuk mengekplorasi pengaruh antara kategori obesitas terhadap tekanan darah pada petugas kepolisian diPolresta Deli Serdang. Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional pada 51 orang petugas kepolisian diPolresta Deli Serdang. Parameter yang dievaluasi meliputi umur, jenis kelamin, lingkar perut, indeks massatubuh, tekanan darah, dan kolesterol total. Seluruh data penelitian dianalisa dengan analisa deskriptif,kemudian dilanjutkan dengan uji kendall’s tau b dan uji two sample t-test dengan uji mann-whitney sebagai ujialternative. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif lemah antara indeks massatubuh dengan hipertensi, walaupun hubungan antara keduanya tidak signifikan (Nilai p= 0.0830; r= 0.030).Sehingga dapat disimpulan bahwa IMT tidak mempengaruhi kejadian hipertensi.Kata kunci: IMT, Hipertensi, Deli Serdang, obesitas
Various microorganisms such as Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenza, Chlamydia spp, and Mycoplasma pneumonia can cause ARI. The ginger flower which contains various phytochemicals that have potential anti-microbial. Recent study was aimed to explore the anti-microbial properties of ginger flower extract. This study was experimental in vitro study with the disc diffusion method. The ethanol extract of Ginger flowers was obtained by maceration method with a ratio of Simplicia to solvent 1:10. Then it concentrated with a rotary evaporator. The ethanol extract of the ginger flower was diluted by DMSO into four concentrations viz. 100%, 75%, 50%, and 25%. The anti-microbial activity assay used three different types of microbes (Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenza, and Candida albicans) different in 3 repetitions. There were significant differences each concentration on the width of clear zone among Streptococcus pneumonia (P-value = 0.010), Haemophilus influenza (P-value = 0.011), and Candida albicans (P-value = 0.005). Also, all concentrations of ginger flower extract showed no significant difference between positive controls; however, significant differences were found for negative controls. Hence, It can be concluded that 25% of ginger flower extract has been sufficient to inhibit the growth of various tested microorganisms.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.