Kecelakaan bisa terjadi kapan pun, di mana pun dan dapat pula menimpa siapa saja. Umumnya, kecelakaan pun menjadi penyebab utama trauma yang kemudian menyebabkan kematian. cedera kecelakaan lalu lintas dan kematian yang terjadi sudah menjadi masalah sangat serius. Prevalensi cedera hasil Riskesdas 2013 meningkat dibandingkan Riskesdas 2007, penyebab akibat kecelakaan sepeda motor 40,6 persen, terbanyak pada laki-laki dan berusia 15-24 tahun. Proporsi cedera karena kecelakaan transportasi darat (sepeda motor dan kendaraan lain) meningkat dari 25,9 persen menjadi 47,7 persen. Dalam menghadapi kasus kecelakaan dengan kondisi kegawatdaruratan diperlukan suatu keterampilan usaha untuk mengembalikan dan mempertahankan fungsi vital organ pada korban kecelakaan atau biasa disebut bantuan hidup dasar. Adapun dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini dilakukan dengan tahapan melakukan kegiatan sosialisasi dengan kepala dan pegawai puskesmas, petugas kesehatan, beserta kader tentang pelatihan penanganan bantuan hidup dasar (BHD) dan k3 lingkungan rumah tangga, Pengidentifikasian kader kesehatan sebagai calon peserta tersebut lingkungan rumah tangga kepada kader dan evaluasi dan monitoring hasil kegiatan. Berdasarkan hasil pelatihan, pengetahuan kader tentang penanganan BHD dan K3 lingkungan rumah tangga meningkat. dalam hal ini pengetahuan yang didapatkan peserta yaitu mengenai teknik dalam memberikan bantuan hidup dasar khususnya resusitasi jantung paru (RJP).Kata Kunci : Kecelakaan; Bantuan Hidup Dasar; K3 Rumah Tangga; Resusitasi Jantung Paru.AbstractAccidents can happen anytime, anywhere and anyone. Generally, accidents also become the main cause of trauma which then causes death. Traffic accident injuries and deaths that occur have become very serious problems. The prevalence of injury results from Indonesia Basic Health Research (Riskesdas) 2013 increased compared to Riskesdas 2007. The proportion of injuries due to land transportation accidents (motorbikes and other vehicles) increased from 25.9 percent to 47.7 percent. In dealing with accident cases with emergency conditions, a skill is needed to restore and maintain the vital functions of organs in the accident commonly called basic life support (BLS). These activities are carried out with the stages of conducting socialization activities with the head and staff of the health center, health workers, and cadres on training in handling BLS and household safety, Identification of health cadres as prospective participants in BLS, and evaluation and monitoring of activity results. Based on the results of the training, knowledge of cadres about handling BLS and Health Safety in the household environment increased. In this case, the knowledge gained by participants namely about techniques in providing basic life support, especially cardiac pulmonary resuscitation (CPR).Keywords: Accident; Basic Life Support; Household Health Safety; Cardiac Pulmonary Resuscitation.
Latar Belakang : Neuropati periferal merupakan salah satu komplikasi pada penderita DM tipe 2 yang ditandai dengan sensivitas kaki menurun sehingga dapat mengakibatkan perlukaan pada kaki, deteksi dini sensitivitas kaki sangat penting untuk mencegah perlukaan pada kaki dan amputasi, hasil uji sensitivitas kaki yang buruk akan mengakibatkan penderita tidak bisa merasakan sentuhan pada kakinya sehingga diperlukan intervensi berupa perawatan kaki yang dapat membuat hasil uji sensitivitas kaki menjadi lebih baik.Tujuan: Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh perawatan kaki terhadap perubahan uji sensitivitas kaki pada penderita DM Tipe 2 di wilayah UPTD Puskesmas Pontianak SelatanMetode: Penelitian kuantitatif yang menggunakan desain penelitian quasy experiment dengan jenis penelitian pre and post test dengan simple random sampling yang mana menggunakan satu kelompok intervensi dan satu kelompok kontrol pada responden sebanyak 36 orang dengan menggunakan instrumen uji sensitivitas kaki berupa monofilamen 10g dan Garputala 128 Hz.Hasil : uji Mann Whitney menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan perawatan kaki terhadap perubahan uji sensitivitas kaki (?= 0,000) pada penderita DM Tipe 2 yang mengalami neuropati periferal..Kesimpulan : Ada pengaruh perawatan kaki terhadap perubahan uji sensitivitas kaki neuropati periferal pada pasien DM tipe 2 di wilayah UPTD Puskesmas Pontianak Selatan.Kata Kunci : Perawatan Kaki, Neropati Periferal, Uji Sensitivitas KakiReferensi : 24 (2008-2018)
Kegawatdaruratan merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang menuntut perlunya tindak cepat dari tenaga medis yang bekerja. Segala bentuk pelayanan kegawatdaruratan mengharuskan tenaga medis mengefisienkan waktu dalam proses memberikan asuhan keperawatan. Salah satu bentuk pelayanan kegawatdaruratan tersebut adalah adanya Early Warning System (EWS), merupakan suatu panduan yang dapat memudahkan perawat jaga dalam melakukan pengkajian kondisi kegawatdaruratan kondisi pasien terkini. Pemanfaatan teknologi dalam pengembangan Early Warning System tentunya dapat membantu dalam meningkatkan efesiensi waktu dalam pelayanan keperawatan gawat darurat. Sehingga meminimalisir kondisi keparahan pada pasien dalam fase gawat darurat. Penelitian dan Pengembangan (Researh and Development) menjadi metode yang digunakan dalam penelitian ini berikutnya diterapkan dalam aplikasi mobile berbasis android. Berdasarkan hasil validasi ahli terkait aplikasi Early Warning System didapati nilai rata-rata validasi adalah 4,71 dan persentase sebesar 94,4% sehingga dapat dikatakan aplikasi Early Warning System sangat valid.
Background: Nursing education learning process goals are create qualified nurses with knowledge, attitude, and good skills, it is prior to an emotional intelligences. The purpose of this study was identifying the influence of metacognition approach towards problem solving skills and attitude performance for practicioner nursing students in Tanjungpura University. Methode. This study was quasy experimental without control group, with 17 respondents as total sampling, the subjects was nursing students of Tanjungpura University. Data was collected in RSUD dr.Abdul Aziz, Singkawang, West Kalimantan on May – July 2014. Each subject was three times implemented by Tutorial in Clinic (TIC) learning system with metacognition approach. Results. Data was analised by paired t test and found that both of variables, problem solving skills and attitude performance, each has significant p 0.0001 ( p values < 0.05.Discussion. Learning process with metacognition implication is be able to improve nursing students critical thinking ability that showed by mean scores improvement of problem solving skills and attitude performance. It is recommended that school of nursing in Indonesia should implement this model into clinical practice for nursing students. Keywords: metacognition, problem solving skills, attitude, performance, students.
Latar Belakang: Pelaksanaan pelayanan keperawatan di ruang Intensive Care Unit (ICU) lebih memfokuskan kepada perawatan pasien kritis, sehingga keluarga pasien yang menunggu merasa terabaikan. Hal ini akan berdampak terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang kurang baik. Masalah yang sering terjadi oleh keluarga di ruang ICU ialah kurang terpenuhi pemenuhan kebutuhan keluarga pasien. Implementasi yang dapat perawat lakukan ialah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan keluarga yang menjadi prioritas. Tujuan: Mengidentifikasi gambaran kualitas pelayanan keperawatan dan pemenuhan kebutuhan keluarga pasien di ICU. Metode: Jenis penelitian literature review dengan teknik analisis data menggunakan content analyis, artikel diperoleh dari database Google Scholar, PubMED, neliti.com, Portal Garuda dan Research Gate, menggunakan kata kunci: kualitas pelayanan keperawatan, Intensive Care Unit, kebutuhan keluarga, family needs, quality, nursing care. Ekstraksi data meliputi nama pengarang, tahun, negara,tujuan, reponden, desain, finding/temuan. Hasil: Dari hasil literature review ditemukan tujuh artikel yang sesuai dengan kriteria. Analisis menunjukkan bahwa pelaksanaan kualitas pelayanan di ICU dan pemenuhan kebutuhan keluarga sudah rata-rata baik. Pasien dan keluarga merasa puas atas pelayanan keperawatan, terutama mengenai daya tanggap dan rasa empati. Kebutuhan yang menjadi prioritas ialah jaminan pelayanan dan informasi. Kesimpulan: Kualitas pelayanan keperawatan di ICU telah baik dari unsur daya tanggap dan empati perawat. Pemenuhan kebutuhan keluarga diprioritaskan ialah jaminan pelayanan dan informasi. Kata Kunci: Kualitas pelayanan, kebutuhan keluarga, Intensive Care Unit Referensi: 55 (2012-2019)
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.