Penelitian dibuat untuk melihat pengaruh inflasi dan Non-performing Loan (NPL) terhadap profitabilitas BPR Indonesia secara nasional dengan pemilihan Return On Equity (ROE) sebagai indikator profitabilitas. Data diambil melalui website resmi BPS, dan dari statistik perbankan Indonesia pada website resmi OJK tahun 2019 - 2021. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis statistik deskriptif kuantitatif dengan ordinary least square (OLS), dan pada data terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik untuk memastikan bahwa data layak dan valid untuk dianalisa. Dari hasil analisa uji-t didapatkan nilai signifikansi inflasi secara parsial dengan nilai sig.t 0.227 > 0.05 dan NPL secara parsial dengan nilai sig.t 0.932 > 0.05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROE.

Bank health must be maintained and/or improved so that public trust in banks is always maintained. The size of the bank's assessment has been determined by Bank Indonesia, so that the bank is required to make regular or periodical reports on all of its activities. This research is a descriptive study with quantitative data types that aim to determine the level of soundness of the Bank using the RGEC approach (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital). The indicators used to measure the soundness of banks in this study are: NPL, LDR, GCG, ROA, ROE, BOPO and NIM. This indicator refers to Bank Indonesia Circular No. 6/23/DPNP of 2004 and Bank Indonesia Circular No. 15/15/DPNP of 2013. The results showed that several indicator ratio values ​​that had been accumulated became composite rating values ​​(PK), there was an increase in composite values ​​from 62.9% PK(3) in 2019, to 80% (PK 2 ) in 2020 and 82.85% (PK 2) in 2021. So that Bank BTN in 2019 in the "Healthy Enough" category will become a bank in the "healthy" category in 2020 and 2021.