This study aimed to analyze the risk of paddy rice farming and the impact of the use of farm inputs to the risk of rice production in Bali Province. The research was conducted in three districts of rice production centers, Tabanan, Buleleng and Gianyar during two cropping seasons in 2012. The data collected through interviews with 122 randomly selected farmers. Risk production of low land rice was analyzed by the coefficient of variation, while the factors that affect the risk of rice production were analyzed with multiple linear regression analysis with multiplicative heteroskedastic method. The result showed that the risk production of rice on wet season and the land does not belong to his own status is higher than dry season and his own status. Production factors that significantly affect the risk of rice production are land, organic fertilizers and pesticides. Keywords: risk, production, low land rice. INTISARIPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko usahatani padi sawah serta pengaruh penggunaan input usahatani terhadap risiko produksi padi sawah di Provinsi Bali. Penelitian dilaksanakan di tiga kabupaten sentra produksi padi sawah antara lain Kabupaten Tabanan, Buleleng dan Gianyar selama dua musim tanam pada tahun 2012. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap 122 petani yang dipilih secara acak. Risiko produksi padi sawah dianalisis dengan metode koefisien variasi sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko produksi padi sawah dianalisis dengan analisis regresi linier berganda dengan metode multiplikatif heteroskedastisitas. Hasil analisis menunjukkan bahwa risiko produksi padi sawah lebih tinggi pada musim hujan dengan status lahan bukan milik sendiri. Faktor-faktor produksi yang secara nyata mempengaruhi produksi padi sawah antara lain luas lahan, pupuk organik dan pestisida. Kata kunci: risiko, produksi, padi sawah. PENDAHULUANProvinsi Bali yang memiliki luas areal usahatani padi sawah relatif lebih kecil (14,40% dari dari luas wilayah) dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia, namun tingkat produktivitasnya yang relatif lebih tinggi dibandingkan produktivitas nasional (Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2013). Produktivitas tersebut sesungguhnya masih dapat ditingkatkan hingga mendekati potensinya, namun berbagai permasalahan muncul seiring dengan munculnya berbagai kepentingan dan kondisi perubahan sumberdaya alam. Suryana et al., (2009) mengungkapkan bahwa beberapa permasalahan yang berkaitan dengan usahatani padi sawah antara lain : (a) kepemilikan lahan usahatani yang relatif kecil dan tersebar dan bahkan
ABSTRACT. The integrated crop management approach on rice is aimed to increase the productivity on fields with the constraint of limited land area. This present research was aimed to analyze the impact of the implementation of integrated crop management to grain yield and its efficiency on the lowland farming. The study was conducted in three districtsABSTRAK. Salah satu upaya peningkatan produktivitas padi sawah dengan kendala keterbatasan luas lahan adalah melalui pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT). Penelitian bertujuan untuk menganalisis dampak penerapan inovasi PTT terhadap produksi, efisiensi, dan sumber-sumber inefisiensi teknis usahatani padi sawah. Penelitian dilakukan di tiga kabupaten sentra produksi padi sawah di Provinsi Bali, yakni Tabanan, Buleleng, dan Gianyar, dengan melibatkan 216 responden, selama dua musim tanam. Pengambilan sampel menggunakan metode acak berstrata. Data dianalisis menggunakan fungsi produksi stokastik frontier dengan metode Maximum Likelihood Estimation (MLE). Hasil analisis menunjukkan produksi padi sawah dipengaruhi oleh luas lahan, jumlah benih, pupuk N, pupuk organik, pestisida, tenaga kerja, dan umur bibit. Produktivitas padi sawah lebih tinggi pada musim kemarau, dengan sistem tanam legowo, pengairan berselang, dengan menerapkan PHT dan menggunakan varietas selain IR64. Secara teknis, baik petani alumni SL-PTT maupun bukan alumni SL-PTT, telah efisien dengan efisiensi lebih dari 70%, namun hanya petani alumni SL-PTT yang secara alokatif efisien dan secara ekonomi tidak ada yang efisien. Faktor sosial ekonomi petani yang berpengaruh nyata terhadap inefisiensi teknis adalah umur, pendidikan, pengalaman usahatani, dan jumlah persil. Inefisiensi teknis padi sawah lebih rendah pada lahan milik petani alumni SL-PTT.Kata kunci: Padi sawah, pengelolaan tanaman terpadu, produktivitas, efisiensi. PENDAHULUANProduksi padi di Provinsi Bali dewasa ini tidak lagi mengalami peningkatan yang berarti. Kalau pun terjadi peningkatan produksi, keuntungan yang diperoleh petani relatif tidak meningkat karena makin tingginya biaya produksi. Selain itu, sebagian besar petani tidak memiliki lahan yang cukup luas untuk berproduksi sehingga keuntungan yang mereka peroleh dari usahatani padi relatif kecil. Hingga saat ini lahan sawah irigasi tetap menjadi tumpuan produksi padi. Untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang terus bertambah, peningkatan produksi padi diupayakan melalui program intensifikasi. Laju peningkatan produksi dan produktivitas padi sawah di Provinsi Bali selama periode 2008-2012 cenderung turun masing-masing -0,61% dan -0,11% dengan rata-rata produksi 862.451 ton dan produktivitas 5,76 t/ha (BPS Provinsi Bali 2013). Pelandaian produksi padi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir diduga disebabkan antara lain oleh degradasi lahan sawah, sementara program intensifikasi padi relatif tidak mengalami perbaikan. Penanaman varietas unggul baru (VUB) padi yang memerlukan pemberian pupuk dan
PurposeTo investigate consumer continuance intention in mobile payment in the financial technology (fintech) industry.Design/methodology/approachThis empirical study used an online survey with 673 responses from consumers, with structural equation modelling for data analysis.FindingsThe results revealed that trust, perceived usefulness, perceived ease of use, perceived risk and perceived security significantly affect consumer attitude. A positive impact on consumer attitude towards consumer engagement was also exposed.Research limitations/implicationsTrust, perceived usefulness, perceived ease of use, perceived risk and perceived security significantly affect consumer attitude. Hence, consumer attitude and consumer engagement have a positive influence on continuance intention.Practical implicationsThe study offers guidelines for decision makers to expand long-term engagement with consumers and enable continuance use of mobile payment services.Social implicationsThe findings will ultimately guide fintech firms in the implementation of a more secure macro financial system.Originality/valueThis study highlights the importance of consumer attitudes and engagement in mobile payment and extends the TAM model for more extensive technological advancements.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.