PT. Karya Hevea Indonesia dapat mengolah 180 ton/hari dengan kondisi TBS (Tandan Buah Sawit) normal. Maka dari itu selain menghasilkan CPO hasil pengolahan, TBS juga menghasilkan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebesar 23%. Dari banyak nya pengolahan tbs, TKKS yang dihasikan dalam 3 bulan mencapai 3372 ton. Dengan angka yang besar itu maka akan terjadi penumpukan. Untuk itu PT. Karya Hevea Indonesia membuat pengolahan TKKS demi mengurangi jumlah banyaknya tkks yang dihasilkan. PT. Karya Hevea Indonesia juga membuat pengolahan TKKS menjadi pupuk organik Upaya mengurangi pemakaian pupuk kimia. Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu menganalisis jumlah TKKS yang melimpah dengan cara memanfaatkannya sebagai pupuk organik, mengetahui proses pengelolaan pupuk kompos yang baik bagi tanaman kelapa sawit, dan mengetahui penggunaan TKKS sebagai pupuk kompos untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia. Kandungan hara dalam TKKS sangat kompleks yang menyebabkan terpenuhi kebutuhan tanaman. Adapun tahapan pengomposan, yaitu pencacahan, penambahan aktivator, Inokulasi, Inkubasi dan Panen kompos. Dalam pengolahan TKKS menjadi pupuk dibutuhkan waktu 3 bulan lamanya. Dalam sekali pengolahan TKKS, pupuk yang dihasilkan mencapai 15 ton dengan pengurangan biaya selisih antara pemakaian pupuk kimia dengan pupuk organik TKKS sebesar Rp. 8.403.360.
Empowerment is a pathway to participation, and participation determines the impact of community development programs socially and economically. In general, this study aims to identify the relationship between the level of community and stakeholder participation in implementing the Geothermal Agency's Corporate Social Responsibility Program through Microfinance Institutions and its impact on the socioeconomic conditions of the community. XYZ District-Based Microfinance Program partnering with LKMS. The subjects of this study were the people of XY Village, including local government and local communities, and company staff. The method applied in this research consists of quantitative and qualitative studies. With nine informants, fifty-five respondents were taken as samples representing the XY Village community. The results of this study indicate that each stakeholder has a different type and level of participation. The higher the story of the involvement of microfinance board members in each stage of program implementation, the higher the social and economic impact will be.
Pemasaran yaitu aktivitas krusial dari sebuah perusahaan yang menmproduksi produk supaya dijual dimana bertujuan mendapatkan laba. Salah satu bentuk strategi pemasaran yang mempunyai peran penting untuk menjadi penentu tingkat penjualan produk yaitu penggunaan bauran pemasaran atau dikenal juga dengan metode 4P (Produk, Harga, Promosi, dan Tempat). Penelitian ini memiliki tujuan guna mengetahui peningkatan penjualan tahu sumedang melalui strategi pemasaran dengan menggunakan metode 4P serta faktor (variabel) yang berpengaruh dominan dalam meningkatkan penjualan tahu sumedang di UD. Tahu Sumedang 5 Bersudara. Data penelitian dikumpulkan melalui penggunaan angket yang diberikan untuk 96 pelanggan sebagai sampel penelitian, kemudian dilakukan pengolahan data, analisis dan evaluasi sehingga disimpulkan penjualan tahu sumedang meningkat di UD. Tahu Sumedang 5 Bersaudara dipengaruhi secara signifikan oleh strategi pemasaran dengan menggunakan metode 4P terdiri dari produk, harga, promosi serta tempat baik secara bersamaan maupun sebagian dengan arah positif. Pengaruh strategi pemasaran 4P secara simultan terhadap peningkatan penjualan tahu sebesar 71,4% atau selisihnya sebesar 28,6% dijelaskan dari variabel selain yang dikemukakan pada penelitian ini. Variabel yang paling dominan pengaruhnya dalam meningkatkan penjualan tahu sumedang adalah variabel harga yaitu sebesar 34,1%.
Under Law No. 32 of 2004, a village is a unit of legal community with territorial boundaries that has the power to regulate and manage the interests of the local community in accordance with local origins and customs recognized and respected by the government system. Indonesia. This study was conducted to collect sufficient information on innovation strategies for underdeveloped village development in the era of industrial revolution 4.0. The method used in this study is a literature study that reviewed related journals to answer how innovative strategies for rural development are lagging behind in the era of Industrial Revolution 4.0. The results of this study suggest that the strategy for the development of vulnerable villages should be carried out in stages, calculations are required, and the assistance of all parties is required. All problems in each field must be developed in line with the changes in the era of Industrial Revolution 4.0. In addition to implementing innovation strategies, communities must balance this with computerization or digitization
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.