Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis anggota ordo Anura yang terdapat di lingkungan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan mengetahui faktor pendukung ditemukan di tempat tersebut.Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian survey dengan metode observasi langsung VES (Visual Encounter Survey). Pengamatan dilakukan terhadap anggota ordo Anura dewasa. Data yang diambil meliputi ciri-ciri spesies, waktu saat ditemukan, aktivitas saat ditemukan, nama kolektor, dan mikroklimatik berupa suhu dan kelembaban udara. Identifikasi ordo Anura menggunakan buku Amfibi Jawa dan Bali (Iskandar, 1998) dan the Amphibian of the Indo-Australian Archipelago (Kampen, 1923). Pengambilan data difokuskan pada anggota ordo Anura dewasa. Data penelitian yang diperoleh dianalisis secara deskriptif untuk keragaman spesies Anura.Hasil penelitian menunjukkan di lingkungan UNY ditemukan 4 spesies dari 4 famili, yaitu Bufo melanostictus (Bufonidae), Polypedates leucomystax (Rhacophoridae), Fejervarya cancrivora (Ranidae), dan Kaloula baleata (Microhylidae). Spesies dari ordo Anura yang paling banyak ditemukan pada penelitian ini adalah Bufo melanostictus dan Polypedates leucomystax, keduanya ditemukan pada hampir semua lokasi penelitian. Fejervarya cancrivora hanya ditemukan pada dua lokasi saja, yaitu di Rektorat dan Fakultas Ilmu Keolahragaan, sedangkan Kaloula baleata hanya ditemukan di Fakultas Teknik. Faktor lingkungan yang mendukung keberadaan anggota ordo Anura di tempat tersebut adalah suhu dan kelembaban udara. Kata kunci: Keanekaragaman, Amfibi, Anura, VES, Universitas Negeri Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui struktur kelompok monyet ekor panjang di Suaka Margasatwa Paliyan, (2) mengetahui deteksi dan reaksi monyet ekor panjang terhadap kehadiran manusia di Suaka Margasatwa Paliyan, (3) mengetahui interaksi monyet ekor panjang dengan penduduk sekitar Suaka Margasatwa Paliyan. Pengumpulan data struktur kelompok monyet ekor panjang menggunakan metode concentration count dengan pengamatan dititikberatkan pada pohon tempat tidur kelompok monyet ekor panjang di dua stasiun pengamatan, Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) struktur kelompok monyet ekor panjang di stasiun pengamatan satu habitat terganggu dekat dengan pemukiman sebanyak 33 ekor terdiri dari 9 ekor jantan dewasa, 16 ekor betina dewasa, 5 ekor juvenile dan 3 ekor Invant. Struktur kelompok di stasiun pengamatan dua habitat tak terganggu jauh dari pemukiman sejumlah 25 ekor terdiri dari 6 ekor jantan dewasa, 10 ekor betina dewasa, 5 ekor juvenile dan 4 ekor invant (2) monyet ekor panjang stasiun pengamatan dua memiliki tingkat kewaspadaan yang lebih baik dibandingkan stasiun pengamatan satu dengan perbandingan persentase 64 % : 27 %. (3) Interaksi monyet ekor panjang dengan penduduk sekitar lebih banyak terjadi pada stasiun pengamatan satu dibandingkan stasiun pengamatan dua. Kata kunci: Interaksi, Macaca fascicularis, struktur kelompok, Suaka Margasatwa Paliyan
Penelitian yang berjudul Kelimpahan dan Tingkat Kesuburan Plankton di Perairan Sungai Bedog ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis plankton, kelimpahan dan tingkat kesuburan plankton serta hubungan antara kelimpahan plankton dengan kondisi fisik-kimia lingkungan di perairan Sungai Bedog. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif. Penelitian ini dilakukan pada awal bulan Januari sampai April 2016. Lokasi pengambilan sampel air dilakukan dari bagian hulu sampai bagian hilir Sungai Bedog. Pengambilan sampel dilakukan secara langsung ke lapangan dengan cara menyaring air sampel sebanyak 50 liter menggunakan planktonnet. Air sampel yang telah tersaring diawetkan menggunakan gliserin. Air sampel diamati di laboratorium menggunakan mikroskop dan kemudian diidentifikasi. Pengukuran parameter kimia dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis plankton yang ditemukan di perairan Sungai Bedog terdiri atas 38 jenis fitoplankkton dan 31 jenis zooplankton. Nilai densitas total plankton di perairan Sungai Bedog berkisar antara 99,42 sampai 188,98 Ind/L yang menunjukkan bahwa kelimpahan plankton di perairan Sungai Bedog tidak begitu melimpah dengan tingkat kesuburan plankton yang rendah atau disebut dengan perairan oligotrofik. Kondisi fisik dan kimia lingkungan di Perairan Sungai Bedog tidak terlalu berpengaruh terhadap kelimpahan planktonnya dikarenakan masih dalam batas toleransi yang digunakan oleh plankton. Kata Kunci : Kelimpahan dan Tingkat Kesuburan, Plankton, Sungai Bedog
Penelitian ini bertujuan mempelajari struktur organ pernapasan dari ikan tipe remainer (Bathygobius fuscus) dan tipe skipper (Blenniella cyanostigma), dan untuk mengetahui apakah kulit tubuh dari dua tipe ikan tersebut juga berperan sebagai tempat terjadinya pertukaran gas pernafasan. Dua spesies ikan tersebut diambil insang dan kulitnya untuk dibuat preparat mikroanatomik dengan metode paraffin, dan pewarnaan H-E (Hematoksilin-Eosin). Analisis deskriptif terhadap struktur lamellae sekunder (epithelium lamellae sekunder, dan ada tidaknya struktur pendukung), serta diukur panjangnya. Fokus pengamatan pada kulit adalah deskripsi struktur epidermis, tebal epidermis, adanya vaskularisasi, dan jumlah pembuluh darah. Data kuantitatif (panjang lamellae sekunder, tebal epidermis, dan jumlah vaskularisasi) dianalisis dengan menggunakan Student’s T-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan berarti antara struktur mikroanatomik insang ikan tipe remainer dan skipper, panjang lamellae sekunder relatif sama, juga tidak ditemukan adanya struktur sekunder pada insang yang diduga berperan untuk menyimpan udara cadangan ataupun membantu proses pernapasan. Struktur kulit menunjukkan perbedaan terutama pada bagian kepala dan bagian posterior tubuh. Epidermis di bagian kepala dan bagian posterior (peduncula) pada ikan tipe remainer lebih tebal dibandingkan ikan tipe skipper. Kulit ikan tipe skipper tervaskularisasi dengan baik, banyak ditemukan kapiler darah pada jaringan ikat dermis yang berbatasan langsung dengan epidermis. Jumlah kapiler darah pada ikan tipe remainer lebih sedikit dan tidak berdekatan dengan epidermis sehingga tidak dapat digunakan untuk difusi gas melalui permukaan kulit. Pengamatan struktur kulit mengindikasikan bahwa ikan tipe skipper dapat menggunakan kulit sebagai tempat pertukaran gas pernapasan. Kata kunci: struktur insang, kulit, ika tipe remainer dan skipper, zona intertidal Abstract This research aimed to study the microanatomical structure of respiratory organ of two group of fish that live in tidepools. One group is remainers which stay inside the pools during lowtide, while the other is skippers, group of fish that have an ability to move outside water when it’s needed. This research also aimed to investigate whether skin of these species can be used as respiratory surface to overcome hypoxic condition. Two species of fish (Bathygobius fuscus of remainers group and Blenniella cyanostigma of skippers, respectively), were caught and sacrificed, then gills and skin of them were harvested. The organs then undergone further processing for microanatomical preparation with paraffin method and Hematoxylin-Eosin staining. Microanatomical structure of gills and skin then analysed descriptively. Gills were observed to study whether additional structure is presence and modification (in structure of epithelial cells and/or the length of secondary lamelae) is occured as part of morphological change to absorb more oxygen during low tide. In Skin, the thickness of epidermal layers were measured and the number of blood capilaries were counted to investigate whether skin can be used as additional respiratory surface. Quantitative data of skin and gills were statistically analysed using Student’s T-test. Results showed that there were no differences in gills structure between remainers and skippers. Additional structure in gills were absent in both species. However, quantitative measurements in skins showed that skippers have less layers of epidermal cells and high number of blood capilaries compared to remainers skin. This results indicated that skippers were able to use their skin as additional respiratory surface outside gills. Keywords: gills, intertidal zone, microanatomical structure, skin, remainers, skippers
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.