Aktifitas penangkapan hiu yang semakin marak dipicu oleh tingginya permintaan pasar terhadap komoditas produk hiu khususnya produk sirip, hiu biasanya menjadi tangkapan target maupun tangkapan sampingan bagi nelayan.  Meningkatnya produksi tangkapan di Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Biak Numfor, menjadi tantangan tersediri dalam pengelolaan penangkapan hiu di WPPNRI 717 khususnya di perairan Kabupaten Biak Numfor. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi potensi perikanan hiu dengan menggunakan metode observer on board atau pengamatan secara langsung di atas kapal penangkapan ikan dengan pancing rawai hanyut. Observasi meliputi pencatatan jumlah tangkapan harian, jenis ikan, morfometrik (panjang total, panjang baku, panjang klasper dan berat), dan data harian GPS kapal. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa selama enam bulan diperoleh akumulasi luas area penangkapan sekitar  23.335 km2. Ditemukan dua jenis hiu Appendiks II CITES yakni Carcharhinus falciformis sebanyak 1.513 ekor dan Sphyrna lewini 5 Ekor, serta dua jenis Non Appendiks CITES yakni Carcharhinus brevipinna 21 Ekor dan Carcharhinus amblyrhynchos 88 ekor. Panjang total hiu secara umum berkisar antara 140 – 234 cm dengan berat 35 – 66 kg. Sampling pengukuran panjang total  pada jenis Carcharhinus falciformis menunjukkan bahwa 75,6% hiu yang tertangkap telah mencapai kematangan seksual. Data perdagangan produk sirip yang dilalulintaskan dari Kabupaten Biak Numfor berjumlah total 2.868,5 kg, dengan produk hiu Non Appendiks CITES terbanyak jenis Carcharhinus amblyrhynchos sebanyak 910 kg dan produk Hiu Appendiks II CITES terbanyak jenis Carcharhinus falciformis sebanyak 795,5 kg.