In-situ test adalah salah satu metode pengujian geomekanika yang pelaksanaannya dilakukan langsung di lapangan, tanpa pengambilan percontoh untuk laboratorium. Rendahnya minat laboran dalam mendalami bidang mekanika tanah khususnya pengujian tanah baik di lapangan maupun di laboratorium. Hal ini di sebabkan oleh para laboran menganggab bahwa pengembangan keahlian dalam menggunakan peralatan pengujian dan pengolahan data mekanika tanah cukup sulit dan mahal. HIMATESI merupakan sebuah himpunan mahasiswa yang beranggotakan para peneliti muda, laboran muda atau mahasiswa tingkat akhir yang sedang melakukan penelitian dan pengujian mekanika tanah. Mitra menyadari perlu peningkatan pemahaman tentang pengujian In-Situ tanah. Namun disisi lain menjadi ketakutan tersendiri bagi mitra tentang penyelsaiaan permasalahan yang timbul dalam pengujian In-Situ tanah pada saat pelaksanaan dilapangan. Perguruan tinggi menjawab persoalan mitra dengan memberikan pengetahuan tentang pengujian In-Situ tanah dan pelatihan penggunaan peralatan pengujian In-Situ tanah serta trik-trik menhadapi permasalahan dalam pengujian In-Situ tanah pengujian In-Situ tanah secara gratis. Kegiatan Pengabdian masyarakat dalam bentuk pelatihan pengujian In-Situ Tanah bagi laboran mekanika tanah yang diadakan bertujuan untuk memberikan bekal informasi tentang tentang pengenalan dan penggunaan alat pengujian In-Situ seperti Dynamic Cone Penetrometer, alat Handbore dan alat Sandcone. Hasil pelatihan ini mampu meningkatkan pengetahuan peserta terhadap penggunaan alat pengujian In-situ tanah dan trik-trik dalam mengatasi permasalahan dilapangan terhadap penggunaan alat Insitu sehingga diharapkan para peserta dapat mengimplementasikan ilmu yang di dapat dalam pelaksanaan dilapangan nantinya.
The most widely used pavement structures in Indonesia are flexible pavements consisting of coarse aggregate compositions, fine aggregates, asphalt and filler materials. The type of pavement used is densely graded pavement (asphalt concrete). The ability of the mixture of asphalt concrete in holding the vehicle load (traffic) is strongly influenced by the quality of the asphalt concrete mix. This study aims to find out the composition of Muara Takus quarry aggregate usage of Asphalt Concrete-Binder Course (AC-BC) asphalt mixture with the use of Asphalt Buton Grain type 5/20 and penetration asphalt 60/70. The method used is a survey of direct sampling to the field and testing laboratory. a Sampling of aggregate data is done in the field and then sieve analysis using the standard in accordance with SNI 1968: 2008 and aggregate composition. The results of the screening analysis of both AC-BC asphalt mixtures using Asphalt Liquid Pen 60/70 and Asphalt Buton Grain Type 5/20 there is a very significant difference to the use of aggregate on Asphalt Buton Grain Type 5/20 is the direct addition of Asphalt Buton Grain alone into the Asphalt AC-BC mixture and not using a filler.
Compaction is the process of grounding the soil by removing air from the pores of the soil mechanically (beaten, crushed and so on) Compaction is carried out with the aim of improving the technical properties of the soil, namely obtaining the densest soil conditions (maximum solid state). In the process of compaction water content also plays a significant role to achieve maximum density value. Water is a lubricant for the soil to help unify the aggregate and remove air in the compaction process. From the results of compaction in the laboratory can be seen how much compaction energy is given and optimum water content (Wopt) to achieve maximum compaction. From the results of compaction in the laboratory can be applied for maximum compaction in the field, from the calculation of compaction energy in labour from the hammer weight of 4.5 kg, 45.7 cm falling height, g = 10 m/s2. The compaction energy is 1134 kg.m/s2. To get the number of compaction paths needed to achieve maximum compaction can be determined from the equipment used, the amount of energy used as an example of a vibro roller capacity of 10500 kg, get the solidification energy 164.1 (kg.m2/s). So the trajectory required vibro roller tool as much as seven trajectories.
Program Pengabdian Masyarakat (PPM) ini bermitra dengan SMK Negeri 02 Jurusan Konstruksi Gedung di Kota Dumai. Program pengabdian masyarakat inisangat penting untuk dilaksanakan, agar dapat menambah pengetahuan penyelidikan tanah bagi siswa yang akan menyelesaikan Pendidikan dan akan melanjutkan pendidkan atau pun yang akan bekerja di dunia konstruksi. Hal ini berkaitan dengan keterbatasan sarana dan prasarana sehingga siswa hanya mendapatkan pengetahuan dasar mengenai jenis jenis pondasi tanpa mengenal lebih awal proses untuk mendisain pondasi. Pengetahuan dasar sangat penting dimiliki oleh siswa siswi dalam proses pembelajaran yang kemudian harus diterapkan kedalam praktek langsung agar ilmu yang diperoleh lebih mudah untuk di terapkan di lapangan. Jadi tujuan dari program pengabdian masyarakat ini adalah membantu memberikan pengetahuan tambahan dan keterampilan menggunakan peralatan yang umum digunakan untuk Soil Investigasi seperti Hand Bor dan Sondir (DCPT) kapasitas 2.5 Ton. Dari hasil pengujian dilapangan diharapkan siswa juga dapat melakukan pengolahan data menggunakan program computer atau aplikasi. Dengan terlaksananya program pengabdian masyarakat ini, tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat khususnya Program Studi Teknik Sipil Geoteknik dan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Dumai memberikan skill tentang cara penggunaan alat, pengolahan data dan penerapan untuk mengetahui jenis dan disain sebuah pondasi
Banyak terjadi kerugian, kerusakan Bangunan di daerah yang mempunyai lapisan tanah lunak akibat kegagalan pondasi. Selain itu pondasi di tanah lunak umumnya memerlukan konstruksi yang relatif sangat mahal. Bencana dapat juga terjadi karena faktor alam dan bisa juga terjadi akibat kegagalan teknologi. Kegagalan bangunan telah di definisikan oleh UU RI No.2 Tahun 2007 dan PP No. 29 Tahun 2000. Dilihat dari segi ketekniksipilan, Kegagalan bangunan terjadi apabila bangunan tersebut kurang/ tidak memiliki unsur-unsur kekakuan, kekuatan, stabilitas, dan keamanan, sebagaimana yang dipersyaratkan dalam peraturan/ketentuan yang berlaku terhadap bangunan tersebut. Kegagalan dalam hal ini, dapat dibagi atas, Kegagalan ringan, kegagalan sedang dan kegagalan berat. Kegagalan dapat diawali dari kegagalan pada tahap penyelidikan/ survey, perancangan/ disain, konstruksi (pelaksanaan) dan tahap perawatan (Maintenance). Guna menentukan kegagalan dapat dipakai tolak ukur bahwa semua bangunan harus direncanakan, di bangun, di pelihara mengikuti peraturan nasional dan peraturan daerah serta berbagai standar dari asosiasi asosiasi jasa konstruksi. Selain itu khusus untuk mendisain sebuah pondasi harus menyesuaikan dengan hasil penyelidikan tanah di lapangan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.