This paper reports an experimental study on the development of exemplary curriculum materials for the teaching of fractions in Indonesian primary schools. The study's context is the current reform movement adopting realistic mathematics education (RME) theory, known as Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI), and it looked at the role of design research in supporting the dissemination of PMRI. The study was carried out in two cycles of teaching experiments in two primary schools. The findings of the design research signified the importance of collaboration between mathematics educators and teachers in developing RME curriculum materials. The availability of RME curriculum materials is an important component in the success of the PMRI movement, particularly in supporting students and teachers in activity-based mathematics learning. Most of the students and teachers in the two schools positively appraised teaching and learning with the developed materials. Since the teachers were actively involved in developing the materials, they felt a sense of ownership and recognised that their students' classroom experiences of the materials helped them avoid standard difficulties. That appears to be a particular benefit of the bottom-up approach characteristic of the PMRI movement.
Pemecahan masalah merupakan bagian dari pembelajaran matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki. Salah satu metode pemecahan masalah adalah dengan menggunakan metode pemecahan masalah menurut Polya. Ada 4 langkah fase penyelesaian masalah menurut Polya yaitu memahami masalah, membuat rencana pemecahan masalah, melakukan rencana penyelesaian dan memeriksa kembali hasil penyelesaian. Berdasarkan hal tersebut dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan kemampuan pemecahan masalah siswa dan mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah diberikan metode pemecahan masalah menurut Polya. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment, dengan populasi seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Banjarmasin. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling, yaitu mengambil 1 kelas secara acak sebagai kelas eksperimen yaitu kelas VIII-B. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi dan tes. Teknik analisis yang digunakan adalah statistika deskriptif dan statistika inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa lebih tinggi pada tiap pertemuan dan hasil belajar siswa yang menggunakan metode pemecahan masalah menurut Polya berada pada kualifikasi amat baik. Berdasarkan uji statistik menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemecahan masalah siswa pertemuan pertama dengan pertemuan kelima dan terdapat perbedaan yang signifikan juga dari hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah diberikan metode pemecahan masalah menurut Polya. Kata kunci: metode pemecahan masalah, Polya, pemecahan masalah, hasil belajar
Matematika merupakan pelajaran yang memerlukan pemusatan pemikiran untuk mengingat dan mengenal kembali materi yang dipelajari. Namun pada kenyataannya, salah satu masalah pokok dalam pembelajaran matematika adalah masih rendahnya pemahaman konsep matematika. Hal ini disebabkan karena sejauh ini paradigma pembelajaran matematika di sekolah masih didominasi oleh paradigma pembelajaran konvensional. Salah satu cara mengatasi hal ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Memeriksa Berpasangan (Pair Checks), karena model ini memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan pasangannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pemahaman konsep matematika siswa SMPN 1 Martapura dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks, (2) pemahaman konsep matematika siswa SMPN 1 Martapura dengan menerapkan pembelajaran konvensional, dan (3) perbedaan rata-rata pemahaman konsep matematika yang signifikan antara siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks dan siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment, dengan populasi seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Martapura. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, tes, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematika siswa SMPN 1 Martapura dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks berada pada kualifikasi amat baik, pemahaman konsep matematika siswa SMPN 1 Martapura dengan menerapkan pembelajaran konvensional berada pada kualifikasi baik, dan terdapat perbedaan rata-rata pemahaman konsep matematika yang signifikan antara siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks dan siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional. Kata kunci:model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks, pembelajaran konvensional, pemahaman konsep
The three-dimensional (3D) structure of proteins is necessary to understand the properties and functions of proteins. Determining protein structure by laboratory equipment is quite complicated and expensive. An alternative method to predict the 3D structure of proteins in the in silico method. One of the in silico methods is homology modeling. Homology modeling is done using the SWISS-MODEL server. Proteins that will be modeled in the 3D structure are proteins that do not yet have a structure in the RCSB PDB database. Protein sequences were obtained from the UniProt database with code A0A0B6VWS2. The results showed that there were two models selected, namely model-1 with the PDB code template 1q0e and model-2 with the PDB code template 3gtv. The results of sequence alignment and model visualization show that model-1 and model-2 are identical. The evaluation and assessment of model-1 on the Ramachandran Plot have a Favored area of ??97.36%, a MolProbity score of 0.79, and a QMEAN value is 1.13. Model-1 is a good 3D protein structure model.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.