Penerapan perencanaan produksi yang tepat akan menghasilkan produksi yang memenuhi standar kualitas dengan jumlah cacat produk (defect) yang rendah. Permasalahan yang terjadi yaitu defect pada alur proses stranding yang menjadi temuan masih terhitung tinggi. PT. X adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufacture of power cable, telecommunication cable, enameled wires. Tujuan penelitian ini untuk melakukan analisis defect secara spesifik pada proses Stranding sebagai upaya meningkatkan kualitas produk kabel. Adapun metode yang digunakan adalah DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improvement dan Control). Hasil penelitian pada tahap Define melalui diagram pareto terdapat 3 jenis defect yaitu (1).Loss 76.80%, (2). Attenuation Big 19.20%, (3). Loose Tube Brittle 4.00%. Tahap Measure diperoleh nilai level sigma 3.27 , pada tahap analyze yang menjadi faktor penyebab defect adalah material dan mesin, dan Improve yang diterapkan adalah dengan membuat Design of Experiments (DOE) yaitu dengan pemasangan keramik penghalang Filler dan memasang Dies CSM di area pay off CSM proses Stranding dan level sigma diperoleh menjadi 3,76σ. Adapun tahap Control menunjukkan bahwa produk masuk dalam area batas kontrol atas dan batas kontrol atas (UCL dan LCL). Bahwa defect pada proses stranding dengan metode DMAIC setelah dilakukan improve menurun dari 625,034 meter (11.63 %) menjadi 126,050 meter (3.54 %).
Permasalahan yang dihadapi oleh PT. OPQ di proses produksinya berkaitan dengan tingkat cacat produksi yang relatif tinggi sehingga menyebabkan biaya produksi meningkat dan tidak kompetitif. Penelitian ini bertujuan untuk mencari akar permasalahan kualitas yang terjadi pada proses pembuatan pipa PVC 4” dengan menggunakan metode DMAIC (define, measure, analyze, improve, control) yang digunakan untuk mengurangi jumlah cacat pada produk pipa PVC D 4”. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai DPMO (defect per million opportunity) sebesar 61.614, dengan level sigma 3,05 yang mengindikasikan sigma level yang masih rendah dan terdapat tiga jenis defect yaitu bintik (75,7%), secret (21,0%), dan mop hangus/penyok (3,4%). Secara pareto cacat bintik memberikan kontribusi terhadap masalah kualitas yang terbesar dibandingkan dengan jenis cacat-cacat yang lain. Penyebab cacat bintik ini disebabkan oleh alat penyemprot sisa serbuk potongan pipa yang terdapat pada mesin belling tidak berfungsi dengan maksimal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dibuat beberapa usulan perbaikan yang meliputi memodifikasi mesin belling, pembuatan poin pengecekan proses pencetakan, check sheet pemeriksaan kebersihan, check sheet harian maintenance untuk melakukan perawatan dan juga pemantauan kondisi alat penyemprot. Dari hasil implementasi perbaikan yang dilakukan terdapat peningkatan kualitas hasil produksi produk tersebut dengan adanya indikasi peningkatan level sigma dari 3.05σ Ke 4.08σ
Perawatan pada esensinya untuk mengurangi atau meminimalisir kerusakan pada mesin atau peralatan, yang berakibat pada penurunan hasil produksi. Keberlangsungan produktivitas proses produksi dapat ditentukan dengan indikator tingkat OEE. PT. XYZ sebuah perusahaan manufaktur yang menggunakan mesin twin screw extruder. Berdasarkan temuan di lapangan, bahwa selama proses produksi 12 bulan mesin ini seringkali mengalami isu terkait six big losses sehingga mengurangi tingkat availability, performance dan quality. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan usulan perbaikan pemeliharaan mesin secara preventif dan berkala sehingga kerusakan mesin mampu meminimalisir secara optimal. Metode yang diterapkan dalam mencapai target yaitu dengan menerapkan TPM (Total productive maintenance) melalui pendekatan metode OEE (Overall equipment effectiveness) dan analisis fishbone. Temuan dari data-data produksi ditemukan banyaknya isu terkait quality dan rework, dengan temuan defect rata-rata 12%, tingkat scrap rata-rata 2% dan tingkat rework rata-rata 6%. Dari hasil analisis perhitungan nilai rata-rata OEE pada mesin twin screw extruder PVC di PT. XYZ adalah 63.10% yang berarti masih jauh dari standar world class 85%, dengan deviasi sekitar (21.90%). Hal ini mengindikasikan masih adanya ruang improvement dan perbaikan yang harus dilakukan. Sedangkan dari indikator utama yang berpengaruh terhadap nilai OEE adalah equipment failure dengan kisaran 2502.50 jam, dan dari hasil diskusi terhadap analisis fishbone disimpulkan bahwa aspek metode merupakan yang paling berperan terhadap equipment failure tersebut perlunya beberapa usulan perbaikan guna memperbaiki tingkat OEE.
Perkembangan ekonomi yang semakin membaik dan stabil menggerakan sektor ril khususnya sektor pembangunan infrastruktur dan perumahan dan dunia industri. Secara lokal pertumbuhan sektor perumahan ditandai dengan semakin banyak jumlah pemukiman dan sentra-sentra bisnis di daerah Cileungsi dan sekitarnya. CV. Jamal Jaya merupakan salah satu usaha yang bergerak dalam penyewaan alat-alat berat yang berada di daerah tersebut dan berupaya untuk meraih peluang-peluang yang muncul agar perusahaan bisa meraih keuntungan secara optimal. Berbagai usaha dan cara dilakukan dalam menentukan strategi perusahaan ditengah kondisi persaingan yang semakin ketat agar tetap mampu bersaing dan bertumbuh, sehingga perlu ada upaya secara sistematis dan ilmiah dalam merumuskan rencana strategis perusahaan tersebut.
Bagi industri manufaktur memberikan jaminan terhadap ketersediaan produk merupakan hal yang sangat krusial agar tingkat delivery terhadap permintaan produk dapat tercapai dengan tingkat service level yang baik. Akan tetapi untuk mencapai service level yang tinggi dibutuhkan tingkat produktivitas yang tinggi agar tetap terjaga supply service level dari manufaktur ke demand customer. PT. XYZ selama ini memiliki permasalahan yang sering terjadi terkait dengan tingkat produktivitas yang masih dibawah dari target yang ditentukan dan berdasarkan data historis produktivitas sepanjang tahun 2020 pencapaian tingkat Produksi dari bulan januari sampai dengan Desember masih dibawah dari target dengan rata-rata pencapaian sebesar 75%. Hal ini menyebabkan gangguan terhadap supply service level manufaktur ke customer rendah juga dengan aktualnya masih dibawah 99%. Tentu saja ini berdampak pada kerugian-kerugian yang terjadi akibat kehilangan penjualan ke pelanggan. Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan produktivitas agar tercapai tingkat supply service level yang tinggi. Metode penyelesaian permasalahan tingkat produktivitas yang rendah pada perusahaan tersebut dengan menggunakan pendekatan metode PDCA DELTA. Dengan menggunakan pendekatan metode tersebut ditemukan bahwa tingkat produktivitas yang rendah disebabkan oleh tingkat availability time yang rendah. Ketersedian waktu yang rendah ini diakibatkan oleh tingginya tingkat downtime mesin. Perbaikan terhadap tingkat down time yang terjadi dapat meningkatkan availability time dari 69 % menjadi menjadi 74 %, walaupun ada peningkatan sebesar 5 % akan tetapi berdampak pada tingkat produktivitas yang meningkat dari 75 % di tahun 2020 menjadi rata-rata 83 % di tahun 2021.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.