Salah satu bahan herbal yang dapat digunakan sebagai bahan dasar terapi adalah kombinasi daun Ketepeng Cina dan daun Beluntas yang memiliki kandungan penting seperti alkaloid, saponin, tannin, steroid, dan flavonoid. Flavonoid pada tanaman herbal memiliki efek antiinflamasi, antialergi, antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak daun Beluntas dan daun Ketepeng Cina terhadap Staphylococcus aureus. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Farmasi Program Studi Famasi Fakultas MIPA Universitas Pancasakti Makassar. Bahan uji yang digunakan diekstraksi secara Maserasi dengan menggunakan Etanol 96. Pengujian aktivitas antibakteri dengan metode difusi menggunakan paper disc yang diamati pada masa inkubasi 1 x 24 jam dan dilanjutkan pada pengamatan 2 x 24 jam. Kelompok perlakuan terdiri atas lima kelompok perlakuan yaitu kelompok I (kontrol negative Na.CMC 1 % b/v), kelompok II (kombinasi ekstrak 1:1), kelompok III (kombinasi ekstrak 1:2), kelompok IV (kombinasi ekstrak 2:1) dan kelompok V (kontrol positif Amoxicillin). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata zona hambat yang diperoleh adalah kombinasi ekstrak (1:1) 20 mm, kombinasi ekstrak (1:2) 22 mm, kombinasi ekstrak (2:1) 24 mm, dan kontrol positif (Amoxicillin) 27,33 mm. Kombinasi ekstrak daun Beluntas dan daun Ketepeng Cina memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus yang bersifat bakterisid.
Diabetes Mellitus merupakan gangguan metabolisme endokrin yang ditandai dengan abnormalitas kadar glukosa dalam aliran darah karena aktivitas gaya hidup yang tidak sehat. Pendekatan terapeutik yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit Diabetes Mellitus yaitu dengan cara penghambatan enzim yang berhubungan dengan penyerapan glukosa di tubuh, seperti enzim alfa-glukosidase. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui potensi antihiperglikemik ekstrak Kulit Buah Semangka melalui penghambatan aktivitas enzim alfa-glukosidase dengan menentukan persen inhibisi dan IC50 ekstrak Kulit Buah Semangka sehingga dapat dimanfaatkan sebagai antidiabetes terhadap Diabetes Mellitus. Ekstrak Kulit Buah Semangka diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut Etanol 96 %. Enzim alfa-glukosidase yang digunakan pada penelitian ini berasal dari Saccharomyces cerevisae dan p-nitrofeni –?-D-glukopiranosid (pNPG) yang berfungsi sebagai substrat. Ekstrak Kulit Buah Semangka dibuat dengan variasi konsentrasi 20, 40, 60, 80 dan 100 ppm.. Aktivitas enzim diukur berdasarkan hasil absorbansi p-Nitrofenol yang absorbansinya terukur pada panjang gelombang 410 nm menggunakan microplate reader. Hasil pengujian inhibitor ekstrak Kulit Buah Semangka konsentrasi 20 ppm. 40 ppm, 60 ppm dan 80 ppm terhadap enzim alfa-glukosidase menunjukkan rata-rata persen inhibisi 7,904 %, 17,937 %, 24,757 %, 32, 894 % dan 41,840 % sedangkan baku Akarbose diperoleh persen inhibisi 50,115 %, 60,000 %, 69,152 %, 73,837 % dan 79,179 %. Nilai IC50 ekstrak Kulit Buah Semangka 120,212 ppm dan baku Akarbose 13,055 ppm, Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak Kulit Buah Semangka dapat memberikan efek penghambatan (inhibitor) terhadap enzim alfa-glukosidase.
Penyebaran virus Covid-19 secara global menimbulkan kecemasan masyarakat dunia khususnya Indonesia.. Buah naga mengandung flavonoid, polifenol dan vitamin C sebagai antioksidan yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak kulit buah naga dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh terhadap Covid-19. Metode yang digunakan adalah uji fagositosis makrofag terhadap sediaan sirup ekstrak kulit buah naga. Kulit buah naga diekstraksi dan dibuat formulasi sirup untuk memudahkan dalam penggunaannya. Sediaan sirup dibuat menjadi 3 formula yaitu FI 5%b/v, FII 10% dan FIII 15% b/v. Sirup kulit buah naga terlebih dahulu di uji mutu fisik meliputi pH, organoleptik, homogenitas, viskositas dan stabilitas sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat. Hasil pengujian mutu fisik semua sediaan stabil dan menenuhi persyaratan. Perlakuan diberikan per oral pada mencit selama tujuh hari dan pada hari kedelapan semua kelompok diinfeksikan Escherichia coli secara intraperitonial. Hasil penelitian pengujian fagositosis makrofag dari semua formula sirup yang berefek imunostimulan yaitu FIII dengan persentase 95,51% dan efeknya hampir sama dengan kontrol positif yaitu 96,811% dan tidak berbeda nyata secara statistik dengan nilai sig 0,008<0,05.
Penelitian ini bertujuan menentukan nilai LD50 Ekstrak Cangkang Landak Laut dan mengamati gejala toksik yang terjadi serta untuk mengetahui kategori toksisitas Ekstrak Cangkang Landak Laut (Diadema setosum) terhadap tikus (Rattus norvegicus). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian ini menggunakan 24 ekor tikus putih yang dibagi menjadi 6 kelompok terdiri atas kelompok kontrol yang dberi Na.CMC 1% b/v dan kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak cangkang landak laut (Diadema setosum) dengan konsentrasi masing-masing 10 mg/mL, 100 mg/mL, 200 mg/mL, 300 mg/mL dan 700 mg/mL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pemberian ekstrak cangkang landak laut tidak menunjukkan gejala efek toksik dan tidak menimbulkan kematian tikus dengan durasi pengamatan 24 jam dan selama 7 hari dan digolongkan pada kriteria “Relatif Tidak Membahayakan.”
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.