Koridor ruas jalan Hertasning-Tun Abdul Razak merupakan wilayah peri-urban yang mengalami dinamika cukup tinggi akibat kebutuhan permukiman dan sarana kegiatan baru. Hal ini memicu terjadinya transformasi spasial. Transformasi spasial memberikan dampak pada peningkatan aktivitas antropogenik yang dapat mengubah iklim perkotaan. Peningkatan aktivitas antropogenik ditandai dengan perbedaan penggunaan lahan dan kinerja lalu lintas sepanjang koridor. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk mengetahui hubungan variabel penggunaan lahan dan kinerja lalu lintas terhadap kondisi iklim perkotaan dengan analisis data menggunakan SEM PLS. Hasil pengujian hipotesis secara statistik terhadap pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya menghasilkan kesimpulan penggunaan lahan berpengaruh signifikan terhadap kondisi iklim dimana nilai T-Statistik sebesar 2,752 > 1,96 atau nilai P sebesar 0,040 < 0,05. Sementara kinerja lalu lintas tidak berpengaruh signifikan terhadap kondisi iklim perkotaan dengan nilai T-Statistik sebesar 1,071 < 1,96 atau nilai P sebesar 0,285 > 0,05. Hasil ini juga menunjukkan bahwa penggunaan lahan di koridor ruas jalan Hertasning-Tun Abdul Razak dapat menyebabkan meningkatnya suhu perkotaan dikawasan tersebut. Namun peningkatan suhu perkotaan pada kawasan tersebut lebih disebabkan oleh aktivitas antropogenik pada penggunaan lahannya dan tidak dipengaruhi oleh luas area yang terbangun. The corridor of the Hertasning-Tun Abdul Razak road section is a peri-urban area experiencing high dynamics due to the need for new housing and activity facilities. This triggers a spatial transformation. Spatial transformation has an impact on increasing anthropogenic activities that can change the urban climate. The increase in anthropogenic activity is indicated by differences in land use and traffic performance along the corridor. This study uses a quantitative method to determine the relationship between land use variables and traffic performance on urban climatic conditions with data analysis using SEM PLS. The results of statistical hypothesis testing on the effect of each independent variable on the dependent variable resulted in the conclusion that land use had a significant effect on climatic conditions where the T-statistic value was 2.752> 1.96 or the P value was 0.040 <0.05. Meanwhile, traffic performance has no significant effect on urban climatic conditions with a T-statistic value of 1.071 <1.96 or a P value of 0.285> 0.05. These results also indicate that land use in the Hertasning-Tun Abdul Razak road corridor can cause an increase in urban temperatures in the area. However, the increase in urban temperature in these areas is more due to anthropogenic activities in land use and is not influenced by the area that is built.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi permukiman saat ini di Kelurahan Banggae Kecamatan Banggae pasca pelaksanaan program Kotaku, mengevaluasi penanganan permukiman kumuh dalam pelaksanaan program Kotaku, dan mengevaluasi perubahan, manfaat dan dampak yang dihasilkan dari penanganan permukiman kumuh dalam pelaksanaan program Kotaku. Tipe penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan desain eksploratif, komparatif dan evaluatif. Fokus penelitian adalah evaluasi perencanaan, pelaksanaan dan hasil penanganan permukiman kumuh dengan program Kotaku. Instrumen penelitian peneliti sendiri, peta lokasi, pedoman observasi atau survei, pedoman wawancara, dan perlengkapan peralatan lainnya. Jenis data kuantitatif dan kualitatif, dan sumber data berupa data primer dan sekunder. Data dikoleksi melalui dua pendekatan yakni library study (studi kepustakaan) dan field study (studi lapangan). Data dianalisis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasca pelaksanaan program Kotaku, evaluasi kondisi permukiman saat ini di Kelurahan Banggae Tahun 2019 masih berstatus atau dikategorikan kumuh ringan (sedang). Hasil evaluasi secara keseluruhan menunjukkan, selain penanganan dominan action plan (hanya sebahagian real action), pilihan pendekatan penanganan juga masih banyak bersifat tunggal dan monoton, tidak terintegratif dan komprehensif dalam penyelesaian/ penuntasan akar masalah dan kebutuhan problem solving. Akibatnya, pola pendekatan penanganan dan pilihan intervensi menjadi tidak efektif serta tidak tuntas. Evaluasi perubahan, manfaat dan dampak berdasarkan indikator dalam perbandingan kondisi permukiman kumuh sebelum dan pasca pelaksanaan program Kotaku menunjukkan aneka ragam permasalahan dihadapi oleh masyarakat lokal dan lingkungan permukiman belum sepenuhnya terentaskan. Perubahan yang menonjol adalah pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana dasar terutama jalan lingkungan dan drainase, namun untuk indikator-indikator lainnya masih tetap. Ada kesenjangan atau ketimpangan realisasi antar indikator, serta belum tuntasnya penanganan semua indikator permukiman kumuh. This study aimed to evaluate current condition at Banggae after program of Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) [a program to actualize a city without slum’s area], to evaluate the handling of a slum area residence within Kotaku program implementation, and to evaluate changes, benefits and impacts resulted from the slum area management in the implementation of Kotaku program. This research is a qualitative descriptive research, with explorative, comparative and evaluative designs. The focus fo this study was to evaluate planning, implementation and output-outcome of the slum area management in Kotaku program. Instruments used include investigator as self-participant, a map of the location, a survey or observation guideline, an interview guideline, and other facilities. The data are quantitative ase well as qualitative and the sources of the data are from primary and secondary data. All data were collected using two approaches, namely literature study and field study. The data were analyzed with a qualitative approach. The result of this study indicated that after the implementation of Kotaku program, the evaluation of current condition in Banggae is still in middle or light slum category. The overall evaluation results show, in addition to the dominant handling of the action plan (only half of it as real action), many options for handling approaches are still singular and monotonous, not integrated and comprehensive in solving root causes and problem-solving needs. As a result, the pattern of treatment approaches and choice of intervention become ineffective and incomplete. Evaluation of changes, benefits and impacts based on the indicators in a comparison of the conditions of slum area before and after the implementation of the Kotaku program shows that the various problems faced by local communities and the settlement environment have not been completely resolved. The change that stands out is the development of infrastructures and basic facilities, especially the roads and drainage, but for other indicators it remains. There are gaps or imbalances in the realization of the indicators, as well as the incomplete handling of all indicators of slum area.
Wilayah pemukiman merupakan salah satu penyumbang paling besar terhadap pencemaran air laut adalah wilayah permukiman kota di Indonesia, sumber pencemaran terbesar berasal dari limbah cair domestik yang memberikan kontribusi pencemaran sebesar 87%, kemudian sisanya sebesar 13% berasal dari limbah cair industri. Oleh karena itu, masih banyak yang perlu ditingkatkan untuk sanitasi di Indonesia. Tercatat bahwa sanitasi layak di Indonesia pada tahun 2018 hanya mencapai 74,58%, dan sanitasi aman hanya mencapai 7,42%. Tujuan penelitian ini antara lain untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang menyebabkan rendahnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik dan mengidentifikasi seberapa besar peran serta masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik pada pembangunan IPAL di Losari Kecamatan Ujung Pandang Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling masyarakat yang berdomisili disekitar IPAL Losari, simple random sampling dan penarikan sampel yang digunakan menggunakan teknik estimasi Maximum Likelihood Estimation (MLE). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa aktor-faktor yang menyebabkan rendahnya peran masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik pada pembangunan IPAL di Losari Kecamatan Ujung Pandang yang mulai dari faktor terbesar ke faktor yang terendah, yakni adalah penghargaan, keamanan di sekitar lokasi, peran pemerintah, interaksi sosial, informasi manfaat IPAL dan peran serta tokoh masyarakat. Kemudian dalam hal peran serta masyarakat yang tertinggi adalah berupa kontribusi dalam pemberian iuran rutin, kemudian dalam hal keterlibatan dan yang terendah adalah kontribusi berupa material dalam pembangunan. Urban residential areas in Indonesia are among the locations that contribute the most to saltwater pollution. Domestic liquid waste accounts for 87 percent of this pollution, with industrial liquid waste accounting for the remaining 13 percent. Therefore, there is still much that needs to be done to enhance Indonesia's sanitation. It stated that safe sanitation only achieved 7.42 percent, and good sanitation reached 74.58 percent in Indonesia in 2018. The purpose of this study, among others, is to identify the factors that cause the low participation of the community in the management of domestic wastewater and identify how much community participation is in the direction of domestic sewage in the construction of IPAL in Losari, Ujung Pandang District, Makassar City. In this investigation, a purposive sample strategy, simple random sampling, and sampling using the Maximum Likelihood Estimate (MLE) estimation technique were all used. Based on the research findings, several factors, ranging from the most significant to the least effective, contribute to the low level of community involvement in the management of domestic wastewater during the construction of IPAL in Losari, Ujung Pandang District. These factors include respect, security at the site, the government's role, social interaction, knowledge of the advantages of WWTPs, and the involvement of community leaders. The highest level of community involvement is shown by contributions made in the form of regular fees, followed by participation and donations made in the form of development materials.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persebaran lahan mangrove pasca rehabilitasi mangrove di Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare dan untuk mengetahui pengaruh persepsi masyarakat pesisir terhadap kegiatan rehabilitasi lahan mangrove di Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare. Jenis penelitian ini di kategorikan sebagai penilitian deskriptif kuantitatif. Diskriptif Kuantitatif adalah data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian di analisis sesuai dengan metode Statistik yang digunakan kemudian di interprestasikan. Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata persepsi, masyarakat sekitar kawasan pengelolaan rehabilitasi hutan mangrove di kecamatan bacukiki barat merespon tindakan pemerintah dengan adanya kegiatan rehabilitasi dalam menjaga dan melestarikan di Hutan Mangrove Kawasan Kecamatan Bacukiki Barat dengan sikap sangat baik, dalam kegiatan rehabilitis lahan hutan mangrove berada pada kategori tinggi, sedangkan peningkatan pendapatan masyarakat peran masyarakat dalam kategori sedang. This study aims to examine the distribution of mangrove land after mangrove rehabilitation in West Bacukiki District, Parepare City, and to determine the effect of coastal community perceptions on mangrove rehabilitation activities in West Bacukiki District, Parepare City. This type of research is categorized as quantitative descriptive research. Quantitative Descriptive is data obtained from a sample of the research population which is analyzed according to the statistical method used and then interpreted. Based on the results and discussions that have been carried out, it can be concluded that the average perception of the community around the mangrove forest rehabilitation management area in the West Bacukiki sub-district responds to government actions with rehabilitation activities in maintaining and preserving the Mangrove Forest in the West Bacukiki District with a very good attitude. , in the rehabilitation activities of mangrove forest land is in the high category, while the increase in community income, the role of the community in the medium type
Kabupaten Sinjai sebagai Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan dalam hal ini kawasan pengembangan budidaya rumput laut meliputi wilayah perairan pantai dan tambak. sehingga memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan di kawasan pesisir dimana masyarakat cenderung melaksanakan aktivitas pembangunan dan industri yang berkaitan dengan pengembangan budidaya rumput laut. Sejalan dengan perkembangan Kabupaten Sinjai, pembangunan fisik berlangsung dengan pesat yang menimbulkan beragam aktivitas dengan adanya penggunaan lahan baru yang menggeser penggunaan lahan sebelumnya. Dari lingkup pelayanan yang ada, pusat perkotaan di Kabupaten Sinjai telah dipenuhi oleh berbagai aktivitas jasa perdagangan yang telah melayani pemenuhan kebutuhan penduduk secara regional serta berakibat pada terjadinya perubahan guna lahan. Kegiatan-kegiatan yang berkembang secara terus menerus ini bersifat kompetitif dalam penggunaan ruang yang ada, sehingga seringkali terjadi konversi guna lahan dari satu penggunaan ke penggunaan lainnya. Selain itu pada kawasan hutan produksi terbatas juga terdapat selisih antara data peta pola ruang dengan kondisi eksisting yang ada dimana hutan produksi terbatas dalam perda RTRW dengan memiliki luasan sebesar ±7.193 Ha sedangkan luasan hutan produksi berdasarkan kondisi eksisting yang ada. Dari uraian permasalahan tersebut, maka diambil judul tipologi dan perubahan pemanfaatan lahan di Kabupaten Sinjai kaitannya dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sinjai Tahun 2021 pada saat ini seperti apa dinamika yang terjadi dilapangan, bila dikaji dari perubahan pemanfaatan ruang terhadap kebijakan pembangunan dalam hal ini adalah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sinjai. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pola perubahan pemanfaatan ruang di Kabupaten Sinjai implikasinya terhadap arahan kebijakan pembangunan di Kabupaten Sinjai Menganalisis perubahan penggunaan ruang di Kabupaten Sinjai dengan mengukur tingkat pengaruh perubahan pemanfaatan ruangnya terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sinjai Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan tujuan untuk menggambarkan data yang terkumpul secara sistematis, cermat dan akurat mengenai fenomena tertentu berupa fakta-fakta, keadaan, sifat-sifat suatu individu atau kelompok, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Kegiatan yang dilakukan adalah mengidentifikasi kondisi eksisting, penggunaan lahan, perubahan penggunaan lahan serta faktor yang mempengaruhinya dengan menggunakan metode analisis superimpose dan overlay data citra penggunaan lahan dengan permodelan Force Field Analysis. Perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Sinjai pada periode 2012-2032 didominasi oleh bertambahnya lahan terbangun, tambak dan sawah. Pertambahan ini diikuti dengan berkurangnya luasan hutan, perkebunan, dan semak belukar dan Adanya Pengaruh yang cukup besar sehingga berdampak pada ketidakselarasan penggunaan lahan dengan ketidakselarasan penggunaan lahan terbesar terjadi di kawasan hutan. Sinjai Regency is a Strategic Area of Economic Growth in the Province of South Sulawesi in term of the development of seaweed cultivation area that covers the coastal waters and farms. As such, this gives a significant influence on the growth of coastal areas where the public tend to carry out development activities and the industry associated with the development of seaweed cultivation. In line with the development of Sinjai Regency, physical development takes place rapidly that cause a diverse range of activities with the use of new land to shift the land use before. From the scope of the existing services, urban centers in Sinjai Regency have been met by the various activities of trade services which have been serving the fulfillment of the needs of the population on a regional basis as well as the result in the occurrence of a change of land use. Activities that develop continuously are competitive in the use of the existing space, so the conversion of land from one use to another use often happens. In addition, in the limited production forest also there is a difference between the data of area pattern map with the conditions existing where the limited production forest in the SPATIAL regulation with an area of ±7193 hectare while the area of production forest is based on the existing conditions. From the description of the problems, this paper is entitled the typology and changes in space utilization in Sinjai Regency in relation to the Spatial Plan (RTRW) in Sinjai Regency in 2021 nowadays such as what are the dynamics that occur in the field if it is examined from the changes of land use to policy development in this case is the spatial plan in Sinjai Regency. To identify the factors that affect the patterns of changes in the utilization of space in the District of Sinjai. Its implications for the direction of policy development in Sinjai Regency. To analyze changes in the use of space in Sinjai Regency by measuring the level of influence of changes in the utilization of space against the spatial plan of Sinjai Regency. This research uses a quantitative descriptive approach with the aim to describe the data collected systematically, carefully, and accurately about certain phenomena in the form of facts, circumstances, the properties of an individual or group, as well as the relationship between the phenomena investigated. The activities carried out is to identify the existing conditions, land use, land-use changes as well as factors that influence it by using the method of analysis superimpose and overlay image data of land use with the model Force Field Analysis. Land use changes in Sinjai Regency in the period 2012-2032 is dominated by the increase of undeveloped land, ponds, and rice fields. This increase is followed by the decrease of the area of the forest, plantation, and shrubs, and there is a big influence so that this affects the disharmony of land use where the disharmony of land use occurred in the forest area.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.