Anemia is a condition where haemoglobin is below the normal value. Anaemia is often meet at children and pregnant women. Many factors cause anaemia i.e. iron, deficiency of folic acid and vitamin B12, Babies who are born prematurely or have a low birth weight . The aim of this research was to know correlation between age, sex, birthweight with anemia. This study is a part of Basic health research (Riskesdas) 2013 data. The study population was children under five years old, who were respondents Riskesdas 2013, analysis used in this study is the Chi-Square test. The results showed that 194,668 children, the highest anemia at the age of 12-24 months 36,1%, female gender 57,9%, low birth weight 20,6%, prevalence anemia 20,4%. Based on bivariate analysis it is known that the related variables (p <0.05) with the incidence of anemia were age and sex (p = 0.0001). Variables unrelated to anemia are birthweight. There is a significant relationships between age and sex with the incidence of anemia among children in Indonesia, it needs to be counseling on the parents of children to provide adequate nutrition so that it can prevent the incidence of anemia in infants, especially at the age of 12-24 months with female sex. Abstrak Anemia adalah suatu kondisi di mana hemoglobin berada di bawah nilai normal. Anemia sering ditemukan pada anak-anak dan wanita hamil. Banyak faktor yang menyebabkan anemia yaitu kekurangn zat besi, defisiensi asam folat dan vitamin B12, bayi yang lahir prematur atau memiliki berat badan lahir rendah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara Usia, Jenis kelamin dan berat badan lahir dengan anemia pada balita. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian adalah anak-anak berusia di bawah lima tahun, yang menjadi responden Riskesdas 2013, analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi-Square.Penelitian menunjukkan dari 194,668 balita, yang mengalami anemia tertinggi pada usia 12 – 24 bulan yaitu 36,1%, jenis kelamin perempuan yaitu 57,9%, berat badan lahir rendah sebanyak 20,6%, prevalensi anemia 20,4%. Berdasarkan analisis bivariat diketahui bahwa variabel yang berhubungan (p < 0,05) dengan kejadian anemia adalah usia dan jenis kelamin (p = 0,0001). Variabel yang tidak berhubungan dengan anemia adalah berat badan lahir. Ada hubungan yang signifikan antara usia dan jenis kelamin dengan kejadian anemia pada balita di Indonesia, perlu dilakukan penyuluhan pada orang tua balita memberikan asupan nutrisi yang adekuat sehingga dapat mencegah kejadian anemia pada balita terutama pada usia 12 – 24 bulan dengan jenis kelamin perempuan.
Air Susu Ibu (ASI) sudah menjadi salah satu program dari World Health Organization (WHO) bagi anak sejak dilahirkan sampai bayi mampu mencerna asupan lain setelah usia enam bulan. Zat-zat yang terkandung dalam ASI dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak, dan untuk kekebalan tubuh bayi terhadap beberapa penyakit serta mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya Data Riset Kesehatan Dasar dijelaskan bahwa 67,5% ibu gagal memberikan ASI ekslusif kepada bayinya karena kurangnya pemahaman ibu tentang teknik menyusui yang benar, sehingga puting susu sering lecet dan retak. Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai tehnik-tehnik menyusui yang benar. Indonesia menunjukkan persentase pemberian ASI saja dalam 24 jam terakhir semakin menurun seiring meningkatnya umur bayi dengan persentase terendah pada anak umur 6 bulan (30,2%). Adapun proses mulai menyusu pada anak 0-23 bulan pada tahun 2010 dan 2013 bahwa proses IMD (Inisiasi Menyusu Dini) kurang dari satu jam mengalami peningkatan dari 29,3 % (2010) menjadi 34,5 % (2013). Persentase nasional tahun 2013 proses mulai menyusu kurang dari satu jam (IMD) setelah bayi lahir adalah 34,5%, dengan persentase tertinggi di Nusa Tenggara Barat (52,9%) dan terendah di Papua Barat (21,7%). Sedangkan tahun 2018 proses IMD setelah bayi lahir adalah 58,2%, dengan persentase di Nusa Tenggara Barat (58%). Berdasarkan masalah tersebut diatas perlu diberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan Ibu Hamil Tentang Posisi Dan Perlekatan Pada Saat Menyusui dalam upaya Meningkatkan Keberhasilan Asi Eksklusif di Kelurahan Dasan Cermen. Sasaran adalah ibu- ibu hamil di kelurahan Dasan Cermen sebanyak 18 orang. Hasil kegiatan edukasi dan demonstrasi tentang posisi dan perlekatan pada saat menyusui pada ibu hamil adanya respon positif dari peserta dengan bahwa yang berpengetahuan baik sebanyak 27,78 % saat dilakukan pre test menjadi 66,67 % pada saat post test. Sedangkan keterampilan baik pada saat pre test didapatkan 11,11% menjadi 44,44% pada saat post test
The high amount of early marriage in Lombok was caused by several factors namely social and cultural factors, as well as economic factors. The Sasak tribe has a culture of “Merarik” or Eloping. Higher pregnancies and births in adolescence can be prevented by delaying early marriage until healthy reproductive age by optimizing the role of figures who are considered as role models, so that the potential in society needs to be mobilized. This type of research is quasi experiment, with a pretest posttest design. Sample size 60 adolescents grouped into 2 groups with purposive sampling technique. Increased knowledge of adolescents about the effects of early marriage and changes in adolescent attitudes towards a better delay in early marriage. Formed rules (awek-awek) when married adolescents <20 years pay a custom fine and set in the rules of local custom. There is one young woman who wants to delay her marriage up to age> 20 years. Need further research parent participation and involvement of education as reinforcement of adolescent understanding. The involvement of parents and the education sector is needed to strengthen adolescent understanding. Abstrak Tingginya menikah usia dini di Lombok disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor sosial dan budaya, serta faktor ekonomi. Suku Sasak memiliki budaya “Merarik” atau Kawin Lari. Tingginya kehamilan dan kelahiran pada usia remaja bisa dicegah dengan menunda pernikahan usia dini sampai dengan usia reproduksi sehat dengan mengoptimalkan peran serta para tokoh yang dianggap sebagai panutan, sehingga potensi yang ada di masyarakat perlu digerakkan. Jenis penelitian ini quasi experiment, dengan rancangan pretest posttest design. Besar sampel 60 remaja dikelompokkan menjadi 2 kelompok, memiliki pacar (Kelompok I) dan belum memiliki pacar (kelompok II) dengan teknik purposive sampling. Terjadi peningkatan pengetahuan remaja terhadap dampak pernikahan dini dan perubahan sikap remaja ke arah yang lebih baik terhadap penundaan pernikahan usia dini. Terbentuk aturan (awek-awek) apabila remaja menikah < 20 tahun membayar denda adat dan tertuang dalam aturan adat setempat. Terdapat satu remaja putri yang ingin menunda pernikahannya sampai dengan usia > 20 tahun. Perlu pelibatan peran serta orang tua dan pihak pendidikan sebagai penguat pemahaman remaja.
Infant mortality (AKB) is one important indicator in determining the level of public health. Demographic Health Survey Indonesia based estimation of infant mortality (AKB) of 34 per 1000 live births. It is still far from the target of the MDGs, 2015 AKB amounted to 23 per 1000 live births and reports from the World Health Organization, (WHO) in 2012 that each year, approximately 3% (3.6 million) from 120 million infants born experienced asphyxiation. The objective study was to know the relationship of fetus’ weight and Hb levels and APGAR score who suffered asphyxia in RSUDP NTB 2016. The method in this study was Observational Analytic study with Cross Sectional Sample design was 237 newborn baby who suffered asphyxia. The data were analyzed using regression correlation test. The findings in this research indicated that there was a correlation between newborn baby’s body weight and Hb levels with APGAR score who suffered asphyxia at RSUD NTB in 2016 with (P value = 0.01) and shows a weak relationship and patterned a positive value (r = 0,158), (r = 0,206). A suggestion for further research on fetus’ Hb levels and APGAR score with different research design and set the sample criteria relate to factors of pregnancy and labor.Keywords: Newborn Weight, Fetus’ Hb Levels, Apgar score, Asphyxia.
Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi NTB tahun 2017 menunjukkan bahwa cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi rata-rata di sebesar 77,66%, cakupan ini turun jika tahun 2016 sebesar 86,63%. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Mataram tahun 2018 cakupan ASI Eksklusif (AE5) yaitu sebesar 50,66% diseluruh puskesmas Kota Mataram dan di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Pule persentasi cakupan ASI yaitu sebesar 27,69%.Tujuan Penelitian untuk mengetahui apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan melalui metode demonstrasi mengenai posisi dan perlekatan terhadap kecukupan ASI pada bayi usia 0-6 bulan di kelurahan Karang Pule Wilayah Kerja Puskesmas Karang Pule tahun 2019. Desain penelitian ini menggunakan rancangan Quasi Eksperiment. Dengan teknik pengambilan sampel yaitu Total sampling dimana semua populasi bayi usia 0-6 bulan dijadikan sampel berjumlah 38 orang. Uji hipotesis menggunakan uji Wilcoxon dan Mann Whitney U-test. Pada kelompok intervensi nilai minimal-maksimal keterampilan sebelum diberikan pendidikan kesehatan untuk kelompok intervensi didapatkan hasil (8-16), pada posttest didapatkan hasil (13-19). Sedangkan pada kelompok kontrol dengan nilai minimal-maksimal didapatkan hasil nilai pretest (8-11) dan pada posttest didapatkan hasil (18-18). Uji analisis keterampilan menggunakan uji Wilcoxon pada kelompok intervensi didapatkan hasil p value = 0.000 dan kelompok kontrol hasil p value = 0.000. hasil uji Mann Whitney untuk kecukupan ASI didapatkan hasil nilai p value = 0.039. terdapat pengaruh yang signifikan pendidikan kesehatan melalui metode demonstrasi terhadap kecukupan ASI pada bayi usia 0-6 bulan. Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan melalui metode demonstrasi mengeani posisi dan perlekatan terhadap kecukupan ASI ada bayi usia 0-6 bulan di Kelurahan Karang Pule Wilayah Kerja Puskesmas Karang Pule Tahun 2019. According to data obtained from the NTB Provincial Health Office in 2017 shows that the coverage of Exclusive Breastfeeding for infants is at an average of 77.66%, this coverage decreases if 2016 is 86.63%. Based on data from the City of Mataram Health Office in 2018 Exclusive breastfeeding coverage (AE5) is 50.66% in all Mataram City health centers and in the Karang Pule Community Health Center Working Area, the percentage of ASI coverage is 27.69%.Objectives to find out whether there is an effect of health education through demonstration methods regarding the position and attachment to the adequacy of breastfeeding in infants aged 0-6 months in Karang Pule Village, Karang Pule Health Center Working Area in 2019.The design of this study used the Quasi Experiment design. With the sampling technique that is Total sampling where all populations of infants aged 0-6 years were sampled as many as 38 people. Test the hypothesis using the Wilcoxon test and the Mann Whitney U-test.in the intervention group the minimum score of skills before being given health education for the intervention group was obtained (8-16), in the posttest the results were obtained (13-19). Whereas in the control group with the minimum-maximum value obtained the results of the pretest (8-11) and the posttest results (18-18). Test the skills analysis using the Wilcoxon test in the intervention group obtained results p value = 0,000 and the control group results p value = 0,000. The results of the Mann Whitney test for the adequacy of ASI were obtained by the value of p value = 0.039. there is a significant effect of health education through the demonstration method on the adequacy of breastfeeding in infants aged 0-6 months.There is the influence of health education through demonstration methods to treat the position and attachment to the adequacy of breast milk there are infants aged 0-6 months in Karang Pule Village Karang Pule Health Center Working Area in 2019
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.