This study aimed to determine the effect of the use of black cumin and antibiotics on carcass<br />weight and abdominal fat of broilers during summer seasons. The material in this study were used 100 individuals unsex one-day old broiler strain CP 707, and the ration of broiler were added black cumin powder (BCP). The ration consisted of yellow corn, rice brand, soybean meal,palm oil, fish meal, calsium and top mix. The diet was protein energy with 22.91% protein and 2,994 kcal/kg for starter and 20,01% protein and 3.054kcal/kg for finisher. Experiment was conducted as a completely randomized design with 5 treatments (control, antibiotic without BCP, 2% BCP, 4%BCP and 6% BCP). Carcas weight and abdominal fat was measured on at 28 day of age. The resulted data was analysed by analysis of variance (ANOVA) with F test to know the effect of treatment, and when there were significant continous to Duncan multiple range test. The results showed that addition of black cumin (Nigella sativa) and antibiotics as a feed additive in ration cannot increase carcass weight and peesentase abdominal fat of broilers during summer seasons. level of black cumin 2-6% in the feed has the same ability to antibiotics against carcass weight and percentage of abdominal fat of broilers.<br />Key words: Broiler, antibiotic, carcass weigth, abdominal fat
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon fisiologi darah dan organ limfoid ayam broiler akibat pemberian jintan hitam selama musim kemarau. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 ekor DOC ayam broiler unsex strain CP 707, serta ransum broiler fase starter dan finisher yang ditambahkan tepung jintan hitam. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan, dan tiap ulangan terdiri atas 5 ekor ayam. Perlakuan yang diterapkan adalah T0 (Ransum basal); T1 (Ransum basal dan antibiotik dan multivitamin); T2 (Ransum yang ditambahkan jintan hitam 20 g/kg ransum); T3 (Ransum yang ditambahkan jintan hitam 40 gram/kg ransum); T4 (Ransum yang ditambahkan jintan hitam 60 g/kg ransum). Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian tepung jintan hitam (Nigella sativa) dalam pakan sebagai feed additive tidak dapat meningkatkan ketahanan tubuh pada ayam broiler, tetapi dapat meningkatkan persentase berat organ limpa pada level jintan hitam 60 g/kg ransum dimana dapat mengurangi dampak infeksi penyakit yang masuk ke dalam darah.
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan jintan hitam dan antibiotik terhadap berat karkas dan lemak abdominal ayam broiler selama musim panas. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2012. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 ekor DOC ayam broiler unsex strain CP 707, serta ransum broiler fase starter dan finisher yang ditambahkan tepung jintan hitam. Bahan pakan penyusun yang digunakan antara lain terdiri dari jagung, bekatul, bungkil kedelai, minyak sawit, tepung ikan, kapur dan top mix. Komposisi nutrien dalam ransum mengandung 22,91% protein kasar dan 2.994 kkal/kg untuk fase starter and 20,01% protein kasar dan 3.054kkal/kg untuk fase finisher. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan, dan tiap ulangan terdiri atas 5 ekor ayam. Perlakuan yang diterapkan adalah T0 (Ransum basal); T1 (Ransum basal dan antibiotik oxytetracycline); T2 (Ransum yang ditambahkan jintan hitam 2%); T3 (Ransum yang ditambahkan jintan hitam 4%); T4 (Ransum yang ditambahkan jintan hitam 6%). Penimbangan berat karkas dan lemak abdominal dilakukan pada umur 28 hari. Data yang diperoleh dianalisis ragam dengan uji F, bila terdapat pengaruh perlakuan dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung jintan hitam (Nigella sativa) dan antibiotik dalam pakan sebagai feed additive tidak dapat meningkatkan persentase karkas maupun menurunkan kandungan lemak abdominal ayam broiler. Persentase pemberian jintan hitam 2-6% dalam pakan memiliki kemampuan yang sama terhadap antibiotik terhadap bobot karkas dan persentase lemak abdominal ayam broiler selama musim panas.
Penelitian ini untuk menentukan aspartate aminotransferase (AST), alanine aminotransferase (ALT) dan berat organ hati pada ayam broiler, setelah disuplementasi jintan hitam giling (Nigella sativa). Materi yang digunakan adalah DOC ayam broiler unsex strain CP 707 sebanyak 100 ekor, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 kali ulangan. Tiap ulangan terdiri atas 4 unit percobaan yaitu kontrol, antibiotik dan tanpa jintan hitam giling, dengan suplementasi 2%/kg, 4%/kg dan 6%/kg. Kerja enzim hati dan berat organ hati diukur setelah 30 hari. Penambahan jintan hitam giling pada ayam broiler tidak signifikan pengaruhnya pada enzim hati (AST dan ALT) dan relatif signifikan pada berat organ hati. Disimpulkan bahwa penambahan jintan hitam giling sebagai pakan tambahan tidak menunjukkan dampak negatif terhadap enzim hati seperti AST dan ALT, dan berat organ hati dengan penambahan jintan hitam giling sebagai pakan tambahan yang digunakan pada level 2-6%/kg pada ayam broiler.
Background: A scoring system to predict patient's prognosis may aid clinicians in deciding patient's treatment continuation. This study aimed to investigate the reliability of Acute Physiology and Chronic Health Evaluation (APACHE) II score in predicting mortality in critically ill COVID-19 patients in intensive care unit (ICU). Patients and Methods: This retrospective observational study included the data from medical records of critically ill patients from April to November 2020. The collected data were patient's identity, age, gender, comorbid, Glasgow coma scale (GCS) score, temperature, mean arterial pressure, heart rate, hematocrit, leukocyte, natrium, kalium, serum creatinine, blood pH, PaO2 level, and history of organ insufficiency or immunocompromised within 24 h after ICU admission. Patient's outcome (survival and nonsurvival) was recorded. Results: A total of 120 patients were included in the study. APACHE II score was significantly higher in nonsurvival compared to survival group (19.12 vs. 12.33; P < 0.001). The area under curve value was 0.955 (P < 0.001) which indicated APACHE II score as a good predictive value for mortality. The cutoff value of the APACHE II score for mortality prediction in this study was 15, with sensitivity, specificity, positive prediction value, negative prediction value, and accuracy of 94%, 79.4%, 80.6%, 94.3%, and 86.7%, respectively. GCS score, heart rate, age, and serum kalium level were related to mortality. Conclusion: The APACHE II score is reliable in predicting mortality in critically ill COVID-19 patients in ICU.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.