Artikel ini fokus pada pola pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) pada program Studi Administrasi Pendidikan (AP) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar. penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah dosen pendamping, kaprodi AP, mentor, dan mahasiswa AP yang telah memprogramkan mata kuliah PPL. Informan utama dari penelitian ini adalah mahasiswa Administrasi Pendidikan yang telah mengikuti program PPL. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, studi dokumentasi dan focus group discussion. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pelaksanaan PPL pada prodi AP belum memiliki pola yang baku. Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini karena AP merupakan prodi yang tidak menghasilkan guru, sementara panduan untuk PPL non-keguruan belum tersedia. Program dan aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa selama berada di lokasi PPL belum terstruktur dan terkesan tidak jelas. Pembimbingan yang dilakukan oleh dosen pembimbing dan pamong juga belum fokus, terutama untuk mahasiswa yang mengikuti program KKN PPL terpadu.
Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) Gambaran Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi guru Sekolah Dasar (2) Faktor pendukung dan penghambat dalam Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi guru Sekolah Dasar. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi guru Sekolah Dasar melalui proses perencanaan program sepenuhnya dilaksanakan melalui forum Kelompok Kerja Guru. Pelaksanaan program dilakukan dengan keikutsertaan para guru dalam berbagai pelatihan, diimplementasikan ke dalam karya inovatif seperti media pembelajaran dan pembuatan video pembelajaran. Evaluasi program dilakukan dengan pembuatan evaluasi diri guru dan laporan yang terkait dengan program. (2) Faktor pendukung pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah kemudahan sumber informasi yang diperoleh dari berbagai pihak yang terpusat pada forum Kelompok Kerja Guru dan sikap antusiasme guru yang tinggi mengikuti program, dukungan kepala sekolah. Sedangkan faktor penghambat adalah belum adanya anggaran khusus yang disiapkan dalam pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan , waktu guru yang terkadang bertabrakan dengan kegiatan lain, dan keterbatasan jaringan internet yang dimiliki untuk melaksanakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. The purposes of the study are to discover: (1) an overview of the Implementation of Continuous Professional Development (PKB) for primary School Teachers (2) Supporting and inhibiting factors in the Implementation of Continuous Professional Development (PKB) for primary School Teachers. This type of research is qualitative research using descriptive methods. The results of the study reveal that (1) an Overview of the Implementation of Continuous Professional Development (PKB) for primary school teachers of planning the program PKB fully implemented through the forum of the KKG. The implementation of the program PKB carried out with the participation of teachers in various training then implemented into the innovative work as a medium of learning and the making of the video learning. Program evaluation of PKB is also done with the manufacture of self-evaluation and teacher reports. (2) the supporting Factors in the implementation of PKB among them is the ease of the source of the information obtained from the various parties centralized on the forum of KKG and the attitude of the enthusiasm teachers is high when received information associated with the PKB, especially the support provided by head master of the school. While the inhibiting factors are not yet available funds, time teacher sometimes located in other activities, and the limitations of the internet network for PKB activities.
Kajian ini berangkat dari fenomena adanya kepala sekolah yang telah diangkat oleh pemerintah daerah tanpa melalui jalur penyiapan calon kepala sekolah sehingga terkesan hanya untuk mengejar pemerolehan sertifikat kepala sekolah saja tanpa mengedapankan orientasi pengembangan kompetensi. Kemudian Anggaran yang dikucurkan oleh pemerintah melalui program Bantuan Pemerintah (BANPEM) begitu besar yakni kurang lebih 435 Milyar rupiah (data LPPKS Indonesia, 2019) tidak diikuti dengan target pencapaian kompetensi, namun hanya dititik beratkan untuk mensertifikatkan sejumlah kepala sekolah yang belum memiliki Nomor Kepala sekolah (NUKS). Tidak ada uji kompetensi yang ditargetkan ketika pasca diklat.Perencanaan kediklatan di tingkat pemerintah daerah (dinas pendidikan) belum terlihat siap yang diindikasikan masih banyaknya kepala sekolah yang tidak terundang untuk mengikuti diklat sampai di awal tahun 2020. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan dimensi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah berdasarkan sub-sub dimensi kompetensi.Menghasilkan dan merekomendasikan pemetaan kompetensi kepala sekolah pada dimensi kewirausahaan. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: deskriptif kuantitatif. Penelitian ini berlokasi di Kota Makassar. Alasan peneliti menjadikan Kota Makassar sebagai lokasi penelitian karena daerah ini merupakan sasaran program pendidikan dan pelatihan fungsional penguatan kepala sekolah yang memiliki jumlah peserta yang terbanyak yakni 3 (tiga) angkatan dan juga hasil Uji Kompetensi Kepala Sekolah yang menunjukkan dimensi kompetensi ini sedikit lebih baik dari dimensi kompetensi lainnya. Sumber data penelitian ini terdiri atas kepala sekolah dasar Se-kota Makassar yang pernah mengikuti program pendidikan dan pelatihan penguatan kepala sekolah, dan subjek penelitian ini adalah kepala sekolah dasar dan menengah pertama yang ditetapkan sesuai dengan kebutuhan data penelitian.Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai “Analisis kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah Dasar (SD) se-Kota Makassar”, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kompetensi kewirausahaan kepala SD se- Kota Makassar dalam kategori sangat baik. Apabila dilihat dari penghitungan jumlah persentase tiap indikator dari per sub variabel, maka yang mempunyai persentase tertinggi adalah sub variabel bekerja keras, sedangkan sub variabel yang mempunyai persentase terendah adalah sub variabel tindakan inovatif Dari beberapa kepala SD di Kota Makassar diketahui telah memiliki kompetensi kewirausahaan dalam kategori sangat baik, namun beberapa juga diantaranya yang mempunyai kompetensi kewirausahaan dalam kategori baik.Walaupun secara keseluruhan kepala SD se- Kota Makassar memiliki kompetensi kewirausahaan yang sangat baik, masih ada sebagian kecil kepala sekolah yang perlu memperbaiki lagi kompetensi kewirausahaan yang dimilikinya terutama mengenai tindakan inovatif dan naluri kewirausahaan.
This study reviews the learning management integrated school in Makassar with research sites in an integrated school Al Biruni Makassar. The focus in this research is the learning management in an integrated school which consists of lesson plans, learning implementation, and evaluation. The approach used in this study is a qualitative descriptive approach. The unit of analysis in this research is the principal, teachers, and students. Data collection techniques were interviews, observation, and documentation. The results showed that the learning management consisting of lesson plans, learning implementation, and evaluation of learning has been implemented in accordance with the existing procedures as other schools in general. This integrated concept in this school that is located in its curriculum, which integrates religious values on each of the subjects taught to students.
This study aims to determine the description of the teacher's contextual learning approach, student learning activities, and the effect of the contextual learning approach on student learning activities. To achieve this goal, research data were collected using observation, questionnaires, and documentation. The total population of the study was 151 students and a sample of 75 students. The data were analyzed using descriptive statistical analysis of percentages and inferential statistical analysis through product-moment correlation test and simple linear regression analysis. The results showed that the description of the use of the contextual learning approach was in the high category and the learning activities of students were in the very high category. The results of hypothesis testing indicate that there is a positive and significant influence between the contextual learning approach to the active learning of students. Thus, it can be understood that the contextual learning approach makes a positive and significant contribution in increasing students' learning activities.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.