Perguruan Tinggi identik dengan kehidupan Kampus yang merupakan salah satu lembaga pendidikan pusat peradaban dan pembentukan manusia berpendidikan. Perguruan Tinggi salah satu lembaga pendidikan yang rawan terjadi kekerasan seksual. Kekerasan seksual di Perguruan Tinggi memberikan citra buruk dan mencoreng dunia Pendidikan Indonesia. Selama ini banyak laporan kasus kekerasan seksual berakhir damai, tidak sedikit pula laporan yang diproses hingga berbulan-bulan, tetapi tidak menemukan titik terang. Perlu adanya sosialisasi peraturan yang dapat dilakukan untuk menambah wawasan mahasiswa/i tentang kekerasan seksual. Hadirnya PERMENDIKBUDRISTEK No. 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual dan UU no 30 tahun 2022 tentang kekerasan seksual seharusnya dapat dijadikan sarana dan payung hukum bagi para penyintas/korban dan segenap pihak yang terkait. Peraturan ini menjadi sebuah langkah maju, agar pimpinan Perguruan Tinggi bisa mengambil langkah tegas menyikapi setiap laporan dengan berperspektif pada perlindungan korban. Kegiatan pengabdian masyarakat ini berupaya memberikan sosialisasi tentang PERMENDIKBUDRISTEK dan UU yang berkaitan dengan kekerasan seksual. Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan pengabdian yang dilakukan oleh tim pengabdian Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya menunjukkan adanya peningkatan pemahaman dan pengetahuan tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual pada Perguruan Tinggi di Kota Palembang. Khalayak sasaran adalah mahasiswa dan mahasiswi sebanyak 37 orang dengan tingkat pemahaman rata-rata sebesar 86,2 persen.
Abstrak: Permasalahan utama yang dialami oleh remaja yaitu ketidak tahuan terhadap tindakan yang harus dilakukan sehubung dengan perkembangan yang sedang dialami, khususnya masalah pengetahuan remaja mengenai pubertas dan bagaimana sikap remaja dalam menghadapi perubahan tersebut. Melihat hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan remaja terkait pubertas dalam menghadapi perubahan fisik pada remaja sangat penting maka perlu di lakukan tindakan atau intervensi melalui pemberian penyuluhan kesehatan. Bentuk kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dengan pemberian penyuluhan Kesehatan tentang pubertas dalam menghadapi perubahan fisik pada remaja sebagai sarana pemberian informasi kepada remaja. Kegiatan dilakukan pada remaja di SMPN 8 Makassar. Sebelum di lakukan penyuluhan terlebih dahulu di berikan kuesioner untuk penilaian pre-test setelah itu di lakukan penyuluhan tentang pubertas dalam menghadapi perubahan fisik pada remaja dan setelah di lakukan penyuluhan maka di lakukan evaluasi proses kegiatan dan diakhir kegiatan semua remaja akan di berikan kuesioner post-test sesuai dengan materi yang telah diberikan. Hasil pengabdian masyarakat di peroleh bahwa mayoritas pengetahuan remaja adalah kurang sebanyak 27 orang (84%) sebelum dilakukan penyuluhan dan mayoritas pengetahuan remaja adalah baik sebanyak 28 orang (87%) setelah di berikan penyuluhan. Kesimpulan menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan remaja setelah di berikan penyuluhan dibandingkan sebelum dilakukan penyuluhan.Abstract: The main problem experienced by adolescents is the ignorance of the actions that must be done in connection with the development that is being experienced, especially the problem of adolescent knowledge about puberty and how adolescent attitudes in dealing with these changes. Seeing this shows that adolescent knowledge related to puberty in the face of physical changes in adolescents is very important so it is necessary to take action or intervention through the provision of health counseling. This form of community service activities is carried out by providing health counseling about puberty in the face of physical changes in adolescents as a means of providing information to adolescents. The activity was carried out on teenagers in SMPN 8 Makassar. Prior to counseling, questionnaires were given for pre-test assessment after that counseling was carried out about puberty in dealing with physical changes in adolescents and after counseling was carried out, an evaluation of the activity process was carried out and at the end of the activity all adolescents would be given a post-test questionnaire according to the material provided. The results of community service obtained that the majority of adolescent knowledge is less than 27 people (84%) before counseling and the majority of adolescent knowledge is good as many as 28 people (87%) after counseling. The conclusions showed an increase in adolescent knowledge after counseling compared to before counseling.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.