Response Time merupakan waktu antara dari permulaan suatu permintaan ditanggapi, waktu tanggap yang baik yaitu 5 menit akan berdampak buruk bagi kualitas hidup pasien. Dimana faktor eksternal dapat mempengaruhi response time perawat dan dokter diantaranya pengantar pasien, kondisi pasien, dan beban kerja tenaga kesehatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan faktor-faktor tadi dengan response time tenaga kesehatan dalam penanganan pasien gawat darurat. Sampel diambil dengan teknik pengambilan total sampling yaitu 30 sampel. Desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional dan data dikumpulkan menggunakan lembar observasi langsung dan lembar kuesioner. Hasil penelitian uji statistic chi square didapatkan tidak terdapat pengaruh antara pengantar pasien terhadap waktu tanggap diperoleh nilai dengan taraf signifikansinya 0,260 (lebih besar dari 0,05), terdapat pengaruh antara kondisi pasien terhadap waktu tanggap diperoleh nilai dengan taraf signifikansinya 0,014 (<0,05), terdapat pengaruh antara beban kerja tenaga kesehatan IGD terhadap waktu tanggap diperoleh nilai dengan taraf signifikansinya 0,029 (<0,05) Saran: Diharapkan bagi pihak mutu rumah sakit selalu memantau, mengevaluasi waktu tanggap pelayanan pasien terutama yang true emergency di instalasi gawat darurat supaya waktu tanggapnya selalu sesuai standar pelayanan minimal baik standar nasional maupun internasional.
<p><strong>Latar Belakang: </strong>Perkembangan teknologi yang pesat mengubah pola hidup manusia. Kini penggunaan gawai di seluruh dunia rata-rata 3-5 jam per hari. Hal tersebut dapat menimbulkan masalah pada tulang belakang berupa penurunan fleksibilitas leher akibat postur yang dipertahankan dalam waktu yang lama. Latihan lingkup gerak sendi aktif resistif diharapkan dapat memperbaiki dan menjaga fleksibilitas leher. <strong>Metode: </strong>Penilitian ini dilakukan dengan desain penelitian eksperimental menggunakan model <em>one group pre test and post test without control</em>. Jumlah subyek penelitian sebanyak 14 orang yang dipilih melalui <em>random sampling</em> dan sesuai dengan kriteria inkulsi. <em>Informed consent</em> telah diperoleh dari seluruh subyek penelitian. Durasi penelitian selama 4 minggu dan perlakuan yang diberikan berupa latihan lingkup gerak sendi aktif resistif leher yang dilakukan sebanyak 3 kali dalam seminggu. Data merupakan hasil dari pengukuran fleksibilitas leher menggunakan goniometer universal yang dilakukan sebelum dan sesudah latihan. <strong>Hasil: </strong>Uji statistik menggunakan uji t berpasangan dan uji wilcoxon. Nilai signifikansi pada lingkup gerak sendi leher fleksi 0.000, ekstensi 0.046, lateral fleksi kanan 0.020, lateral fleksi kiri 0.011, rotasi kanan 0.021, rotasi kiri 0.001.<strong> Kesimpulan: </strong>Terdapat peningkatan bermakna fleksibilitas otot leher pada lingkup gerak sendi leher (fleksi, lateral fleksi kanan dan kiri, rotasi kanan dan kiri) antara sebelum dan sesudah latihan LGS aktif resistif.</p><p> </p><p><strong>ABSTRACT</strong></p><p><strong><em>Background:</em></strong><em> Rapid technological development changes the pattern of human life. Now the use of devices around the world is on average 3-5 hours per day. This can cause problems in the spine in the form of decreased neck flexibility due to posture that is maintained for a long time. Active resistive range of motion exercise is expected to improve and maintain neck flexibility. <strong>Method:</strong> This study was conducted with an experimental design using one group model pre-test and post-test without control. The number of subjects was 14 who were selected through random sampling and in accordance with the inclusion criteria. Informed consent was obtained from all the subjects. The duration of the study is 4 weeks and the intervention is carried out 3 times a week. Data is the result of measurement of neck flexibility using a universal goniometer which is done before and after the intervention. <strong>Results:</strong> Statistical test using paired t-test and Wilcoxon test. Significance value in 0.000 flexion range of motion, extension 0.046, right lateral flexion 0.020, left lateral flexion 0.011, right rotation 0.021, left rotation 0.001.<strong>Conclusion:</strong> There are significant differences in neck muscle flexibility in the entire range of motion (flexion, extension, right and left lateral flexion, right and left rotation) between before and after an active resistive range of motion exercise</em></p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.