Distribusi pencahayaan alami pada bangunan gedung perlu mendapat perhatian khusus, oleh karena pemanfaatan pencahayaan alami dapat mengurangi penggunaan energi sebagai sumber pencahayaan buatan. Namun perlu mempertimbangkan efek negative seperti terjadinya kesilauan (glare), tingkat kecemerlangan yang tinggi (brightness) dan efek penghawaan (thermal). Analisis distribusi pencahayaan alami dapat dilakukan dengan menggunakan Software Ecotech program untuk mengetahui tingkat iluminasi dalam ruangan.Metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan program Autodesk Echotech untuk mengetahui nilai iluminasi pada sejumlah titik ukur dan analisis deskriptif statistik hasil simulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat iluminasi pada langit perencanaan berpengaruh terhadap intensitas cahaya di dalam ruangan, semakin tinggi nilai iluminasi di luar ruangan maka distribusi cahaya alami akan semakin meningkat. Semakin tinggi bangunan gedung, maka nilai distribusi cahaya alami semakin meningkat. Selanjutnya distribusi cahaya alami berpengaruh terhadap orientasi bangunan pada waktu pagi, siang dan sore hari. Konstribusi penelitian ini adalah sebagai panduan dalam merancang bangunan berlantai banyak.

No abstract

No abstract

Although architectural issues show awareness of the importance of good quality public toilets, it does not take special time to discuss them in the design process. Public toilets are considered by architects as something universal, although many facts show that public toilets are always contextual. To this day, the process of designing architectural education has resulted in architects using the Design Methods approach. Along with the paradigm shift in seeing reality, the Design Methods movement shifted to Participatory Design which considers it important for users to participate in the design process. In terms of public toilets, architects still use existing universal standards and have not involved users in producing public toilets according to their respective cultural meanings. This research aims to find out whether the change in the view of the design process approach from Design Methods to Participatory Design also occurs in the design process of public toilets. The research was conducted involving the participation of architectural education final project students, cross-city professional architects, and their clients. The research method with a qualitative approach uses a constructive paradigm. The data validation and analysis use the triangulation test. The results show that the architect's design process generally still uses the Design Methods approach, even though architects do not actually conduct the design phases as theorized by Design Methods.

Desain pencahayaan merupakan salah satu prioritas dalam merancang bangunan gedung dan pemanfaatan pencahayaan alami dapat menurunkan pemakaian energi, namun perlu memperhatikan produktifitas kerja pengguna ruang dengan mempertimbangkan rekomendasi standard iluminasi (level of illuminance), kesilauan(glare), tingkat kecermelangan (brightness) dan efek penghawaan (thermal). Gedung Menara Phinisi Universitas Negeri Makassar menggunakan fasade bangunan berbentuk Hiperbolic Paraboloid sehingga desain gedung ini menjadi panduan dalam menganalisis pengaruh fasade bangunan terhadap pencahayaan alami. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh fasade bangunan terhadap tingkat iluminasi, distribusi cahaya alami dan aplikasi bentuk fasade. Metode penelitian kwantitatif dengan menggunakan program Autodesk Echotech untuk mengetahui tingkat iluminasi dalam dan luar bangunan. Hasil penelitian meyimpulkan bahwa terjadi penurunan distribusi cahaya apabila menggunakan fasade bangunan dan bentuk fasade juga berpengaruh terhadap tingkat iluminasi dalam ruang.