Pada pertengahan tahun 2019, Grab Indonesia merilis produk atau jasa baru yaitu “grabwheels” (skuter listrik atau otoped listrik) yang bisa digunakan oleh masyarakat melalui aplikasi online “Grab”. Disaat antusias masyarakat terhadap grabwheels ini semakin tinggi, namun musibahpun tak bisa dihindari, pada 11 november 2019 terjadi kecelakaan yang mengakibatkan pengguna grabwheels meninggal dunia. Kecelakan pengguna grabwheels menjadi topik hangat di lingkungan masyarakat bahkan menjadi topik hangat liputan berbagai media. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komuikasi krisis yang dilakukan oleh Grab Indonesia pada kasus kecelakaan pengguna grabwheels untuk menjaga citra perusahaan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kepustakaan (library research), media monitoring dan dokumentasi. Setelah mengumpulkan semua data dan hasil dari penelitian menunjukkan bahwa komunikasi krisis yang dilakukan oleh Grab Indonesia terkait kasus kecelakaan pengguna grabwheels dibagi menjadi tiga fase yaitu pre-crisis phase, crisis response phase, dan post-crisis phase. Dari ketiga fase itu Grab Indonesia sudah melakukan komunikasi yang baik seperti, edukasi diawal, komunikasi empati dan juga edukasi serta perbaikan layanan setelah kasus terjadi. Maka Grab Indonesia dianggap mampu mempertahankan citra perusahaannya pasca krisis tersebut terjadi.
<p><em>Berbagai lini kehidupan masyarakat ikut terkena dampak akibat keberadaan Covid-19, beragam upaya juga terus dilakukan guna menekan angka pertumbuhan Covid-19 di Indonesia, mulai dari kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar, penerapan protokol kesehatan, hingga edukasi publik mengenai pentingnya pola hidup sehat. Kondisi ini menuntut pemerintah dan stakeholder lainnya untuk mampu mendifusikan informasi terkait isu tersebut kepada masyarakat secara tepat dan akurat, salah satunya adalah dengan menggalakkan kampanye. Kampanye yang digencarkan secara intensif dianggap mampu membentuk persepsi publik mengenai suatu isu, namun terkadang validitas pesan yang beredar masih perlu dipertanyakan sehingga menimbulkan disinformasi dan berpotensi menjadi hoax, misalnya saja kampanye seputar Vaksin Covid-19. Program ini berupaya untuk meningkatkan kompetensi peserta melalui kegiatan sharing knowledge tentang produksi dan distribusi kampanye di lapangan, agar civitas UMJ dapat berkontribusi dalam mengeduksi masyarakat melalui kampanye yang mereka buat. Metode pengabdian masyarakat ini berupa talkshow dan pelatihan pembuatan kampanye melalui webinar di Zoom meeting dan live streaming di Youtube FISIP UMJ, dengan judul Communicatalks: Tren Kampanye Humas di Masa Pandemi dan berkolaborasi dengan Humas KEMENPPPA sebagai studi kasus. Hasil kegiatan ini peserta mampu menciptakan pesan-pesan kampanye yang berkualitas dan valid sehingga resiko disinformasi yang menyebabkan keresahan di masyarakat dapat diminimalisasi, contoh-contoh hasil kampanye dipublikasikan melalui media sosial.</em></p><p><strong>Kata Kunci<em>: Covid-19, Hoax, Kampanye, KEMENPPPA, Public Relation</em></strong></p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.