Sulawesi and Maluku islands are tectonically under a collision area of four earth crust plates, those are Eurasia, Philliphines Islands, Pacific Ocean and Australian-India Ocean. Palu city in Central Sulawesi island in particular is geologically an area of complex structure. A fault zone of north-west to south-east direction has formed Palu area as a block being squeezed by Palu-Koro strike-slip fault zone. The aim of this research is to know the impact of earthquake happened on October 28, 2018 has caused the fault to activate of being dynamic movement of the area. Using hand camera photos, a morphological survey and analysis show the landslides and slumps could be clearly identified. Rock and soil slide and movement was also strengthened by liquefaction of hydrological fluid content within the Palu block. Morphology of Palu-Koro fault plane was also affected significantly causing landslides and slumps on the fault plane exposed in the earth surface.
<p>Peningkatan kadar unsur atau mineral dari bijih/ ore hasil penambangan biasanya selalu dilakukan dalam industri pertambangan, bagaimana menggoperasian peralatan secara optimal diperlukan kajian yang mendalam. Penelitian yang dilakukan bertujuan mengamati parameter-parameter mempengaruhi peningkatan kadar dengan mengunakan alat meja goyang (<em>shaking table</em>) yang merupakan alat yang mengunakan prinsip metoda grafitasi, bijih yang digunakan pada penelitian adalah bijih kromit yang berasal dari Kabupaten Morowali - Sulawesi Tengah. Percobaan dilakukan dengan memvariasikan ukuran feed/ umpan dengan rentang 106 - 900 µm (mikron) hasil crushing dan grinding yang sudah dilakukan pengayakan, kemiringan deck/meja dengan rentang 5 <sup>O</sup> -15 <sup>O</sup> dan frekuensi stroke 35 rpm - 50 rpm. Hasil percobaan memperlihatkan bahwa makin kecil ukuran umpan, kadar Cr (%) makin meningkat nilai optimal pada ukuran -150 + 106 µm, hal ini disebabkan makin bebasnya mineral kromit terpisah dari gangue mineral juga meningkatnya derajad liberasi. Kemiringan meja antara 5<sup>O</sup>-10<sup>O</sup> meningkatkan kadar konsentrat Cr (%) namun mengalami penurunan 10<sup>O</sup>-15<sup>O</sup> nilai optimal dicapai pada kemiringan 10<sup>O</sup>. Frekuensi stroke rentang 35 rpm -50 rpm memberikan hasil optimal pada kadar Cr (%) pada stroke 35 rpm. Perhitungan recovery pada hasil optimal /kadar Cr (%) paling tinggi memberikan hasil 44,92 % masih tergolong rendah, memungkinkan diperbaiki dengan peningkatan homogenitas ataupun pengaturan persen solid umpan yakni dengan penambahan conditioning tank.</p>
Penentuan laju infiltrasi bertujuan untuk menentukan laju masuknya air kedalam tanah. Dimana penentuan ini di uji dari berbagai penggunaan lahan dengan memperhatikan faktor infiltrasi seperti, kerapatan vegetasi penutup, tekstur tana, permeabilitas, dan kemiringan lereng. Model yang di uji bersifat empiris yang dimana model ini merupakan fungsi persamaan tergantung waktu, dengan menggunakan model Horton. Infiltrasi sangat menentukan berlangsungnya proses hidrologi yang terjadi di suatu daerah. Dimana infiltrasi ialah proses masuknya air kedalam tanah baik air hujan maupun air irigasi. Laju infiltrasi dengan nilai yang kecil mendadakan kondisi tanah di daerah tersebut telah jenuh dan jenuhnya air tersbut akan menyebabkan air permukaan dan akan mengakibatkan aliran permukaan. Semakin kecil nilai infiltrasi makan akan semkain besar air limpasnya. Pada kegiatan pertambangan nilai laju infiltrasi berpengaruh pada kondisi tanah selain itu juga berpengaruh terhadap limpasan air yang terjadi di area pertambangan. Penelitian dilakukan di LIPI Karangsambung lebih tepatnya di Desa Tlepok, Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah. Data infiltrasi diperoleh dengan menggunakan alan doublering infiltrometer. Pada akhirnya akan diketahui perta persebaran laju infiltrasi menggunakan metode IDW dari perangkat lunak Arcgis.
To fulfil requirements of mettalurgical grade 48% Cr2O3 with Cr:Fe ratio 3:1 need the right beneficiation, one of them is using magnetic separator. Chromite sand sample obtain from Konowe-Southeast Sulawesi have low grade, so it needs process to enrichment Cr:Fe Ratio. Cr:Fe ratio feed was 0.55, after the process for size variation, roll speed, feeder speed and electric current decline Cr:Fe Ratio around 50.5%. When size -65+100 mesh Cr:Fe ratio was 0.282. At roll speed 20 RPM, feeder speed 50 Kg/Hr and electric current 1.5 A have Cr:Fe ratio 0.3525. Therefore, it needs more beneficiation before using magnetic separator for chromite sand from Konowe-Southeast Sulawesi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.