ABSTRAKIkan tongkol komo (Euthynnus affinis, Cantor 1850) merupakan salah satu jenis kelompok ikan pelagis besar yang banyak didaratkan oleh armada jarring insang dan pukat cincin di Tegal. Tersedianya data dan informasi tentang pola dan musim pemijahan merupakan bagian dari pengetahuan yang diperlukan untuk mengetahui status sumberdaya bagi upaya pengelolaanya. Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan pola dan musim pemijahan ikan tongkol komo di Laut Jawa khususnya di pantai Tegal dan sekitarnya. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-Desember 2012 di tempat pendaratan ikan kota Tegal, Jawa Tengah. Pendugaan pola pemijahan berdasarkan pengamatan sebaran frekuensi diameter telur sedangkan pendugaan musim pemijahan menggunakan pendekatan Indeks Kematangan Gonad (IKG) atau Gonado somatic index (GSI) bulanan. Analisis data oseanografi khususnya suhu permukaan laut (SPL) dan konsentrasi klorofil-a berdasarkan citra satelit Aqua Modis digunakan sebagai data dukung musim pemijahan. Hasil penelitian menunjukkan pola pemijahan tongkol komo di Laut Jawa memiliki strategi reproduksi beberapa kali memijah (partial spawner). Fekunditas berkisar antara 225.760-2.601500 telur. Musim pemijahan terjadi pada Juni-Agustus dimana konsentrasi klorofil-a tinggi.
Pengelolaan perikanan tangkap yang lestari membutuhkan informasi potensi dan pola penyebaran sumber daya ikan yang dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi dan potensi sumber daya ikan pelagis di WPP NRI 573 (perairan Samudera Hindia) dengan metode akustik. Hasil penelitian menunjukan, penyebaran densitas cukup tinggi untuk ikan pelagis ditemukan di perairan selatan Pangandaran hingga wilayah Jogjakarta. Sumber daya ikan pelagis kecil yang terdeteksi didominasi oleh ukuran ikan dengan kisaran panjang antara 25-28 cm dan ikan pelagis besar di dominasi oleh ukuran ikan 28-31 cm. Nilai rata-rata kepadatan stok untuk ikan pelagis kecil 0,041 ton/km2 dan ikan pelagis besar sebesar 0,14 ton/ km2. Potensi lestari ikan pelagis kecil sebesar 292.092 ton/tahun dan ikan pelagis besar sebesar 505.941 ton/tahun. Nilai tersebut dapat dijadikan dasar dalam upaya pengelolaan dan pemanfaatan perikanan pelagis.The sustainable management is needed information on the stock and distribution pattern of fish.This study aims to determine distribution and potential of fish resources especially for pelagic species in FMA 573 (Indian Ocean) by using acoustic method. Result of research indicated that, high density for pelagic fish found in south Pangandaran to Jogjakarta. The results obtained also that, the detected small pelagic fish were dominated by the fish size ranged between 25-28 cm and large pelagic fish was dominated by fish size of 28-31cm.The average of the stock density for small pelagic fish was 0,041 ton/km2 and large pelagic fish of 0.14 ton/km2.The sustainable potential of the small pelagic fish amounted to 292.092 ton/year and the large pelagic fish amounted to 505.941 ton/year. These values can be used as the basic management and utilization of pelagic fisheries in the waters region.
Ikan tongkol komo (Euthynnus affinis) termasuk salah satu ikan pelagis ekonomis penting yang tertangkap di Laut Jawa. Data dan informasi tentang ikan tongkol komo di Laut Jawa masih terbatas, sehingga perlu dilakukan penelitian biologi ikan ini. Penelitian beberapa aspek biologi ikan tongkol komo dilakukan dari bulan Januari sampai Desember 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa aspek biologi tongkol komo yang meliputi hubungan panjang dan berat, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad, ukuran rata-rata pertama kali tertangkap dan ukuran rata-rata pertama kali matang gonad dan kebiasaan makan. Pengukuran panjang ikan dilakukan secara acak proporsional, sampel ikan dibedah untuk mengetahui kematangan gonad, nisbah kelamin, dan jenis makanan. Hasil penelitian menunjukkan sebaran frekuensi panjang ikan tongkol komo antara 13-55 cm dengan modus 25 cm. Pertumbuhan tongkol komo bersifat isometrik dan perbandingan jumlah kelamin jantan dan betina menunjukkan nisbah kelamin dalam kondisi seimbang. Ukuran rata-rata pertama kali tertangkap (Lc) dengan mini purse seine adalah 31,75 cm. Ukuran rata-rata pertama kali matang gonad (Lm) adalah 33,7 cm. Ikan tongkol komo tergolong ikan karnivora yang mangsanya meliputi berbagai jenis ikan dan moluska.
Pemanfaatan sumber daya kepiting bakau (Scylla serrata) di perairan Pasaman Barat sudah lama dilakukan oleh nelayan kecil dengan menggunakan bubu (tangkul) yang bersifat tidak selektif. Sebagai komoditi perikanan yang mempunyai nilai ekonomis penting di Indonesia, perlu dilakukan pengelolaan yang tepat agar ketersediaannya tetap berkelanjutan. Penelitian dilaksanakan bulan Januari - November 2016, dengan tujuan mengkaji beberapa parameter populasi sebagai bahan kebijakan pengelolaan kepiting bakau di perairan Pasaman Barat agar tetap lestari. Pengumpulan sampel dilakukan secara acak dari hasil tangkapan nelayan oleh enumerator. Metode analisis parameter populasi menggunakan distribusi frekwensi lebar karapas dengan bantuan program FiSAT (FAO-ICLARM Stock Assessement Tools)-II. Hasil analisis diperoleh laju pertumbuhan (K) sebesar 0,63 pertahun, (CW)= 178,5 mm, kematian alami (M) 1,06 pertahun, kematian karena penangkapan (F)= 1,03 per tahun, dan kematian total (Z)=2,09 pertahun. Tingkat eksploitasi (E) =0,49. Tingkat pemanfaatan kepiting bakau di perairan Pasaman Barat sudah pada tahapan yang jenuh (fully exploited). Pembatasan alat tangkap merupakan opsi yang paling memungkinkan.Mud crab (Scylla serrata) is one of fisheries commodity that has an important economic value in Indonesia. Utilization of mud crabs in West Pasaman had been exploited for years long time with traps fishing gear. The research was conducted in January - November 2016 in the waters of West Pasaman. Sampling were conducted randomly. This paper aims to determine some population parameters of mud crab to used as a guidance guidance in the management of mud crab. in the waters of West Pasaman. Population parameter data analysis using software FiSAT (FAO-ICLARM Stock assessement Tools) II. The results of population dynamic parameters of mud crab showed that growth rate (K) was 0.63 per year, Length infinity (L) was 178.5 mm, natural mortality (M) was 1.06 per year, fishing mortality (F) was 1.03 per year, and total mortality (Z) 2.09 per year. Exploitation rate (E) was 0.49. The exploitation rate of mud crabs in the waters of West Pasaman were (fully exploited), the fishing need to be managed carefully, limitation of fishing gear is the most likely option to be enforced.
Tongkol abu-abu atau longtail tuna (Thunnus tonggol) salah satu jenis ikan tuna neritik sebagai target penangkapan armada pukat cincin, jaring isang, dan pancing di Laut Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter pertumbuhan, umur dan mortalitas ikan tongkol abu-abu untuk penyusunan strategi pengelolaannya. Pengumpulan data frekuensi panjang dan bobot ikan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan pada Januari – Nopember 2014. Hasil penelitian menunjukkan hubungan panjang-bobot ikan tongkol abu-abu bersifat isometrik dan indek kecepatan pertumbuhan 3,46/tahun. Ikan dapat tumbuh hingga mencapai panjang asimtotik (L) = 85 cm dengan laju pertumbuhan (K) sebesar 0,4/tahun. Umur teoritis pada saat panjang ikan sama dengan nol (t0) adalah 0,046 tahun. Umur maksimal diduga 15 tahun. Mortalitas alami (M) sebesar 0,61/tahun, mortalitas karena penangkapan (F) 1,01/tahun, mortalitas total (Z) 1,62/tahun. Tingkat eksploitasi (E) sebesar 0,59 berarti bahwa pemanfaatan ikan tongkol abu-abu di Laut Jawa cenderung sudah penuh (fully exploited).Longtail tuna as one of neritic tuna species are commonly caught by purse seine, gill net and hand line in java sea.. This research activity aims to determine population parameters i.e. growth, mortality and its exploitation rate that can contribute to strengthen database on preparation its harvest strategy. The Collecting of length and weight data were conducted at Pekalongan fishing port during period of January to November 2014. The Long-weigth relationship was isometric and growth performance index was 3.46/year. The asymptotic length rate (L) was 85 cmFL, growth rate (K) was 0.4/year and zero age (t0) was 0.046 year. This length is reached allegedly at the 15 years age. Natural mortality (M) was 0.6/year, fishing mortality (F) was 1.01/year, total mortality (Z) was 1.62/yera. The exploitation rate (E) was 0.59, it means exploitation of longtail tuna in the Java Sea tend to highly exploited.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.