Generasi milenial merupakan sebuah istilah yang akhir-akhir ini menjadi suatu hal yang fenomenal dan acap kali dibicarakan oleh banyak orang. Generasi milenial memiliki keunikan tersendiri karena mereka sering diidentikkan dengan generasi muda yang menguasai teknologi. Mereka tumbuh besar disaat perkembangan teknologi sedang maju pesat. Tak terkecuali dengan keaktifan mereka dalam menggunakan jejaring media sosial seperti, Instagram. Penelitian ini bertujuan untuk dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang fenomena penggunaan jejaring sosial Instagram untuk mengelola kesan oleh generasi milenial dalam pendekatan teori Dramaturgi yang dipopulerkan oleh Erving Goffman.   Gambaran menyeluruh ini diungkapkan melalui panggung depan dan panggung belakang generasi milenial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan paradigma interpretif. Informasi penelitian didapatkan terutama melalui sumber primer dengan observasi pada akun jejaring sosial Instagram dan observasi lapangan yang ditujukan kepada beberapa informan yang merupakan individu yang memang aktif dalam menggunakan Instagram selama kurun waktu 3 (tiga) tahun belakangan, aktif mengunggah foto dan video dan telah memiliki followers lebih dari 3000 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam jejaring sosial Instagram, generasi milenial melakukan pengelolaan kesan dengan menampilkan panggung depan sedemikian rupa melalui penampilan (appereance) dan sikap (manner) yang mengarah kepada kepada hiperrealitas. Foto dan video yang diunggah menampilkan kesan bahwa mereka berkelas, mengikuti tren perkembangan teknologi dan sukses dalam profesi pekerjaan. Sementara di panggung belakang, generasi milenial lebih memiliki penampilan dan sikap yang apa adanya. Sangat bertolak belakang dari panggung depan, belum memiliki profesi pekerjaan yang jelas dan mempresentasikan diri lebih bebas tanpa harus mengelola kesan.

This article aims to analyze how Muslim creators carry out the creativity of da'wah communication on social media. Da'wah through social media is considered more appealing for the younger generation. This research uses the netnographic method that focuses on observations on research subjects on the internet. The research object is contained in videos on the Instagram social media page @nunuzoo and the Youtube channel of Komedi Dakwah Film. The study results show that the creativity of Muslim creators can be seen from the uploaded content that is presented containing entertaining elements, humorous stories, and da'wah themes that are chosen to follow the trend in demand. The da'wahtainment uploads most sought after by netizens are presented in videos/short films rather than just posting photos and infographics. In addition, da'wah communication carried out by communicators, namely Muslim creators, uses sources that do not conflict with Islamic teachings popular media, and can change the younger generation’s lifestyle to be more Islamic.

Background: Measuring service quality is an effort to assess and evaluate service performance. Currently, the measurement of clinical forensic service quality has never been done. There is no instrument for measuring service quality for clinical forensic patients. Objectives: This study aims to collect valid evidence of a modified questionnaire to measure clinical forensic service quality. Methods: This study protocol followed three phases from the World Health Organization guidelines on translating and adapting instruments for substance abuse. The study was conducted at Bhayangkara Hospital Pekanbaru, with ten respondents in phase pretesting and thirty in phase evaluation of the internal structure. The questionnaire developed was from the original version of SERVQUAL, consisting of 5 dimensions (reliability, responsiveness, assurance, empathy, and tangible) and 22 items with a five Likert scale. Content validity, response process, and internal structure are applied to collect valid evidence.Results: A modified SERVQUAL questionnaire was obtained for clinical forensic patients with 22 items through an expert panel and respondent interview. The majority had high validity (item to total correlation coefficient r > 0.6). This final version showed excellent internal consistency (Cronbach alpha 0.956). Conclusion: The final version of the modified SERVQUAL for clinical forensic service quality questionnaire has sufficient validity evidence for its content, response process, and some part of its internal structure, namely item to total correlation and reliability.

The research question of this paper is to explore success in eradicating unlicensed mining activities with a cross-sector collaboration approach. Mining workers without permits are of concern in many sectors because they refer to state assets. The mining sector requires an effective policy governance approach, through well-integrated planning actions between government, security or police agencies, NGOs, local communities and the role of the private sector. To explore possible implementation problems by following factors that influence government policy in dealing with unlicensed mining. The method used in this paper is a qualitative descriptive approach. Data sources are secondary and premier data. Premiere data were obtained from the results of in-depth interviews with relevant informants during the research conducted. The paper locus of this research is Kuantan Singingi Regency, Riau Province, Indonesia. The analysis used refers to the systematic literature review approach to the concept of cross-sector collaboration. The paper concludes with a discussion of the important factors underlying the emergence of unlicensed mining, the fundamental obstacles in eradicating them, how the government’s plan of action to create a cross-sector collaboration as an effective solution to resolve the unlicensed mining problems.

Eri Abdulrohim merupakan seorang da’i yang juga merupakan seorang trainer, konsultan yang populer dengan dakwah melalui media sosial Tiktok. Ia dikenal sebagai Ustadz yang rajin mengunggah konten berkenaan dengan pengobatan melalui Ruqyah Syar’iyah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana penggunaan media sosial khususnya pada konten Ruqyah Syar’iyah di Tiktok sebagai sarana dakwah Ustadz Eri Abdulrohim. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode Netnografi yang menitikberatkan pengamatan pada subjek penelitian di media sosial Tiktok. Objek penelitian adalah konten yang berupa video bertema Ruqyah Syari’iyah pada akun Tiktok @eriabdulrohim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari seluruh konten video dakwah Ustadz Eri Abdulrohim di Tiktok sejak 2021, terdapat 3 Video yang tinggi jumlah viewersnya dan viral karena mengangkat tema Ruqyah Syar’iyah. Unggahan konten yang paling diminati netizen berisi terapi ayat Alqur’an untuk penyembuhan dari sihir. Selain itu, konten dakwah di Tiktok ustadz Eri memberikan kontribusi baru karena dikemas singkat, sesuai fenomena terkini, dan sesuai dengan syariat Islam.