Background: Persalinan prematur merupakan masalah yang selalu menjadi perhatian karena menjadi salah satu penyebab utama kematian neonatal. Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi ketika usia kehamilan belum mencapai 37 minggu. Persalinan prematur menjadi penyebab tingginya angka kematian bayi (AKB) karena kondisi bayi yang masih lemah karena imaturitas organ, salah satunya adalah paru-paru. Purpose: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adakah hubungan persalinan prematur dengan kejadian asfiksia neonatorum. Method: Desain penelitian yang digunakan adalah Cross-Sectional, yaitu suatu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali dalam satu saat. Dalam penelitian ini sampel diambil dengan teknik consecutive sampling, variabel dalam penelitian ini ada 2 yaitu variabel independent (variabel bebas) adalah persalinan prematur dan variabel dependent (variabel tergantung) adalah kejadian asfiksia neonatorum. Cara pengambilan data dengan menggunakan lembar observasi secara langsung kepada responden. Pengolahan data menggunakan uji korelasi Spearman. Results: Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan persalinan prematur dengan kejadian asfiksia neonatorum yaitu asfiksia ringan terjadi pada 4 bayi (100%) yang dilahirkan oleh ibu yang mengalami persalinan dengan usia kehamilan 32-36 minggu. Dengan menggunakan uji Korelasi Spearman dengan tingkat kemaknaan/signifikasi 0,00 (α<0.05), yang berarti bahwa Ho ditolak dan Hi diterima. Serta didapatkan hasil koofisien korelasi (ρ) = 0,875, yang menyatakan bahwa terdapat hubungan sangat kuat antara dua variabel yaitu persalinan prematur dengan kejadian asfiksia neonatorum. Conclusion: Berdasarkan hasil penelitian, ibu hamil dan keluarga diharapkan untuk teratur melakukan kunjungan ANC, serta bagi tenaga kesehatan untuk mempertahankan pro aktif dalam memberikan ANC Terpadu, sehingga resiko dapat terdeteksi lebih awal dan komplikasi akan mendapat penanganan secepatnya.
Light exercises (gymnastics) are highly recommended to reduce dysmenorrhea but during this adolescent only use medical therapy drugs to reduce the pain felt. The purpose of this study to determine the effect of dismal gymnastics on menstrual pain in adolescent girls 8th grade of SMPN 2 Sooko Mojokerto regency. The research design is Pre-Experimental Design with Static Group Comparison approach. The research variables are dysmenorrhea gymnastic as independent variable and dysmenorrhea pain as the dependent variable. The study population is all students of 8th grade who experienced menstrual pain in SMPN 2 Sooko as many as 54 people. A sample of 48 students taken with cluster sampling technique. Data were collected with pain scale observation sheets, and the results were tested with the Wilcoxon test. The results of Wilcoxon test showed that there was the influence of discharging gymnastics on menstrual pain in 8th grade of SMPN 2 Sooko Mojokerto. which is indicated by Ï = 0,000 and α = 0,05 so that Ï <α then H0 is rejected and H1 is accepted. Gymnastics dysmenorrhea with several movements that can provide a sense of comfort and calm so that it can affect the response of pain experienced by respondents. Students are expected to apply dysmenorrhea gymnastics to be able to relieve the pain of dysmenorrhea pain experienced so that the pain experienced can be reduced and respondents not only rely on pharmacological drugs in reducing the pain experienced.
Background: Difteri adalah penyakit akibat terjangkit bakteri yang bersumber dari corynebacterium diphtheriae. Anak-anak yang berumur satu sampai sepuluh tahun sangat peka terhadap penyakit ini. Dalam masyarakat, banyak ibu yang mempunyai balita yang beranggapan bahwa orang dewasa tidak membutuhkan imunisasi difteri karena ibu yang mempunyai balita tidak mungkin tertular atau terkena penyakit difteri. Purpose: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap ibu tentang imunisasi difteri pada anak balita. Method: Penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik korelasi. Pada penelitian ini populasinya sebanyak 221 orang. dengan sampel sebagian masyarakat di Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang sebanyak 55 orang, pengambilan sampel secara Cluster Random Sampling, instrumen yang digunakan adalah kuesioner, analisa data dilakukan melalui tahap editing, coding, scoring dan tabulasing kemudian diuji menggunakan uji normalitas. Results: Hasil penelitian didapatkan bahwa nilai rerata pengetahuan responden sebesar 13.29. Diketahui bahwa terdapat 24 reponden responden yang mempunyai yang memiliki pengetahuan kurang dan bersikap negatif sebanyak 20 responden (83,3%) ρ = 0,007 < 0,05. Ada hubungan pengetahuan dengan sikap ibu tentang imunisasi difteri pada anak balita di Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang. Conclusion: Tenaga Kesehatan diharapkan meningkatkan penyuluhan tentang imunisasi difteri dan memberikan dorongan pada ibu tentang pentingnya mendapatkan imunisasi difteri. Ibu dapat mengakses informasi tentang imunisasi difteri baik melalui media massa maupun media elektronik sehingga ibu mengerti dan mempunyai persepsi positif tentang imunisasi difteri dan dapat termotivasi untuk mengikuti imunisasi difteri.
Kanker serviks merupakan keganasan yang berasal dari serviks dan merupakan salah satu penyebab kematian pada wanita. Penyebab dari kanker serviks adalah infeksi Human Vapiloma Virus (HPV). HPV ditularkan melalui hubungan seksual dan ditemukan pada 95% kasus kanker serviks. Data dari WHO (World Health Organization), kanker merupakan penyebab kematian nomor 2 di dunia. Kurangnya pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks dapat berdampak pada tidak adanya perilaku untuk melakukan pemeriksaan dini dengan tindakan IVA. Dampak kanker serviks jika tidak segera dilakukan pemeriksaan pada organ reproduksi serviks beresiko keadaan kesehatannya telah menjadi kritis atau penyakit sudah mencapai pada tahap stadium lanjut sehingga dapat berunjung pada kematian. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan tujuan membantu semua wanita usia subur yang ada di Desa Tunggalpager Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto untuk dapat menditeksi secara dini adanya kelainan atau kondisi yang menunjukkan adanya tanda – tanda kearah kanker servik dengan melakukan pemeriksaan IVA dan Pap Smear. Kegiatan ini bertempat di RumahCantik Almira Beauty, yang di ikuti sejumlah 38 peserta. Sebelum pasien dilakukan pemeriksaan IVA & Pap Smear, pasien dikumpulkan untuk diberikan edukasi tentang pengertian CA Servik, factor penyebabnya dan bagaimana cara mencegahnya. Setelah itu, setelah itu peserta di bagi 2 kelompok, masing – masing kelompok terdiri dari 14 oarang. Dari 14 peserta yang dilakukan pemeriksaan IVA didapatkan hasil 3 peserta terdapat kelainan servik yang dicurigai kea rah CA Servik. Sedangkan 14 peserta yang dilakukan pemeriksaan Pap Smear didapatkan hasil 6 pasien mengalami vaginitis. Keberhasilan dari kegiatan ini diharapkan dengan mengetahui secara dini hasil pemeriksaan IVA Pap Smear, dan telah mendapatkan edukasi tentang CA Servik, diharapkan ibu – ibu aau peserta yang ikut dapat menjaga kesehatan reprodukasinya dan menerapakan pola hidup bersih dan sehat agar dapat meminimalkan dan mencegah terjadinya CA Servik. Setalah memahami pentingnya diteksi dini CA Servik dengan melakukan pemeriksaan IVA Pap Smear ini, diharapkan pula semua wanita usia subur tidak perlu takut untuk melakukan pemeriksaan IVA Pap Smear dan dapat melakukannya secara rutin setiap 1 tahun sekali.
Background: High-risk age for pregnant women is < 20 or > 35 years, the possibility of a bad pregnancy/ complications will increase, such as preterm labor. Premature birth is the main cause in almost 2/3 of births. Preterm labor is a labor that occurs in pregnancy between 28 -37 weeks. The incidence in BPM Bidan Nanik Suwati, Pungging Village, Mojosari Sub-District, which is from 80 women giving birth, found 7 respondents experienced preterm labor including 4 (57.14%) aged < 20 and > 35 years and 3 (42.86%) aged 20 -30 years. Objectives: The purpose of this study was to determine the correlation between pregnant women's high-risk age with the preterm of labor in Bidan Praktik Mandiri (BPM) Bidan Nanik Suwati, Amd. Keb, Pungging Village, Mojosari Sub-District, Mojokerto District. Method: The research method used is analytic correlation with a case control approach using research instruments in the form of secondary data. The sample technique used in this study was total sampling, so the sample of the study was all pregnant women of high-risk age in BPM Nanik Suwati, Pungging Village, Mojosari Sub-District at 68 respondents. The results of data collection were processed by chisquare statistical test (X 2 ) with a significance distance of α = 0.05. Results: From the results of the study, almost half (31%) of respondents experienced preterm labor and most (69%) of respondents experienced term delivery. Shows a significant relationship between the age of high-risk pregnant women with the incidence of preterm labor with a value of P = 0.036. Conclusion: The factors that influence preterm labor, such as parity, frequency of ANC patients, and obstetric complications. Therefore, it should be recommended for mothers as much as possible not to become pregnant at a high-risk age, namely age < 20 and > 35 years.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.