The background of this study is the frequent occurrence of early childhood accidents. Children as objects of protection need to be equipped with knowledge and attitudes and behaviors related to their safety. One way to avoid early childhood hazards is to increase their understanding of hazards and ways to overcome hazards through personal safety education. The study aimed to describe the implementation of early childhood self-education education and find out the results of the assessment in the Gaharu Plus KB. This research is a case study with a qualitative exploratory approach. This research was conducted from July to September 2018 involving all children (63 people). The results showed that the method of self-safety education in KB Gaharu Plus was PAUD Watching method. This method is the result of the development of the model at BP PAUD & Dikmas East Kalimantan. The stages include learning hazards, hazard surveys, hazard maps and ways to avoid hazards. Children can attend the process of self-education education. However, there were still 18.60% of new children began to develop in telling the results of the description related to potential hazards. Personal safety education in KB Gaharu Plus can improve children’s understanding of hazards and how to avoid them. References Amelia, L. (2012). Metode kindergarten watching siaga bencana gempa bumi terhadap stimulasi kecerdasan visual spasial dan kecerdasan kinestetik anak usia dini di TK Syeikh Abdurrauf Blang Oi Banda Aceh. Jurnal Tematik, 5(2), 165-179. doi: https://doi.org/10.24114/jt.v5i02.3207 Arikunto, S. (1995). Manajemen penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset kesehatan dasar. Diakses melaui http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf Bolig, G., Wahl, H.A., & Svendsen, M.V. (2009). Primary school children are able to perform basic life-saving first aid measure. Journal of Resuscitation, 80, 689-692. Direktorat Pembinaan PAUD Dirjen PAUD & Dikmas. (2015). Pedoman pengelolaan pembelajaran pendidikan anak usia dini: Pedoman implementasi kurikulum 2013 PAUD. Jakarta: Kemdikbud. Direktorat pembinaan PAUD Dirjen PAUD & Dikmas. (2015). Petunjuk teknis penyelenggaraan PAUD holistik integratif di satuan PAUD. Jakarta: Kemdikbud. Effendi, A. (2016). Kegiatan menggambar pada anak usia dini. Diakses melalui http://paudunia.blogspot.co.id pada tanggal 16 September 2017. Hartati, S. (2005). Perkembangan belajar pada usia dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Indarwati, R.D. (2011). Hubungan antara pengetahuan dan sikap orang tua tentang bahaya cedera dan cara pencegahannnya dengan praktik pencegahan cedera pada anak usia toddler di kelurahan Blumbang Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. GASTER, 8(2), 750-764. http://www.jurnal.stikes-aisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/view/26 Istifada, R., & Permatasari, H. Keselamatan diri anak SMP terhadap resiko terjadinya kecelakaan di sekolah. Diakses melalui http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2015-09/S52892-Rizkiyani%20Istifada pada tanggal 31 Oktober2018. Istiqomah, A. (2015). Upaya meningkatkan perhatian anak melalui metode bercerita dengan media boneka tangan pada anak kelompok A TK ABA Jogoyudan Yogyakarta. Pendidikan Guru PAUD S-1, IV(7), 1-8. http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/pgpaud/article/view/365 Kuschithawati, S., Magetsari, R., & Ng, N. (2007). Faktor risiko terjadinya cedera pada anak usia sekolah dasar. Berita Kedokteran Masyarakat, 23(3), 131-141. doi: https://doi.org/10.22146/bkm.3620 Lamb, et.al. (2006). Children’s acquisition and retention of safety skills: the lifeskills program. Injury Prevention,12(3),161-165. doi: http://dx.doi.org/10.1136/ip.2005.010769 Muchtamadji, A. (2004). Konsep dan penerapan pendidikan keselamatan. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga. Nugratmaja, A.S. (2011). Penatalaksanaan pencegahan kecelakaan anak usia prasekolah di Dusun Geblagan Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Tesis. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Ogawa, Y. (2005). Town watching for disaster reduction for effective and successful risk communication. United Nations World Conference on Disaster Reduction Kobe, Japan. OHSAS. (2007). Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja-persyaratan (occupational health and safety management systemsrequirements). Diakses melalui https://nuruddinmh.files.wordpress.com/2013/08/ohsas-18001-2007-dual-language.pdf pada tanggal 22 Oktober 2018. Sandy, W. (2012). Tingkat pengetahuan tentang keselamatan pada siswa sekolah dasar. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia. Sari, S. A., & Khatimah, K. (2015). The application of school watching method to increase the earthquake disaster preparedness of primary school students MIN Blang Mancung, Aceh. Journal of Education and Learning, 9(3), 241-245. doi: http://dx.doi.org/10.11591/edulearn.v9i3.2301 Sumargi, A.M., dkk. (2005). Apa yang diketahui anakanak sekolah dasar tentang keselamatan dirinya: Studi pendahuluan tentang pemahaman akan keselamatan diri. INSAN Media Psikologi, 7(3), 226-249. http://journal.unair.ac.id/INSAN@apa-yang-diketahui-anakanak-sekolah-dasar-tentang-keselamatandirinya-article-1167-edia-8-category-10.html Sumargi, A.M., & Simanjuntak, E. (2010). Pemahaman dan sikap orang tua pada keselamatan diri anak-anak usia dini. Temu Ilmiah Nasional IPPI, IPS & Fakultas Psikologi UNAIR. Vinje, M.P. (1991). Children as pedestrian: abilities and limitations. Accident, Analysis and Prevention, 13(3), 225-240. doi: https://doi.org/10.1016/0001-4575(81)90006-3
The batik group in Jarum village is a group that has had batik skills and play a role in maintaining the existence of Jarum village as a tourist village. But entering the era of the Covid-19 pandemic, the batik group in Jarum village experienced many complex problems related to creativity in the development of batik products and management of branding promotion governance in the Covid-19 pandemic. The urgency of the situation, then through the implementation of the P3WILSEN Program from ISI Yogyakarta is trying to offer alternative programs for developing batik designs and products, as well as the assistance of social media management. In the implementation of art counselling activities, this time using the method of literature studies, discussions, lectures, and experimental methods. The application of this method is intended so that the way obtained in the learning process gets optimal results. The result of the P3WILSEN program is creating a new creation batik motif Mojo Arum that has been registered in Intellectual Property Rights and making promotion branding Nunggak Semi. It is expected that in the future, there will be follow-up with the implementation of other mentoring programs that synergize and be sustainable. Kelompok batik di Desa Jarum merupakan kelompok yang telah memiliki keterampilan membatik dan berperan dalam menjaga eksistensi Desa Jarum sebagai desa wisata. Namun memasuki era pandemi Covid-19, kelompok batik di Desa Jarum banyak mengalami permasalahan yang cukup kompleks, terkait dengan kreativitas dalam pengembangan produk batik dan manajemen tata kelola promosi branding di pandemi Covid-19. Adanya urgensi permasalah tersebut, maka melalui pelaksanaan Program P3wilsen dari ISI Yogyakarta ini mencoba menawarkan alternatif program pengembangan desain dan produk batik, serta pendampingan manajemen media sosial. Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan seni kali ini digunakan metode kajian literatur, diskusi, ceramah, dan metode eksperimen. Penerapan metode ini dimaksudkan agar cara yang diperoleh dalam proses belajar mendapatkan hasil yang optimal. Hasil capaian Kegiatan P3wilsen, yaitu pembuatan motif batik kreasi baru Mojo Arum yang telah terdaftar dalam Hak Kekayaan Intelektual dan menciptakan branding promosi Nunggak Semi. Diharapkan ke depan terdapat tindak lanjut dengan pelaksanaan program pendampingan lainnya yang saling bersinergi dan berkesinambungan.
Tulisan ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan keuangan pada warga multikeaksaraan, yaitu pola hidup konsumtif yang tidak proporsional yang tidak sesuai dengan kemampuan pendapatan. Oleh sebab itu pengetahuan mengenai literasi fi nansial menjadi keharusan sehari-hari, sehingga menjadi life skill yang perlu dimiliki oleh setiap individu. Pendidikan keuangan pribadi (personal fi nance) masih jarang dilakukan. Manajemen keuangan personal merupakan bagian dari pengetahuan keuangan dasar sangat diperlukan oleh warga multikeaksaraan. Pembelajaran manajemen keuangan personal menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran dalam pendidikan multikeaksaraan. Pembelajaran lebih difokuskan pada pengenalan pengelolaan keuangan secara bijak dan mampu mengontrol keuangan serta dapat membedakan kebutuhan dan keinginan. Kegiatan dalam manajemen keuangan personal meliputi perencanaan, implementasi dan evaluasi keuangan. Pengetahuan dan keterampilan terkait dalam tiga kegiatan tersebut menjadi materi pokok dalam pembelajaran manajemen keuangan personal bagi warga multikeaksaraa, yaitu (1) pencatatan aset/harta yang dimiliki; (2) pencatatan semua pemasukan dan pengeluaran; (3) identifi kasi pengeluaran rutin bulanan dan tahunan; (4) menyusun rencana pengeluaran; (5) menabung secara periodik; dan (6) perencanaan program untuk masa depan. Kata kunci : Literasi Finansial, Multikeaksaraan, Manajemen keuangan personal
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.