Thesis examination is one of the requirements to complete a graduation course. At the Department of Informatics Engineering Universitas Surabaya, thesis examination begins with organizing the exam timetable to determine the time, examiner, and room by using traditional scheduling system. The disadvantage of the system is that the process takes a relatively long time, which is influenced by factors such as the lecturer's work schedule and the availability of the room. Program coordinator responsible for the organization of the thesis timetable must perform a thorough analysis so that the schedule does not clash with the teaching schedule and the availability of the room. In addition, the number of lecturers as examiner between one and the other has to be distributed equally. To facilitate the program coordinator, a web-based system using genetic algorithm was developed for the efficiency of thesis examination timetabling. Testing and evaluation process are conducted by taking a random respondent in accordance with the user category. The results show that the system developed can improve the efficiency of time, effort, and cost.
“Elektromagnetik” adalah salah satu mata pelajaran Fisika yang diajarkan di SMK. Materi ini sangat berguna untuk siswa karena banyak penerapan yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan yang muncul adalah siswa yang masih sulit memahami materi elektromagnetik dan rumus-rumus terkait, serta membayangkan cara menerapkan materi elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari karena sistem belajar mengajar di sekolah yang menggunakan media konvensional seperti presentasi power point, buku, papan tulis, dan alat peraga. Untuk mengatasinya, dibuat media aplikasi multimedia pembelajaran yang dilengkapi dengan berbagai fitur. Aplikasi ini diharapkan dapat memberikan kemudahan untuk siswa dalam memahami materi dan rumus-rumus terkait, serta membayangkan cara menerapkan materi dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembuatan aplikasi pembelajaran melalui penelitian dengan metode waterfall yang dimulai dengan mengumpulkan data. Data tersebut akan digunakan untuk merangkum permasalahan yang ada dan menentukan kebutuhan sistem aplikasi multimedia yang akan dibuat. Aplikasi ini melewati proses uji coba untuk memastikan aplikasi pembelajaran sudah bebas dari error (verifikasi) dan sesuai dengan kebutuhan pengguna (validasi). Validasi dilakukan dengan cara melakukan wawancara kepada tiga orang guru fisika SMK ‘X’ dan menyebarkan kuisioner kepada 20 orang siswa terkait dengan kemanfaatan aplikasi. Pengukuran dilakukan dengan melakukan pre-test dan post-test kepada 20 orang siswa. Soal yang digunakan untuk melakukan pre-test dan post-test diacak dari bank soal, masing-masing 10 soal untuk pre-test dan 10 soal untuk post-test. Hasil uji coba menunjukkan bahwa aplikasi pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi elektromagnetik dan rumus-rumus terkait, serta membantu memudahkan guru dalam penyampaian materi elektromagnetik. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan sebesar 100% dari jumlah siswa yang mampu mengerjakan lebih banyak soal post-test dengan benar.
Artikel ini membahas tentang perbedaan antara multimedia interaktif dan non-interaktif. Multimedia non-interaktif ditampilkan dalam format linier dan pengguna tidak dapat berinteraksi dengan kontennya, sedangkan multimedia interaktif memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dan mengontrol cara konten ditampilkan. Dalam pembuatan produk multimedia, developer biasanya mengacu pada dua metode, yaitu Software Development Lifecycle (SDLC) dan Multimedia Production Stage (MPS). MSEM (Multimedia Software Engineering Methodology) adalah metode pengembangan perangkat lunak yang didesain untuk membantu dalam pembuatan aplikasi multimedia interaktif atau non-interaktif. Studi ini mengkaji manfaat MSEM pada implementasi produk multimedia dengan mempelajari dampak dan manfaat penggunaan MSEM pada perangkat promosi wisata lokal yang memuat multimedia interaktif dan non-interaktif. Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan masukan pihak developer multimedia untuk menggunakan MSEM dalam merencanakan dan mengembangkan produk multimedia.
Abstract— Proses pembuatan produk multimedia menggunakan pendekatan yang identik dengan rekayasa perangkat lunak (SDLC). Pada pengembangannya, SDLC mengalami modifikasi sesuai dengan ruang lingkup dataset multimedia dan memunculkan metodologi Multimedia Development Lifecylce (MDLC). Namun metodologi ini memiliki kelemahan apabila produk multimedia yang dikembangkan berbasis waktu karena memiliki pendekatan yang berbeda. Sebagai contoh produksi film umumnya mementingkan tahap pra-produksi, produksi dan pasca-produksi seperti pada alur pengerjaan proses produksi video. Tahapan ini belum pernah diakomodasi sebelumnya pada standar MDLC. Kami mengusulkan modifikasi MDLC untuk mengkombinasikan proses produksi video agar dapat membantu pihak pengembang dalam merencanakan dan membangun produk multimedia berbasis waktu. Untuk memvalidasi usulan metode ini, kami menggunakan studi kasus film dokumenter krupuk Amplang Balikpapan. Studi kasus ini dipilih karena krupuk Amplang Balikpapan kurang dikenal oleh masyarakat terutama dari luar Balikpapan. Popularitasnya masih dibawah krupuk Amplang Samarinda. Film dokumenter ini perlu dilengkapi dengan perangkat pelengkap dalam bentuk website interaktif sehingga relevan dengan penerapan modifikasi MDLC. Hasil pengujian menggunakan Film Analysis Guide serta uji t berpasangan terhadap data responden setelah memakai produk ini dapat disimpulkan bahwa metode usulan modifikasi MDLC dapat menjadi alternatif pengembangan produk multimedia berbasis waktu. Keywords: mdlc, proses produksi video, film dokumenter, amplang, balikpapan Abstrak— The production of multimedia products follows a methodology that is identical to software engineering (SDLC). During the process of its development, the Standard Development Lifecycle (SDLC) was altered to accommodate the comprehensive nature of the multimedia dataset, which resulted in the emergence of the Multimedia Development Lifecycle (MDLC) methodology. On the other hand, if the multimedia product that is being developed is time-based, then this methodology is inadequate because it takes a different approach. For instance, the pre-production, production, and post-production stages of film production are the most important ones to focus on, just as they are in the workflow of the video production process. The MDLC standard has never before made room for this level in any of its iterations. As a result, we suggest a change to the MDLC in order to combine the video production process in order to provide developers with assistance in the process of planning and producing time-based multimedia products. In order to demonstrate the viability of this proposed strategy, we conducted a case study based on the documentary film crackers Amplang Balikpapan. The Amplang Balikpapan crackers were selected for this case study because they are not as well known by the general public, particularly those who are not from the Balikpapan area. Its notoriety is not yet on par with that of the crackers sold in Amplang Samarinda. In addition, in order for this documentary to be useful in the process of implementing the MDLC alteration, it needs to be accompanied with supplementary resources. One example of these tools is an interactive website. The results of the test using the Film Analysis Guide and a t-paired test of the respondent's data after using this product can be obtained by saying that the modified MDLC method can be an alternative time-based multimedia product development. This was determined by comparing the data from both of these test. Kata kunci: mdlc, video production process, documentary movies, amplang, balikpapan
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.