Objective: To know the difference of patient satisfaction to dental service based on gender and age in urban and rural area of Gowa regency of South Sulawesi, Indonesia. Material and Methods: This study used pilot pathfinder survey design, conducted in Gowa regency in April 2018. The sample consisted of 420 participants. Data were collected using a satisfaction III questionnaire that has been designed in accordance with a survey of fifty-one questions. Questionnaires are divided into seven subscales: General Satisfaction, Technical Quality, Interpersonal Aspect, Communication, Financial Aspect, Time Spent with Doctors, Access / Availability / Convenience. The level of satisfaction was analyzed using t independent test. The level of significance was set at 5%. Results: In dental and oral health services in urban areas there was a significant difference of satisfaction level between males and females group >35 years and in rural area there was difference of satisfaction level significant between mals and females based on communication aspect in age group ≤35 years and there is no significant difference of satisfaction level between urban and rural area. Conclusion: There is difference of satisfaction level between males and females based on technical and communication quality aspect and there is no difference of level of satisfaction between urban and rural area.
Latar belakang: Perubahan warna atau diskolorisasi adalah suatu kondisi pada gigi yang mengalami perubahan dalam corak, warna atau translusensi. Perubahan warna gigi dapat disebabkan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Perubahan warna gigi terjadi pada gigi permanen maupun gigi sulung. Pada gigi sulung, diskolorisasi gigi umumnya disebabkan oleh faktor intrinsik yang dapat terjadi selama masa pembentukan gigi, yaitu pada trimester kedua intra uterin kemudian dilanjutkan sampai anak berusia 8 tahun. Perubahan warna ini dapat disebabkan oleh kelainan herediter, demam tinggi yang terjadi pada masa pembentukkan email dan dentin, penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka waktu yang lama seperti tetrasiklin, trauma, serta mengkonsumsi fluoride dalam kadar yang berlebih dan dalam jangka waktu yang lama.Tujuan: Untuk mengetahui persentase penyebab terjadinya diskolorisasi gigi pada anak prasekolah di kota Makassar. Metode: Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan cross sectional study-observational descriptive. Lokasi penelitian dilakukan di 76 taman kanak-kanak di Kota Makassar dengan sampel sebanyak 3.766 anak. Prosedur dimulai dengan memberikan penyuluhan kepada orang tua dan siswa kemudian dilanjutkan dengan pengisian informed consent. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan pada anak dan penentuan diskolorisasi menggunakan shade guide. Setelah itu, peneliti melakukan pengamatan untuk menentukan penyebab diskolorisasi. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan angka kejadian diskolorisasi gigi yang cukup rendah ditemukan pada anak pra sekolah di Kota Makassar, yaitu sebesar 10,67% dengan persentase kejadian pada siswa laki-laki sebesar 55,97% dan siswa perempuan sebesar 44,03%. Diskolorisasi gigi lebih banyak terjadi pada usia 5 tahun dengan persentase 70,4%; 89,3% diskolorisasi disebabkan oleh faktor intrinsik.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.