Sistem persinyalan CBTC atau dikenal juga sebagai moving block sifatnya fleksibel pergerakan kereta. Ditambah dukungan perangkat penanda posisi kereta yang akurat, headway pun dapat diatur sedemikian rupa agar dekat, namun tetapi dalam batasan jarak aman. Untuk mendukung keselamatan tersebut maka dalam perkeretaapian ada istilah fasilitas operasi, dimana fasilitas operasi tersebut adalah segala fasilitas yang diperlukan agar kereta api dapat beroperasi, dimana untuk jenis dari fasilitas operasi tersebut diantaranya adalah sistem interlocking yang memiliki fungsi untuk membantu kelancaran perjalanan kereta api dalam stasiun maupun di luar stasiun. Bentuk fasilitas operasi yang ada di dalam stasiun adalah sistem persinyalan dimana untuk jenis sistem persinyalan yang digunakan di wilayah studi khususnya pada stasiun Lebak Bulus – Bundaran HI menggunakan sistem persinyalan Communication Bassed Train Control (CBTC). Kesimpulan dari gangguan pada ID operasi disebabkan oleh beberapa unsur yaitu bejalan berlawanan dengan travel direction, dihilangkan oleh tim dispatcher, ID operasi akan hilang setelah melakukan perjalanan, ketika kereta melakukan EB (emergency brake). Pada saat ID Operasi hilang, masinis melaporkan kejadian kepada OCC (Operation Control Center) untuk tindak lanjutnya seperti apa, meminta rute di normalkan kembali atau pemberian ID Operasi kembali pada kereta tersebut, dan masinis mengganti mode operasi dari ATO (Automatic Train Operation ) untuk berjalan ke stasiun selanjutnya.
Transportasi merupakan urat nadi dalam setiap kehidupan masayarakat. Pergerakan masyarakat tidak akan dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya sarana transportasi sehingga akan berpengaruh kepada pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman pergerakan masyarakat dalam berpindah tempat setiap hari telah menyebabkan terjadinya kemacetan di jalan raya. Pertumbuhan kendaraan pribadi tidak seiring dengan luasnya jalan raya. Oleh sebab itu pemerintah mulai memikirkan penggunaan moda transportasi yang murah dan mampu mengangkut orang dalam jumlah banyak yang salah satu diantaranya adalah kereta api dan MRT. Penelitian ini berusaha untuk menganalisis pola operasi weekday MRT Jakarta berdasarkan kepadatan penumpang. Penelitian ini menggunakan pendekatan literatur yaitu suatu metode pengumpulan data dan informasi berdasarkan buku-buku referensi maupun peraturan yang ada dan berlaku. Data yang diperlukan terlebih dahulu dalam menunjang penelitian adalah data sekunder maupun data primer, yang kemudian akan dilakukan analisis untuk mencari permasalahan yang ada serta mencari penyelesaian masalah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan jumlah penumpang pada pukul 18:00 – 19:00 WIB sebesar 104 % dengan kebutuhan armada sebanyak 14 stamformasi dan jumlah perjalanan sebanyak 19 perjalanan dan antara pukul 19:00 – 20:00 WIB sebesar 120 % dengan headway 10 menit dapat di perkecil menjadi headway 7 menit dengan jumlah perjalanan sebanyak 13 perjalanan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.