Kehidupan para penggemar musik metal pada era 1980-an menarik untuk diperbincangkan kembali mengingat status mereka yang terbilang rumit di dalam ranah diskusi mengenai eksistensi subkultur terutama subkultur penggemar musik metal. Musik rock selama ini memang menjadi ikon resistensi bagi kaum muda. Musik metal sebagai turunan dari musik rock bisa dikatakan juga sebagai resistensi terutama ketika memasuki era tahun 1990-an. Namun, bagaimana dengan penggemar musik metal pada tahun 1980-an, apakah mereka juga melakukan resistensi sebagaimana yang dilakukan oleh para penggemar metal tahun 1990-an dan bagaimana konstruksi identitas kultural mereka adalah hal-hal yang melatar belakangi penulis untuk membuat buku berjudul “Heavy Metal Parents – Identitas Kultural Metalhead Indonesia 1980-an” ini.
The storytelling method is one method that influences student learning. With storytelling, students can make a mind map of the information they get and the ideas they want to convey. Students with special needs (deaf) need their method of storytelling. The PKM Photography Study Program from ISI Surakarta conducted photography training as a storytelling medium for students attending YKK Pacitan Elementary School, East Java. Through photo media, deaf students can easily convey ideas and assist in teaching and learning. In addition, this training improves students’ photography ability using DSLR and smartphone cameras. Students participating in photography training as a storytelling medium demonstrate their ability to take pictures of objects and write descriptions as a whole storytelling unit summarized in a photo catalog containing the works of all photography training participants as storytelling.
Penelitian mengenai subkultur metal selama ini banyak berfokus pada kelompok-kelompok besar di kota besar atau fokus ada pada gaya hidup kelompok musiknya, bukan pada penggemarnya. Penelitian ini lebih fokus pada penggemar musik metal yang lebih kecil dan keberadaannya bahkan jarang diketahui oleh orang di luar tempat tinggal mereka, yaitu remaja muslim putri yang ada di Desa Sigedang, Kejajar, Wonosobo. Kelompok remaja muslim putri penggemar musik metal Desa Sigedang dianggap sebagai kelompok yang menyimpang karena melakukan hal-hal yang menurut masyarakat Desa Sigedang tidak lazim. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan mengenai bagaimana kehidupan subkultur remaja muslim putri penggemar musik metal di Desa Sigedang. Penelitian ini menggunakan metode etnografi. Peneliti melakukan obeservasi partisipatoris dengan cara ikut bergabung dalam beberapa kegiatan remaja tersebut. Remaja muslim putri penggemar musik metal di Desa Sigedang menyukai musik metal bukan hanya karena ingin tempil beda, tapi karena merasa tidak suka dengan sesama remaja Desa Sigedang yang seleranya musiknya terbatas pada lagu dangdut, pop melayu, dan qosidah. Remaja putri tersebut sering menunjukkan ciri khas metalnya ketika sedang bergaul dengan masyarakat Desa Sigedang. Tegangan dan negosiasi tidak dapat terelakkan dengan adanya hal tersebut. Keywords: Subkultur, Remaja muslim putri, Penggemar musik metal
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.