Perairan pantai Waiheru meruapan pesisir pantai dengan aktivitas yang cukup tinggi.Adanya pemukiman penduduk yang padat di sekitar pesisir dan juga dekat dengan kebun sayur, mengakibatkan pesisir ini juga mengalami tekanan. Banyaknya pencemar pada air akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air sehingga akan mengakibatkan penurunan sumberdaya alam perairan tersebut. Salah satu sumberdaya yang tinggal di pesisir pantai adalah gastropoda.Gastropoda umumnya dapat menggambarkan kondisi perairan, sehingga keberadaannya dapat dijadikan indikator penentu kualitas perairan..Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragamn gastropoda dan kondisi perairan pantai Waiheru.Penelitian ini dilakukan pada tahun 2022 padapesisir perairan Waiheru dengan menggunkan metode belt transek. Jarak antara transek 50 m. Metode yang dilakukan meliputi 3 bagian yaitu pengambilan data insitu, analisa laboratorium dan analisa keragaman gastropoda, metode STORET dan metode ABC. Pesisir pantai Waiheru merupakan lokasi pesisir yang memiliki aktivitas yang tinggi, antara lain aktivitas bameti, aktivitas pemukiman dan kebun sayur di sekitar pesisir Hasil analisa ditemukan bahwa pesisir Waiheru terdapat 14 spesies dengan spesies Nerita squamulata memiliki kepadatan tertinggi (1.93 ind/m2). Pesisir Waiheru mempunyai indeks H dalam kategori sedang.Untuk indeks Evenes atau keseragaman terlihat bahwa pesisir Waiheru masuk dalam kategori rendah.Indeks dominansi spesies pesisir Waiheru tidak ada dominasi spesies.Hasil analisa hubungan sifat fisik kima air laut yang dihubungkan dengan metode STORET menunjukan bahwa pesisir Waiheru digolongkan dalam kelas C dan dikategorikan tercemar sedang. Kurva ABC menggambarkan lokasi pesisir Halong termasuk kategori perairan yang tercemar sedang.
The Nuruwe waters are oceanic waters with a considerable amount of fisheries resources and a potential for tourism in natural and aquaculture tourism. This research aimed to analyze the characteristics of the physical and chemical parameters as a limiting factor for the site selection of seaweed cultivation in Nuruwe waters and analyze land suitability of seaweed cultivation based on its criteria and determine the area of cultivation. A random sampling technique was applied to the data collection of marine environmental parameters. Data were analyzed using a spatial analysis with GIS techniques and carrying capacity analysis. The spatial analysis was used to determine the land suitability of seaweed cultivation based on the site selection criteria. The results showed that water quality parameters were suitable to support seaweed cultivation with the longline system. The effective area is ± 10 ha, with the number of longlines that can be placed as many as 20 units. ABSTRAK Perairan Nuruwe merupakan perairan oseanis dan juga perairan dengan potensi perikanan yang cukup melimpah serta terdapat potensi wisata baik dalam wisata alam maupun wisata budidaya. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) menganalisis karakteristik parameter fisika-kimia sebagai faktor pembatas kesesuaian lokasi budidaya rumput laut di perairan Nuruwe, serta 2) menganalisis kesesuaian lahan budidaya rumput laut berdasarkan kriteria kesesuaian lahan dan menentukan luasan lahan budidaya. Metode pengambilan data parameter lingkungan perairan dengan teknik random sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis spasial untuk menentukan kesesuaian lahan menggunakan GIS berdasarkan kriteria kelayakan budidaya rumput laut dan analisis daya dukung. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh parameter kualitas air yang diukur layak atau sesuai untuk mendukung kegiatan budidaya sistem longline di perairan Nuruwe. Kesesuaian lahan budidaya rumput laut dengan sistem longline di perairan Nuruwe tergolong sesuai (S2). Luasan lahan yang efektif sebesar ± 10 ha dengan jumlah sebanyak 20 unit longline. Kata Kunci: Kesesuaian lahan, budidaya, daya dukung, rumput laut, perairan Nuruwe
Contaminants entering marine systemts have become environmental issues because of their significantly negative impacts. Coasts of Rumah Tiga Village are connected to Ambon Bay and provide marine habitats and tourist attractions due to their location close to Merah Putih Bridge (including recreations, restaurants and aquaculture sites). These human related activities contribute to the discharge of wastes into marine waters. Due to their location at inshore outer Ambon Bay, marine pollutants from the bay tend to be applied at the location. Because of the concentrated pollutants at the location, the coasts of Rumah Tiga Village are a suitable location to conduct beach clean-ups in Ambon Bay. The beach clean-up activities also aim to allow Study Program of Marine Science of Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Pattimura University to raise awareness to its students and local community to care for environment.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.