Peran informasi sangat penting terhadap organisasi. Informasi merupakan data yang diletakkan ke dalam konteks yang lebih berarti dan berguna untuk dikomunikasikan kepada penerima dalam menunjang pembuatan keputusan. SP2TP merupakan media informasi puskesmas serta wajib dilaporkan ke dinas kesehatan. Untuk itu, proses komunikasi data perlu dilaksanakan dengan baik dan benar, agar menghasilkan data dan informasi berkualitas. Hasil evaluasi program SP2TP Dinas Kesehatan Tolitoli Tahun 2010 ditemukan. Dari 13 puskesmas 3 puskesmas (23.08%) mengirim laporan tepat waktu dan lengkap, serta masih terdapat 10 puskesmas (76.92%) dengan ketepatan waktu dan kelengkapan laporan bervariasi. Mengevaluasi komunikasi data SP2TP ditinjau dari segi kemampuan puskesmas sebagai pengirim dan dinas kesehatan sebagai penerima data SP2TP. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif bersifat eksploratif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Subjek penelitian adalah petugas SP2TP puskesmas dan dinas kesehatan ditentukan berdasarkan “purposive sampling” Total jumlah responden sebanyak 14 orang. Kemampuan puskesmas sebagai pengirim data SP2TP belum optimal meliputi: Kondisi puskesmas dengan geografis sulit, SDM belum memadai, jumlah tenaga minim, beban kerja tinggi, belum adanya media komunikasi elektronik, fasilitas pendukung belum dimanfaatkan secara maksimal, pengiriman laporan masih dengan cara sederhana, menjadi faktor penghambat terhadap pelaksanaan komunikasi data SP2TP. Kemampuan dinas kesehatan sebagai penerima data SP2TP belum optimal meliputi: mekanisme penerimaan laporan berbelit-belit, minimnya fasilitas teknologi dalam pengolahan data, umpan balik sangat jarang dan bahkan tidak dilakukan secara tertulis, menyebabkan laporan SP2TP dihasilkan kurang berkualitas.
Penyakit jantung koroner adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya suplai darah ke otot jantung sebagai akibat tersumbatnya (obstruksi) pembuluh darah arteri koronaria. Data world Health Organization (WHO) tahun 2012 menunjukkan 17,5% juta orang di dunia meninggal akibat penyakit kardiovaskular atau 31% dari 56,5 juta kematian di seluruh dunia. Di seluruh kematian akibat penyakit kardiovaskuler 7,4 juta (42,3%) diantaranya disebabkan oleh Penyakit Jantung Koroner (PJK). Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran pada pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK) dengan gangguan kebutuhan oksigenasi di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Tk.II Pelamonia. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan deskriptif observasional untuk mengetahui gambaran yang terjadi pada kedua pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK) dengan gangguan kebutuhan oksigenasi setelah dilakukan asuhan keperawatan yang sama. Hasil studi kasus menunjukkan bahwa setelah dilakukan proses asuhan keperawatan terhadap pasien dengan gangguan kebutuhan oksigenasi pada pasien Penyakit Jantung Koroner, kedua pasien mengalami perubahan pada pola napas dengan nilai respirasi dari 28x/menit menjadi 20 x/menit. Ketidakefektifan pola napas dapat diatasi dengan pemberian terapi oksigen nasal kanul 3 liter/menit.
Background: Stunting often called stunted or short, is a condition of failure to thrive due to chronic malnutrition and psychosocial stimulation and exposure to repeated infections in the First 1000 Days of Life (from fetus to child aged 2 years). Objective: The purpose of this study was to determine the factors associated with the incidence of stunting in the working area of the Tikson Raya Public Health Center, Banggai Laut District. The quantitative study with a case-control research design was applied. The number of samples used was 90 people with the Stratified Random Sampling technique. The data was collected by a questionnaire and analyzed by using univariate, bivariate, and multivariate analysis. Results: An association between breastfeeding (p=0.009), the timing of complementary feeding (p=0.009), history of infectious disease (p=0.001), basic health practices (p=0.000), environmental sanitation hygiene (p=0.000), knowledge of maternal nutrition (p = 0.000) with the incidence of stunting in the working area of the Tikson Raya Public Health Center, Banggai Laut District. The environmental sanitation hygiene variable was identified as the most related to the value of OR = 17.367. Conclusion: Exclusive breastfeeding, complementary breastfeeding, infectious diseases, basic health practices, environmental sanitation, and knowledge of maternal nutrition are associated with the incidence of stunting in toddlers in the working area of Tikson Raya Public Health Center, Banggai Laut District.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.