Pada masa ini banyak tersedia berbagai jenis ransum komersial (konsentrat) untuk ayam petelur yang diproduksi oleh perusahaan pakan ternak, dimana komposisi zat-zat makanannya telah tercantum sehingga nilai nutrisi pakan yang disusun dapat dihitung kadarnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian jenis konsentrat komersil yang berbeda terhadap konsumsi ransum, rasio efisensi penggunaan ransum, Hen Day Egg Production (HDEP) dan Berat Telur. Penelitian ini dilaksanakan pada peternakan ayam ras petelur yeng terletak di Kelurahan Matali Kecamatan Kotamobagu Timur Kota Kotamobagu. Ayam petelur yang digunakan adalah Strain Silver sebanyak 240 ekor berumur 78 minggu. Penelitian ini menggunakan Rancangan acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 8 ulangan. Rancangan ini digunakan untuk menganalisis pengaruh perlakuan tiga jenis konsentrat komersil terhadap konsumsi ransum, rasio efisensi penggunaan ransum, Hend Day Ggg Production (HDEP) dan Berat telur, yaitu Konsentrat komersil A (RA), Konsentrat komersil B (RB) dan Konsentrat komersil C (RC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk konsumsi ransum, rasio efisiensi ransum, Hen Day Egg Production dan berat telur untuk Konsentrat komersil A (RA), Konsentrat komersil B (RB) dan Konsentrat komersil C (RC) menunjukkan berbeda tidak nyata. Hal ini disebabkan karena komposisi zat-zat makanan dan asam-asam amino dalam ransum sesuai dengan kebutuhan ayam petelur. Dengan pengertian bahwa konsentrat komersil yang digunakan dalam penelitian ini (RA, RB dan RC) mempunyai kualitas yang hampir sama. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Konsentrat komersil walaupun dari produsen yang berbeda memiliki kandungan zat-zat makanan yang lengkap dan seimbang.Kata Kunci: Konsentrat komersil, ayam ras petelur, konsumsi ransum, berat telur
Faktor genetik pada pewarisan bobot hidup ternak adalah nilai pemuliaan, deviasi dominansi dan heritabilitas. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi komponen genotipe nilai pemuliaan dan deviasi dominansi bobot hidup serta heritabilitasnya pada sapi Peranakan Ongole dan Lokal. Total 74 induk sapi generasi awal (G0), dan 104 induk generasi 1 (G1) dari pejantan sapi Ongole dianalisis kontribusi genetik. Lokus gen sapi Ongole (gen O) dan gen sapi Lokal (gen L) hasil pengukuran bobot hidup ternak genotipe OO, LL dan LO dianalisis melalui komponen nilai pemuliaan dan deviasi dominan gen. Program statistik Excel XP digunakan menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata populasi tetua (µ) bobot hidup ternak (G0) adalah 340,01 ± 6,12 kg. Sedangkan rara-rata populasi (µ1) bobot hidup ternak generasi keturunan (G1) adalah 359,60 ± 5,67 kg, dengan respon seleksi (∆µ) sebesar 19,59 kg. Komponen genotipe homozigot OO dan LL sangat didominasi oleh aksi gen aditif dengan nilai pemuliaan lebih tinggi untuk bobot hidup daripada aksi gen deviasi dominan. Genotipe heterozigot LO didominasi pula oleh aksi gen deviasi dominan yang lebih rendah daripada aksi gen aditif. Heritabilitas (h2) bobot hidup sapi sebagai aksi gen aditif adalah 0,66 dengan kategori tinggi, sedangkan aksi gen dominan () adalah sebesar 0,33 yang dikategorikan heritabilitas sedang.Kata Kunci: Nilai pemuliaan, aksi gen dominan, bobot hidup, sapi Campuran Lokal-Ongole
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.