<span lang="IN">Kajian ini bertujuan untuk mengetahui: </span><span lang="IN">(1</span><span lang="IN">) <em>platform</em> Dataverse dan RIN; (2) pengelolaan data penelitian dengan Dataverse RIN; (3) pemanfaatan data penelitian dengan Dataverse RIN; dan (4) tantangan pustakawan dalam manajemen data penelitian. Jenis data kajian ini bersifat deskriptif – kualitatif dengan sumber data studi dokumen/literatur dan simulasi melalui Dataverse RIN. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa: (1) </span><span lang="IN">Dataverse merupakan <em>platform</em> database RIN yang bersifat <em>open source </em>dan dapat digunakan untuk efektivitas pengelolaan, penyimpanan, dan berbagi data penelitian; (2) pengelolaan data penelitian dengan Dataverse RIN dapat mengadopsi konsep RDM UK Data Service; (3) Data penelitian di Dataverse RIN dapat dimanfaatkan untuk pengembangan iptek dan peningkatan kualitas data penelitian berikutnya; dan (4) Pustakawan sebagai pengelola data dan depositor di Dataverse RIN perlu belajar lebih banyak tentang konsep penerapan pengelolaan data penelitian berdasarkan karakteristik lembaga dan harus siap menghadapi tantangan sebagai ‘pustakawan data’. Rekomendasi kajian ini yaitu: (1) perlunya peningkatan kompetensi pustakawan sebagai pengelolaan data penelitian; dan (2) keaktifan pustakawan dalam penyusunan kebijakan pengelolaan data penelitian dan berkolaborasi dalam kegiatan penelitian lembaga. </span>
Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan dan mengetahui kompetensi, upaya, tantangan dan peluang pustakawan dalam menghadapi disrupsi profesi di era library 4.0. Jenis data kajian ini adalah kualitatif dengan sumber data literature review. Literatur yang telah direview kemudian dianalisis isinya berdasarkan pokok bahasan kajian. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa pustakawan (di berbagai jenis institusi perpustakaan) sebaiknya meningkatkan kompetensi diri dan melakukan tranformasi perpustakaan untuk persiapan menghadapi disrupsi. Pustakawan perlu meningkatkan kompetensi dirinya secara profesional dalam hal pengelolaan e-resources perpustakaan, kepemimpinan manajerial, literasi digital, dan literasi penelitian. Kompetensi tersebut sebagai bekal pustakawan untuk melakukan tranformasi perpustakaan dan mewujudkan masyarakat berpengetahuan. Selain itu, pustakawan juga harus memandang isu dan fenomena disrupsi sebagai tantangan dan peluang yang positif bagi pengembangan karir profesinya di masa mendatang. Sebagai rekomendasi, pustakawan perlu mengikuti perkembangan teknologi digital library 4.0 dan memperhatikan tiga hal, yaitu penguatan pengetahuan, membangun konektivitas, dan berorientasi pada kebutuhan komunitas. Hal tersebut dilakukan agar pustakawan siap menghadapi disrupsi dan pelayanan perpustakaan yang diberikan kepada pengguna berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat.ABSTRACTThis study aims to explain and to know the competencies, efforts, challenges and opportunities of librarian for encounter the profession disruption in the library 4.0 era. This type of study data is qualitative with literature review as data sources. The literature that has been reviewed then analyzed based on the subject matter. The results of this study indicate that librarians (in various types of library institutions) should improve their competences and conduct the library transformations to disruption preparation. Librarians need to increase their professional competence in terms of library e-resources management, managerial leadership, digital literacy, and research literacy. These competencies as the librarian asset to transform the library and realize the knowledgeable community. In addition, librarians must look at disruption issue and phenomena as positive challenges and opportunities for professional career development in the future. As the recommendation, librarians need to keep up of digital technology development of library 4.0 and noticed to three things, namely knowledge strengthening, connectivity building, and oriented to the community needs. This is done so that librarians are ready to encounter the disruption and library services provided to users can be impacted for the community welfare.
dengan aplikasi open conference system: upaya pengembangan penerbitan prosiding online di Indonesia. Khizanah Informasi, dan Kearsipan, 5(1), 29-49. DOI: http://dx.doi.org/10.24252/kah.v5i1a3 ABSTRAKKajian ini bertujuan untuk menjelaskan dan mengetahui: (1) ketentuan umum penyelenggaraan konferensi dan penerbitan prosiding hasil konferensi; (2) jumlah prosiding ber-ISSN yang terbit di Indonesia; (3) upaya pengembangan penyelenggaraan e-conference dan penerbitan e-proceeding di Indonesia; dan (4) tahapan pengelolaan e-conference dengan OCS. Hasil kajian ini, yaitu: (1) dalam pengelolaan prosiding, penyelenggara konferensi harus memperhatikan lingkup konferensi dan ketentuan penerbitan prosiding, baik untuk skala nasional maupun internasional; (2) jumlah penerbitan prosiding di Indonesia relatif masih rendah, terlihat pada jumlah terbitan prosiding ber-ISSN hanya sejumlah 997 prosiding dan dari jumlah tersebut hanya diketahui sekitar 63 prosiding yang sudah diterbitkan dalam versi online; (3) pemerintah dan penyelenggara konferensi perlu berupaya keras dan memiliki komitmen yang tinggi untuk menggalakan penyelenggaraan e-conference dan penerbitan eproceeding di Indonesia; dan (4) pengelolaan e-conference dengan OCS membutuhkan sumber daya organisasi yang memadai dan perencanaan yang matang agar menghasilkan publikasi yang berkualitas. Kata kunci: Konferensi, prosiding, open conference system, public knowledge project ABSTRACT This study aims to describe and determine: (1) the general provisions of the conference and the proceeding publication of conference resulting; (2) the number of proceedings had ISSN that published in Indonesia; (3) efforts to develop the conference holding and e-proceedings publication in Indonesia;and (4)
ABSTRAK PENDAHULUANPustakawan merupakan ujung tombak keberhasilan penyebarluasan informasi di perpustakaan. Dalam mengemban tugas tersebut, pustakawan dituntut untuk meningkatkan kinerjanya secara profesional agar mutu pelayanan perpustakaan menjadi lebih baik dan pengguna yang dilayani merasa puas. Mardiyanto (2010) menyatakan bahwa pustakawan sebagai suatu profesi lebih ditekankan pada aspek kompetensi. Ini berarti siapapun, asal memiliki kompetensi dan bekerja di perpustakaan, baik perpustakaan negeri (pegawai negeri sipil) maupun swasta, dapat disebut sebagai pustakawan.Kompetensi sebagai wujud dari profesionalisme pustakawan diperlukan untuk memenuhi tujuan penerapan kode etik pustakawan dalam rangka pelaksanaan sertifikasi pustakawan yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional RI. Kompetensi profesional ini bertujuan untuk meningkatkan peran aktif pustakawan dalam membawa perubahan dan meningkatkan kecerdasan masyarakat untuk mengantisipasi perkembangan dan perubahan di masa depan (Perpustakaan Nasional RI 2013).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.